Hari ini tepat di hari kedua “kita” menjejakkan kaki di tahun 2014. Ya masbro, tidak ada yang istimewa di hari ini, hanya saja hari ini sangat luar biasa bagi gw. Sebab, sebulan dari hari ini, kompetisi terbaik di negeri ini akan kembali menghiasi sore yang “memang” sedikit membosankan pasca berakhirnya ISL 2013.
Sedikit flash back ke ISL 2013, sempat pada saat itu tayangan ISL di Anteve dan TVone tidak dapat disaksikan melalui tv pra bayar, sebab pihak VIVA selaku pemegang hak siar ISL menjalin kerjasama dengan Matrix Garuda, dan akhirnya mengalihkan tayangan ISL (dan mungkin Piala Dunia 2014) ke reciver pasca bayar terbaru tersebut. Dengan alasan tersebut, “jujur” gw yang “memang” sangat menggandrungi ISL sejaky duduk dibangku SMP akhirnya menyudahi petualangan gw menggunakan tv berbayar keluaran MNC grup tersebut dan beralih menggunakan reciver Matrix Garuda untuk sekedar menyaksikan ISL.
Nah, kenapa gw sangat menantikan ISL?? Selain tidak lagi “diskriminatif”, ISL musim depan juga menurut penerawangan gw akan jauh lebih kompetitif walaupun menggunakan format 2 wilayah. Sebab, hanya 4 tim yang akan lolos ke babak berikutnya dari banyak tim kuat di masing-masing grup. Selain daripada itu, tim-tim yang nanti hanya bisa bersaing dipapan bawah juga tidak kalah hebatnya. Sebab tim mana yang nantinya akan terdegradasi, akan sulit kembali ke kasta tertinggi mengingat persaingan di kasta kedua juga akan tidak kalah hebohnya.
Sebagai perbandingan, hal ini bisa kita lihat saat ISL masih berstatus sebagai kompetisi ILEGAL beberapa musim kebelakang. Dengan segala kekurangannya, ternyata ISL masih sangat diminati oleh banyak kalangan. Bukan hanya dari dalam negeri, bahkan ketertarikan tersebut juga datang dari luar negeri tercinta, seperti kasus Newscorp yang menginginkan PSSI saat itu merangkul ISL.
Nah, dari kasus tersebut diatas, nampaknya tidak berlebihan kalau gw menaruh harapan penuh pada ISL musim ini. Karena selain penggodokannya di kawal penuh oleh pecinta sepakbola nasional, PSSI saat ini “juga” sangat transparan bahkan cenderung telanjang.
Intinya, kalau bukan GW selaku bangsa Indonesia, siapa lagi. Menurut gw, kita (bangsa Indonesia) terlalu bangga akan keburukan kita, sampai-sampai kebaikan sebesar apapun ditubuh kita tertutupi oleh keburukan sekecil upil yang kita lakukan, sama halnya dengan PSSI saat ini.
No comments:
Post a Comment