walaupun sering malyasia membuat tindakan-tindakan yang sering memprovokasi tindakan militer indonesia , indonesia masih mengedepankan dulu dialog untuk menyelesaikan permasalahan . karena kita sebagai tetangga harusnya memang saling menghormatitidak harus semuanya di selesaikan dengan jalan perang, karena biayanya terlalu lama . indonesia sangat cinta dengan perdamain . sebagai buktinya adanya timor-timur yagn sekarang menjadi negara merdeka . kita tidak pernah mencampuri urusan dalam negari mereka . karena kita satu bangsa tidak seperti yagn terjadi di sudan selatan dan sudan yang sampai sekarang sangat menderita karena ada perang saudarah dari mereka. Pemerintah
Republik Indonesia belum meminta pemerintah Malaysia bertanggung jawab
terkait pembangunan mercusuar di Tanjung Datuk.
Pasalnya Pemerintah Indonesia masih menunggu hasil verifikasi apakah pembangunan itu dilakukan di wilayah status quo atau bukan.
Jubir Menlu Michael Tenne menyampaikan, verifikasi itu dilakukan anggota
TNI Angkatan Laut untuk mengecek keberadaan pembangunan mercusuar yang
didirikan pemerintah Malaysia.
Tenne menyampaikan atas pembangunan itu pemerintah Malaysia bakal
mendapatkan saksi diplomasi. Namun diberikan sanksi atau tidaknya itu
tergantung hasil verifikasi dari Tentara Nasional Indonesia (TNI AL).
"Langkah selanjutnya tergantung hasil temuan," kata Michael saat dihubungi Republika, Selasa (20/5).
Saat dihubungi secara terpisah Kadispenal Laksamana Pertama TNI Manahan
Simorangkir menyampaikan tim verifikasi sebanyak 80 anggota sudah tiba
di Tanjung Datuk Senin Pukul 15.30. Kedatangan mereka kata dia, sudah
berhasil menghentikan semua kegiatan pembangunan mercusuar Malaysia di
Tanjung Datuk.
"Area itu sudah diamankan oleh anggota TNI AL yang betugas di Pos Angkatan Laut (posal) Temajuk," katanya.
Simorangkir berkata TNI AL sudah mengerahkan satuannya untuk melakukan
pengamanan dengan menurunkan satu kapal jenis KRI SS-378 dan satu
pesawat udara patroli maritim Nomer U-621 milik pos angkatan laut
Temajuk dekat Tanjung Datuk Lanal Pontianak.
Menurutnya, Indonesia memang memiliki persoalan mengenai garis batas
dengan 10 negara, yaitu di antaranya Singapura dan Malaysia. Mengenai
garis batas di Tanjung Datuk ini, kata Simorangkir tidak pernah selesai
dengan Malaysia.
Jadi yang harus bicara mengenai garis batas itu kata Simorangkir adalah
pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri bukan TNI.
"TNI Angkatan Laut yang jadi anggota personalnya KRI," katanya.
Saat ini kata Simorangkir kapal milik Malaysia berjumlah tujuh kapal
dengan tiga kapal tongkang dan empat kapal on board yang digunakan
sebagai aktivitas pemasangan tiang mercusuar sudah berhasil ditarik ke
perbatasan.
No comments:
Post a Comment