Friday, 30 May 2014

Secuil Kisah Korps Hiu Kencana

Pembangunan Suar oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar
Pembangunan Suar oleh Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar
Kisah ini merupakan kisah yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu, seperti ramai diberitakan bahwa Malaysia berusaha membangun mercusuar / rig di titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) wilayah Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat, yang masih dalam Status Quo karena masih terdapat sengketa lahan yang belum terselesaikan antara Indonesia dengan Malaysia. Selain Camar Bulan di Tanjung Datuk, ada empat titik batas lain yang belum ada kesepakatan, yakni Gunung Raya 1 dan 2, Gunung Jagoi, Batu Aung dan D400 yang pada survei tahun 1987-1988 tidak ditemukan titik jatuh air.

Bahwa batas negara Indonesia dan Malaysia di wilayah Kampung Camar Bulan, Desa Temajok, atau sering juga disebut Tanjung Datu, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, hingga kini masih bermasalah. Dalam peta negara kita, garis batas dengan Malaysia terletak 3.900 meter dari garis pantai. Sementara menurut Malaysia, batas negara mereka dengan negara kita terletak 900 meter dari garis pantai.

Perbedaan persepsi tentang batas negara itu berpotensi memunculkan perselisihan wilayah di Kampung Camar Bulan. Dalam kaitan itu, pemerintah daerah setempat terus mendorong masyarakat untuk beraktivitas di wilayah tersebut, antara lain dengan cara menanami lahan. karena jika masyarakat menduduki wilayah ”sengketa” yang luasnya 405 hektar itu secara masif, peluang Indonesia untuk mendapatkan pengakuan secara internasional akan lebih besar.

Masyarakat Camar Bulan belakangan ini mulai aktif melakukan penanaman di kawasan seluas 405 hektar tersebut. Mereka berani menanami lahan setelah Pemerintah Daerah setempat meyakinkan warga bahwa wilayah tersebut sah (masuk wilayah Indonesia), sesuai peta negara kita. Sebelumnya mereka takut beraktivitas di sana karena sering dikejar tentara Malaysia. Kini masyarakat juga tenang karena TNI telah membuat pos lintas batas dan menempatkan anggotanya di sana.

Sebetulnya jauh sebelum adanya pemberitaan resmi oleh berbagai media, warga kita yang tinggal disekitar TKP dan para nelayan yang biasa mencari ikan diseputaran tersebut telah memberikan laporan resmi kepada koramil setempat dan petugas di Pos AL Temajuk tentang aktivitas beberapa kapal tongkang yang dikawal kapal perang negeri Jiran beraktivitas memuat material bangunan dan aktivitas pemancangan.

Laporan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim tim kecil dari TNI AL yang menyamar sebagai nelayan ke lokasi TKP yang kemudian mendapati kebenaran atas laporan masyarakat tadi tentang aktivitas negeri Jiran di wilayah sengketa tersebut dan kemudian melaporkannya kepada pusat yang kemudian ditindak lanjuti dengan mengirimkan Korvet KRI dengan terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya sejumlah Armada Bawah Air kita sudah diperintahkan menuju ke TKP.

TNI saat itu tidak main-main, berhubung waktunya hampir bersamaan dengan diadakannya latihan gugus pengamanan di Ambalat, maka sejumlah KS kita sudah mengunci basis KS mereka di Sepanggar Bay, Sabah. Sementara di lokasi TKP beberapa kapal tongkang dan sebiji kapal perang pengawalnya tanpa disadari sudah dikepung oleh 4 unit KS kita di mana 2 unit KS lagi berjaga jauh di dalam wilayah laut Malaysia sebagai antisipasi bilamana mereka memang berani ngajak kita duel beneran.

Jangan ditanya nasib satu-satunya kapal perang patroli mereka yang mengawal armada tongkang, kapal patroli itu dilock terus-menerus oleh KS kita, untung saja mereka diselamatkan karena memang perintah “menembakkan torpedo” dari pusat tidak kunjung datang sampai akhirnya mereka membubarkan diri lari terbirit-birit ketika satu KRI kita merapat ke TKP yang kemudian menurunkan beberapa personel Kopaska.

