Tuesday 10 May 2016

takut kehilangan perkerjaan , itulah yang ada dalam pemikiran azrum makarim dan hinca panjaitan

Memang wajar dua orang ini, tidak mau keluar dari exco pssi
tidak ada pemikiran , yang matang dan canggih dari kedua orang ini, untuk membangkitkan pssi. dari keterpurukannya. selain mereka berupaya keras untuk mempertahankan kedudukan sebagai eksko pssi.

hinca panjaitan yang merupakan orang politik , mungkin punya tugas khusus untuk mengumpulkan uang dari pssi, terbukti. sangat sering sekali dalam pernyataannnya dan ini sangat mengecewakan aremani. setiap sedikit saja terjadi pelanggaran di arema. mereka minta 5 persesn dari penghasilan yang diterima oleh arema, seperti kita ketahui bahwa setiap pertandingan arema. penontonnya sangat banyaknya.

sehingga kita sebagai rakyat indonesia tidak mau lagi. memilih demokrat yang dulu terkenal dengan semboyannya yaitu nasionalisme dan religius. tetapi sayangnya kepercayaan yang diberikan oleh rakyat pada periode ketua, pak sbya tidak pernah memperhatikan pembanugan yang ada diindonesia. sampai -sampai papua dengan kenjar ingin memishakan diri dengan indonesia.

akhirnya orang-orang demokrasi atau orang-orang nasionalisme menang dalam pemilu indonesia. dan ini berimbas pada organisasi pssi yang tidak pernah berprestaasi. sehingga pembekuan ini akhirnya memberikan pelajaran bahwa seluruh kegiatan olah raga harusnya menghasilkan sebuah kebanggaan kepada ibu pertiwi yaitu indonesia. tetapi sayangnya pssi ini yang dulu dipakai oleh ir sureatin untuk alat perlawanan penjajah malah dipakai mainan oleh para pengurus - pengurus pssi yang tidak mengerti sepak bola.

semoga saja klub-klub pssi yang sekarang sudah mendapatkan dari pemerintah. untuk dapat menghadirkan pimpinan pssi yang berwibawa tidak seperti lanyala mataliti yang mendapatkan jabatannya dengan mengaduh domba para klub indonesia.   


No comments:

Post a Comment