Wednesday 21 May 2014

OPM bukan musuh!!!



Beberapa opm yang turun gunung di sambut pelukan para tentara
Indonesia sudah di takdirikan oleh tuhan , dengan bermacam-macam suku bangsa dan juga budaya yang berbeda-beda, bisa di banyangkan indentitas yang berbeda ini . akan menjadi kekuatan yang sangat kuat untuk menjadi Negara yang sangat maju. Bekalnya adalah persatuan karena kita berbeda-beda tetapi tetap sama. Dimana sih di dunia ini ada orang yang betul-betul sama



Sering kali terjadi pemberontakan di awal kemerdekaan Indonesia . dari yang ingin mengganti paham ideilogi sampai ingin memisahkan  diri dengan republic Indonesia tercinta. Adanya pemrotankan ini merupakan cermin pada kita bahwa awalnya kita sangat sulit untuk hidup dengan orang – orang lain dengan paham yang berbeda. Oleh karena itu kita harus belajar dengan sejarah agar keutuhan bangsa kita menjadi contoh dengan bangsa lain.

Opm organisasi papau merdeka apakah betul-betul memperjuangkan kemeredekaan papua, apakah pemerintah saat ini kurang memperhatikan kemakmuran rakyat papua,merdeka seperti apa yang mereka inginkan ataukah hanya orang-orang tertentu yang ingin papua tidak aman

Adanya anggota opm yang turun gunung dan mencuri bahan dan bahkan merampok warga masyarakat ,apakah yang mereka betul-betul memperjuangan kemerdekaan papua jika itu yang mereka lakukan , membawa lari anak perempuan warga , apakah itu bukan suatu tindakan yang sangat biadab dan melanggar  ham

Dalam suatu wawancara televise  ABC News yang pernah mewawancara Kogoya .dia  mengaku proses amputasi kakinya dilakukan secara paksa, karena sebenarnya dia tidak menginginkan hal itu. "Kaki ini diamputasi demi OPM. Saya meminta kemerdekaan dan menuntut agar Papua Barat keluar dari Republik Indonesia," ungkap Kogoya saat itu.  Tapi belum di ketahuai kenapa kaki nya di amputasi.



Menurut data ABC News, pada Juli lalu, Kogoya memimpin tentara OPM sekitar tujuh ribu orang. Sebanyak 200 orang di antaranya merupakan pejuang aktif.



Opm mungkin hanya sebuah akal-akalan dari orang barat dan juga Australia. Kita ketahui Australia berlagak seperti sebuah institusi yang bertugas untuk mengawasi apa yang terjadi di asia tenggara . karena mereka berhasil membuat timor timur untuk minta merdeka dari Indonesia.

Dari terminology  merdeka sebenarnya kita tidak pantas memberikan kemerdekaan kepada mereka. Karena selama ini yang kita lakukan atau tepatnya mereka inginkan adalah untuk bergabung dengan Indonesia.

Data pembangunan di timor leste lebih pesat jika di bandingkan dengan masa penjajahan Portugal. Jalan-jalan juga maju danjuga adanya bandara komoro yang di bangun dengan dana dari rakyat Indonesia yang lain.

Ya.. tentu saja ini membuat kita harus terus memperhatikan akan pendidikan dan juga kemajuan dari saudarah-saudarah kita di papua. Semoga mereka tidak mudah di manfaatkan oleh kelompok – kelompok yang menamakan diri mereka pejuang demokrasi dan object dari pelanggaran ham

Dalam suatu wawancara dengan pangdam cenderawasih di tvoone mengatakan bahwa opm bukan musuh . mereka hanya saudarah kita yang harus terus di sadarkan. Kita tidak pernah mengadakan operasi militer karena kita tahu bahwa opm adalah saudarah kita.

Sebuah jawaban yang sagnat baik dan memang kita harus pelan-pelan menyadarkan saudarah-saudarah di papua yang masuk opm untuk kembali ke papua dan membangun papau dengan hati yang besar hati.

Aku yakin pak karno yang waktu itu menjlanakan trikora sangat paham betul bahwa papua memang bagian dari Indonesia.

Bukanya timor leste Negara pejahat dan sok jadi object dari kekerasan Indonesia. Bisa di ibaratkan akan jadi apa timor leste jika kita perlakukan mereka seperti sudan selatan yang selama ini

Dengan adanya otonomi khusus . pelan tapi pasti papua lebih maju, dan penghargaan orang papua juga lebih tinggi jika di bandingkan dengan australi yang tidak memberikan kedudukan apapun kepada suku asli aborigin. Sedangkan saudarah kita dari papua telah banyak menjadi gubernur dan bahkan mentri dalam setiap cabinet Indonesia selalu ada menteri yang berasal dari papua

No comments:

Post a Comment