Tindak lanjut dari kejadian ini adalah Mabes TNI mengambil langkah lebih maju. Mabes TNI memastikan akan membangun pangkalan AL (Lanal) di Tanjung Datu, untuk menggantikan Pos AL Temajuk. Lanal itu nanti sekaligus untuk memperkuat pertahanan di kawasan Natuna. TNI kedepannya juga akan membangun air street pangkalan udara aju dan satuan infanteri juga akan masuk di kawasan itu alias penempatan pasukan dalam jumlah besar, karena pangkalan tersebut tidak hanya untuk mempertahankan Tanjung Datu.


Saat ini TNI AL telah menyiagakan tiga KRI yang berpatroli di sekitar kawasan tersebut. Kapal-kapal itu adalah Korvet KRI Sutedi Senoputra, KRI Barakuda, dan KRI Madang. Untuk armada bawah airnya TNI AL masih menyiagakan sejumlah KS yang berpatroli rutin dengan Induk pengawasan wilayah tanjung Datu adalah Lanal Pontianak yang membuat pos AL di kawasan Temajuk

indonesia negara cinta damai . tetapi akan menjaga tanah tumpah darahnya dengan semangat membaja

konflik cina dengan negara-negara asean lainnya mengenai kepulualan sparklyn . terus berbuntut dengan demo-demo anti china. negara yang sampai saat ini mengadakan hubungan dengan cina terus saja mendesak agar china tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan dengan wilayah di asea tenggara yang cederung wilayah tersebut sangat aman.

vietnam telah membuka konflik dengan cina , ini di tunjukkan oleh rakyat vietnam yang demo kepada perusahaan cina yang ada di vietnam. mereka membakar pabrik di cina , dan sentimen anti cina terus saja bergejolak di sana.

dan lagi cina menklaim wilayah natuna yang sudah jelas-jelas wilayah indonesia. diklaim oleh cina. bagaimana sikap pemerintah indonesia. tentu saja indonesia sebagai negara yang berdaultan tidak mau wilayahnya di klaim oleh negara lain.



Satu lagi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diklaim asing. Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) telah mengklaim wilayah perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayah RRT.

Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara Tiongkok dan Filipina.

Masekal Pertama TNI Fahru Zaini menegaskan, akibat klaim terhadap perairan Natuna oleh Tiongkok, TNI siap gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah tersebut.

"Yang dilakukan oleh Tiongkok ini menyangkut zona wilayah NKRI. Untuk itu, kami datang ke Natuna ingin melihat secara nyata strategi komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," tegas Fahru.

Dijelaskannya, Tiongkok telah menggambar peta sebagian perairan Natuna di wilayah Laut Tiongkok Selatan masuk ke peta wilayahnya dengan sembilan dash line atau garis terputus. Bahkan dalam paspor terbaru milik warga Tiongkok juga sudah dicantumkan.

"Sengketa ini akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkapnya.

Menurutnya, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan oleh Tiongkok, tetapi juga negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut Tiongkok Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, serta Taiwan.

"Namun Tiongkok tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," ujarnya.

Dalam rangka terjaganya keutuhan NKRI, tegas dia, kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu diperkokoh.

"Wilayah yang berada di perbatasan, seperti Kabupaten Natuna, persatuan dan kesatuan antarwarga maupun etnis, perlu diperkokoh. Persatuan antarwarga perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya tak mudah disusupi atau diadu domba oleh negara lain," ujarnya.

Ia mengatakan letak Indonesia sangat strategis, baik lautnya maupun udaranya. Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal maupun pesawat negara lain.

"Dari letak yang bagus ini, bisa menjadi keuntungan, bahkan juga kerugian, itu tergantung kita dalam mengimpletasikannya dalam bernegara, NKRI adalah harga mati," tuturnya.



Tanjung datuk. siapa yang memulai????



Kesepakatan Indonesia-Malaysia Soal Sengketa Tanjung DatuTanjung datuk . dan konflik perbatasan antara Indonesia dan malayasia.
Hubungan negara serumpun, Indonesia dan Malaysia kembali memanas. Kali ini terjadi di perairan Tanjung Datu, Kalimantan Barat, saat pihak Malaysia secara sepihak membangun mercusuar di perairan yang diklaim masuk dalam teritorinya.

