
“Ada saatnya seperti ayah, teman, dan bos. Waktu latihan, kami bosnya dia. Di luar itu, hubungan seperti bapak dan anak,” ujar Indra, ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (4/10/2013).
Rasa hormat ditunjukkan para pemain kepada Indra Sjafri. Itu terlihat ketika pertandingan Piala AFF U-19 di Jawa Timur pada September 2013, pemain mencium tangan Indra untuk meminta dukungan, sesaat sebelum masuk lapangan.
Mantan pemain PSP Padang kemudian membelai kepala anak-anak asuhnya. Menurut Indra Sjafri, tidak selamanya para pemain menjalankan instruksinya. Terkadang itu membuatnya kesal, tapi dia memahami, sebab Evan Dimas dkk masih berada dalam masa pertumbuhan.
“Banyak suka dan duka melatih timnas usia muda. Anak-anak terkadang ada yang nakal. Tapi lebih banyak sukanya, melihat kemampuan mereka meningkat, itu salah satunya. Ini menjadi alasan mengapa saya memilih melatih timnas usia muda,” ungkapnya.
Berada di tengah-tengah Evan Dimas, Ilham Udin Armayin, dan Ravi Murdianto, membuat Indra Sjafri selalu teringat istri, Temi Indrayani serta kedua anaknya, Aryandra Andaru dan Diandra Aryandri. Di sela waktu luang, Indra menyempatkan menghubungi keluarganya di Yogyakarta.
Gelandang Timnas U-19 Muhammad Hargianto selalu terkenang perkataan dari sang pelatih, yang memintanya supaya tidak pernah sombong, meskipun berhasil membawa gelar juara Piala AFF U-19 2013.
“Coach Indra dan pelatih lain cocok jadi ayah yang baik, kadang bisa jadi teman. Dia berpesan jangan pernah sombong, disiplin, dan jangan melakukan hal konyol,” tuturnya. (*)
No comments:
Post a Comment