Menyikapi hal itu, panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengakui, pihaknya bersama Menteri Pertahanan (Menhan) difasilitasi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu), telah melakukan pertemuan dengan pihak Malaysia.

Ia mengatakan, ada tiga kesepakatan yang telah dicapai dalam pertemuan tersebut. Pertama, semua pihak telah bersepakat bahwa pembangunan mercusuar harus dihentikan. Kedua belah pihak (Indonesia dan Malaysia) tidak boleh memerkeruh keadaan dengan provokasi.
Ketiga, karena belum ada kejelasan kepemilikan teritori Tanjung Datu, maka akan diadakan verifikasi perbedaan titik suar antara data yang dimiliki Indonesia dan Malaysia.

Selalu saja Malaysia membangun sesuatu di suatu daerah yang masih menjadi konflik dengan daerah tetangga . apa ya tujuan dari mereka. Apakah hal itu di suruh oleh negera indukan mereka yaitu inggris agar Indonesia tidak ikut ambil bagian dengan konflik yang terjadi antara asean dengan negera tiongkok
Masalah laut cina selatan dan perebutan wilayah yang di duga banyak gandungan minyaknya.., sudah mejadi rahasia umum bahwa konfil tersebut telah di menangkan oleh cina atau tiongkok  walaupun tidak resmi karena cina mulai membangun pengeboran minyak di sana.
 pada suatu insiden kapal nelayan Vietnam yang telah berlayar di wilayah konflik tersebut telah tenggelam dan kedua negera beradu argument pihak Vietnam menuduh tiongkok telah membuat peruh tersebut mengalami kejelakakaan .
Rupa nya malaysia mencari gara gara lagi dengan membangun tiang pancang  di wilayah yang menjadi sengketa tersebut. Menurut perjanjian tahun 1967 tidak boleh membangun apapun di daerah  yang bisa menjadikan konflik tersebut. Indonesia rupanya belajar dari sipadan dan ligitan yang sudah menjadi bagian teritori dari malayasia . karena Malaysia licik dengan membangun fasiltas terlebih dahulu disana. Dengan dalih Malaysia lebih perhatian daripada Indonesia maka sipadan dan ligitan mereka  menangkan oleh Malaysia pada pangadilan internasional.
Makanya sampai saat ini Indonesia tidak mau mengangkat isu tanjung datuk di wilayah hukum internasional karena pasti Indonesia akan kalah. Karena kita tidak punya orang-orang ahli hukum internasional.
Akhirya tni tidak tinggal diam terhadap sikap Malaysia tersebut . segenap tni angkatan laut . darat dan angkatan udara telah di kerahkan kewilayah itu.
"Tanjung Datuk ini seringkali menjadi perhatian, suka ribut di sana. Saat ini kami sedang lakukan evaluasi. Rencananya kita akan membangun sejumlah kekuatan di sana," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko usai memimpin apel kesiapan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Lapangan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (25/5/2014).
Moeldoko mengaku pihaknya akan segera membangun pangkalan angkatan laut , dan pangkalan udara di sana. Mungkin teori konspirasinya adalah . Malaysia yang merupakan anggota dari persemakmuran inggris inginkan tanjung datuk agar menjadi pangkalan militernya . untuk siap-siap jika ada konflik laut cina selatan, karena kekuatan militer yang paling kuat di kawasan asia timur adalah china . sikap Indonesia yang adem ayem dengan konflik laut cina selatan membuat sekutu-sekutu malyasia yang masuk dalam blok seato menjadi geram.
Mungkin ini adalah jawaban dari Indonesia karena masalah timur-timur Indonesia di buat babak belur di koreng moren oleh para sekutu dan juga Malaysia dalam hal. Karena Malaysia juga mengirimkan tentaranya untuk menjaga . timur timur paska jajak pendapatan.

Indonesia menghormati timor leste , tidak seperti sudan selatan

TNI-polisi Timor Leste patroli bersama
Alangkah indahnya pertdamaian
Ia menilai, keamanan yang kondusif dapat dibangun di antara sesama prajurit perbatasan kedua negara dengan cara menghindari sejumlah persoalan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban dua negara.

"Jika ada persoalan, maka jalur komunikasi yang terbuka yang dipakai antardua pihak keamanan batas negara," katanya.

Selain itu, setiap warga di masing-masing batas negara diberi pemahaman dan pengetahuan untuk juga terlibat menjaga kondisi wilayah batas masing-masing, sehingga tidak memicu kondisi yang bisa mengacaukan hubungan kerja sama dan kekerabatan mereka.

Untuk di wilayah Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Kupang dan Malaka, ia mengemukakan, TNI Yonif 742/SWY juga melakukan sejumlah kegiatan sosial sebagai bagian dari membangun kemitraan dan kemanunggalan bersama rakyat untuk kepentingan kesejahtaraan dan kedamaian masyarakat.

Ia mengemukakan, ada lima kegiatan besar yang dilakukan di tengah masyarakat untuk membangun kesejahteraan dan nasionalisme kebangsaan warga perbatasan, yaitu kegiatan dalam bidang pendidikan, kesehatan, cinta Pancasila, kewirausahaan, dan aksi personel Wira Yudha berbagi.

"Semua kegiatan itu sedang dilakukan dengan pelibatan masyarakat secara utuh untuk membangun ekonomi dan solidaritas nasionalisme yang paripurna," katanya menambahkan.
Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Tentara Nasional Indonesia (Satgas Pamtas TNI) dari Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) bersama polisi Timor Leste menggelar patroli bersama guna lebih menjamin keamanan di perbatasan kedua negara

"Itu langkah yang kita lakukan saat ini, selain melakukan sejumlah kegiatan komunikasi border meeting dengan pihak satuan pengamanan Timor Lesete," kata Komandan Satgas Pamtas RI-Timor Leste Batalyon Infantri 742/SWY Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio, yang dihubungi dari Kupang, Selasa.

Ia mengatakan, secara faktual kondisi keamanan di perbatasan kedua negara sangat aman dan terkendali karena warganya masih serumpun, sehingga masing-masing warga dapat melakukan kegiatan harian secara normal.

Karya seni papua, masuk nasional

Conrad Good Vibration (CGV) Sukses dengan klip Santai Saja Esok Masih Ada, Conrad Good Vibration (CGV) kembali merilis karyanya. Kali ini band reggae asal Jakarta ini sedang mengemas klip untuk single Love 4 Papua.

Ihwal pembuatan video klip ini menurut vokalis CGV, Conrad, lantaran mereka prihatin dengan kondisi di wilayah paling Timur Indonesia itu. Padahal banyak potensi yang bisa digali jika situasi berjalan damai.
“Kita rasa seuluruh pulau di Indonesia bagus. Di sana kita lihat alamnya indah. Bukan karena kaya. Kalau hanya kaya maka akan habis. Tapi kalau keindahan bisa berlangsung lama. Apalagi jika dijaga,” kata Conrad yang diiyakan personel lainnya, Open (drum), Condon (bass), Noezry (keyboard), Javier (gitar) dan Yuyud (keyboard/synth) di Warung Teman Kemang, Jakarta Selatan, Selasa malam pekan lalu.

Pembuatan video klip ini sendiri, lanjutnya, dilakukan pada akhir tahun lalu saat mereka kembali memenuhi undangan untuk manggung di Papua. Mengambil beberapa tempat di sana, video klip tersebut akhirnya selesai dan siap dinikmati melalui Youtube.

“Persiapan sih lima bulan. Tapi saat di Papua, kita hanya dua minggu saja. Jadi bikinnya juga di sela manggung. Lalu kita sebarkan di Youtube supaya masyarakat tahu pesan yang ada di dalamnya. Selain itu karena masyarakat juga sudah akrab dengan internet,” katanya lagi.

Conrad pun mengaku, kedua lagu yang telah tersebut merupakan lagu yang akan mengisi album perdana. Rencananya, album tersebut bakal rilis pada Agustus 2014 mendatang.
“Jadi nanti ada sekitar delapan lagu pada album kami. Ini rangkaian track di album pertama nanti. Disitu ada beragam unsur musik yang masuk. Salah satunya unsure dari Bali. Ya, intinya dari album itu mengajak kita tetap bersatu maka Indonesia pun akan damai,” imbuhnya

Thursday, 22 May 2014

kita harus membicarakan dulu konflik dengan negara tetangga . jangan sebentar-bentar perang

walaupun sering malyasia membuat tindakan-tindakan yang sering memprovokasi tindakan militer indonesia , indonesia masih mengedepankan dulu dialog untuk menyelesaikan permasalahan . karena kita sebagai tetangga harusnya memang saling menghormatitidak harus semuanya di selesaikan dengan jalan perang, karena biayanya terlalu lama . indonesia sangat cinta dengan perdamain . sebagai buktinya adanya timor-timur yagn sekarang menjadi negara merdeka . kita tidak pernah mencampuri urusan dalam negari mereka . karena kita satu bangsa tidak seperti yagn terjadi di sudan selatan dan sudan yang sampai sekarang sangat menderita karena ada perang saudarah dari mereka. Pemerintah Republik Indonesia belum meminta pemerintah Malaysia bertanggung jawab terkait pembangunan mercusuar di Tanjung Datuk.

Pasalnya Pemerintah Indonesia masih menunggu hasil verifikasi apakah pembangunan itu dilakukan di wilayah status quo atau bukan.

Jubir Menlu Michael Tenne menyampaikan, verifikasi itu dilakukan anggota TNI Angkatan Laut untuk mengecek keberadaan pembangunan mercusuar yang didirikan pemerintah Malaysia.

Tenne menyampaikan atas pembangunan itu pemerintah Malaysia bakal mendapatkan saksi diplomasi. Namun diberikan sanksi atau tidaknya itu tergantung hasil verifikasi dari Tentara Nasional Indonesia (TNI AL).

"Langkah selanjutnya tergantung hasil temuan," kata Michael saat dihubungi Republika, Selasa (20/5).

Saat dihubungi secara terpisah Kadispenal Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir menyampaikan tim verifikasi sebanyak 80 anggota sudah tiba di Tanjung Datuk Senin Pukul 15.30. Kedatangan mereka kata dia, sudah berhasil menghentikan semua kegiatan pembangunan mercusuar Malaysia di Tanjung Datuk.

"Area itu sudah diamankan oleh anggota TNI AL yang betugas di Pos Angkatan Laut (posal) Temajuk," katanya.

Simorangkir berkata TNI AL sudah mengerahkan satuannya untuk melakukan pengamanan dengan menurunkan satu kapal jenis KRI SS-378 dan satu pesawat udara patroli maritim Nomer U-621 milik pos angkatan laut Temajuk dekat Tanjung Datuk Lanal Pontianak.

Menurutnya, Indonesia memang memiliki persoalan mengenai garis batas dengan 10 negara, yaitu di antaranya Singapura dan Malaysia. Mengenai garis batas di Tanjung Datuk ini, kata Simorangkir tidak pernah selesai dengan Malaysia.

Jadi yang harus bicara mengenai garis batas itu kata Simorangkir adalah pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri bukan TNI.

"TNI Angkatan Laut yang jadi anggota personalnya KRI," katanya.

Saat ini kata Simorangkir kapal milik Malaysia berjumlah tujuh kapal dengan tiga kapal tongkang dan empat kapal on board yang digunakan sebagai aktivitas pemasangan tiang mercusuar sudah berhasil ditarik ke perbatasan.

Wednesday, 21 May 2014

OPM bukan musuh!!!



Beberapa opm yang turun gunung di sambut pelukan para tentara
Indonesia sudah di takdirikan oleh tuhan , dengan bermacam-macam suku bangsa dan juga budaya yang berbeda-beda, bisa di banyangkan indentitas yang berbeda ini . akan menjadi kekuatan yang sangat kuat untuk menjadi Negara yang sangat maju. Bekalnya adalah persatuan karena kita berbeda-beda tetapi tetap sama. Dimana sih di dunia ini ada orang yang betul-betul sama



Sering kali terjadi pemberontakan di awal kemerdekaan Indonesia . dari yang ingin mengganti paham ideilogi sampai ingin memisahkan  diri dengan republic Indonesia tercinta. Adanya pemrotankan ini merupakan cermin pada kita bahwa awalnya kita sangat sulit untuk hidup dengan orang – orang lain dengan paham yang berbeda. Oleh karena itu kita harus belajar dengan sejarah agar keutuhan bangsa kita menjadi contoh dengan bangsa lain.

Opm organisasi papau merdeka apakah betul-betul memperjuangkan kemeredekaan papua, apakah pemerintah saat ini kurang memperhatikan kemakmuran rakyat papua,merdeka seperti apa yang mereka inginkan ataukah hanya orang-orang tertentu yang ingin papua tidak aman

Adanya anggota opm yang turun gunung dan mencuri bahan dan bahkan merampok warga masyarakat ,apakah yang mereka betul-betul memperjuangan kemerdekaan papua jika itu yang mereka lakukan , membawa lari anak perempuan warga , apakah itu bukan suatu tindakan yang sangat biadab dan melanggar  ham

Dalam suatu wawancara televise  ABC News yang pernah mewawancara Kogoya .dia  mengaku proses amputasi kakinya dilakukan secara paksa, karena sebenarnya dia tidak menginginkan hal itu. "Kaki ini diamputasi demi OPM. Saya meminta kemerdekaan dan menuntut agar Papua Barat keluar dari Republik Indonesia," ungkap Kogoya saat itu.  Tapi belum di ketahuai kenapa kaki nya di amputasi.



Menurut data ABC News, pada Juli lalu, Kogoya memimpin tentara OPM sekitar tujuh ribu orang. Sebanyak 200 orang di antaranya merupakan pejuang aktif.



Opm mungkin hanya sebuah akal-akalan dari orang barat dan juga Australia. Kita ketahui Australia berlagak seperti sebuah institusi yang bertugas untuk mengawasi apa yang terjadi di asia tenggara . karena mereka berhasil membuat timor timur untuk minta merdeka dari Indonesia.

Dari terminology  merdeka sebenarnya kita tidak pantas memberikan kemerdekaan kepada mereka. Karena selama ini yang kita lakukan atau tepatnya mereka inginkan adalah untuk bergabung dengan Indonesia.

Data pembangunan di timor leste lebih pesat jika di bandingkan dengan masa penjajahan Portugal. Jalan-jalan juga maju danjuga adanya bandara komoro yang di bangun dengan dana dari rakyat Indonesia yang lain.

Ya.. tentu saja ini membuat kita harus terus memperhatikan akan pendidikan dan juga kemajuan dari saudarah-saudarah kita di papua. Semoga mereka tidak mudah di manfaatkan oleh kelompok – kelompok yang menamakan diri mereka pejuang demokrasi dan object dari pelanggaran ham

Dalam suatu wawancara dengan pangdam cenderawasih di tvoone mengatakan bahwa opm bukan musuh . mereka hanya saudarah kita yang harus terus di sadarkan. Kita tidak pernah mengadakan operasi militer karena kita tahu bahwa opm adalah saudarah kita.

Sebuah jawaban yang sagnat baik dan memang kita harus pelan-pelan menyadarkan saudarah-saudarah di papua yang masuk opm untuk kembali ke papua dan membangun papau dengan hati yang besar hati.

Aku yakin pak karno yang waktu itu menjlanakan trikora sangat paham betul bahwa papua memang bagian dari Indonesia.

Bukanya timor leste Negara pejahat dan sok jadi object dari kekerasan Indonesia. Bisa di ibaratkan akan jadi apa timor leste jika kita perlakukan mereka seperti sudan selatan yang selama ini

Dengan adanya otonomi khusus . pelan tapi pasti papua lebih maju, dan penghargaan orang papua juga lebih tinggi jika di bandingkan dengan australi yang tidak memberikan kedudukan apapun kepada suku asli aborigin. Sedangkan saudarah kita dari papua telah banyak menjadi gubernur dan bahkan mentri dalam setiap cabinet Indonesia selalu ada menteri yang berasal dari papua