Tuesday, 6 May 2014

Harus berjuang terus pasukan garuda jaya. berjuang demi garuda


13993110081631579742
mungkin banyak orang yang kecewa dengan penampilan garuda tadi malam, karena ciri khas dari garuda jaya tidak muncul tadi malam, saya rasa itu adalah strategi yang di cobakan untuk garuda jaya. karena itu kita harus mendukung apapun yang di terapkan pelatih kepada kami. 


imnas U19 akhirnya bermain imbang 1:1 dengan tim Myanmar. Sebenarnya bila mau fair, dalam laga itu kita kalah karena gol Ning Syaifullah jelas-jelas berbau Offside. Namun wasit dan hakim garis kurang jeli atau karena faktor tuan rumah maka gol itu menjadi sah.

Seperti dalam tulisan saya terdahulu, faktor mental bermain di stadion GBK  sangat berpengaruh pada berkembang-tidaknya permainan Evan Dimas dkk. Ditambah taktik jitu Myanmar, yakni blocking permainan secara masif dan memprovokasi pemain-pemain Timnas U19, maka sejak awal rusaklah sistem kreativitas kolektif yang selama ini menjadi ciri Evan Dimas dkk.
Myanmar sudah paham betul  gaya permainan Timnas U19 kita berdasarkan rekaman ujicoba terdahulu dan laga piala AFF-U19 beberapa waktu lalu di stadion Sidoarjo. Dari situ, mereka tahu bahwa kekuatan Timnas U19 adalah kolektivitas-kreativitas tim. Dan untuk meredamnya adalah dengan merusak mental bermain Evan Dimas dkk sejak awal permainan. Dengan begitu Myanmar berharap menuai panen setelah pertengahan babak pertama dan  kedua.
Taktik seperti itu merupakan taktik klasik tim underdog ketika menghadapi tim tuan rumah atau tim unggulan yang solid di semua lini. Pada laga tadi, Myanmar terlebih dahulu merusak mental permain timanas U19 kita yang didukung suporter sendiri. Apalagi, di sisi lain Timnas U19 kita memiliki beban mental tersendiri ketika main di stadion GBK. Maka bila tak jeli terjadilah hal yang diinginkan tim Myanmar seperti dalam pertandingan tadi.
Taktik blocking pemain dan zona yang dilakukan Mynmar tampak pada penjagaan pemain Timnas U19 yang rapat sekali. Sehingga Evan Dimas Cs kesulitan mendapatkan ruang kreativitas individual dan aspek kelektifnya. Akibatnya mereka terpancing untuk bermain dengan umpan-umpan panjang yang bukan ciri khas permainan mereka selama ini. Ball possesion hampir tidak tampak. Lebih parah lagi, mereka melakukan kesalahan-kesalahan elementer seperti umpan yang keliru, passing yang salah, mis-komunikasi antar kawan, bahkan terpancing emosi sehingga terjadi insiden yang mengakibatkan Stoper Hansamu Yama harus dikeluarkan wasit karena melakukan pelanggaran dan mendapat dua kali ganjaran kartu kuning. Dia pun akhirnya dihadiahi kartu merah.
Secara kebetulan taktik Myanmar ini sangat ampuh justru saat coach Indra Sjafrie sedang mencoba format penyerangan. Lihat saja dalam pergantian permainan, semua penyerang dicoba. Disini, tim Myanmar seolah-olah mendapat bocoran soal ujian. Ketika taktik ini dilakukan tim Myanmar, maka taktik penyerangan anak asuhan coach Indra Sjafrie sejak awal hancur di lini tengah dan bawah. Sehingga tidak ada penyerangan Evan Dimas yang terstruktur. Yang ada hanyalah ketergesa-gesaan dan emosional semata. Padahal bila kondisi normal-seperti biasanya, organisasi permainan yang masif dari bawah merupakan kekuatan Evan Dimas dkk yang sebenarnya.
Ibarat sebuah permainan kampung, sang jagoan dipegangin ramai-ramai kemudian diledekin didepan matanya sendiri sehingga menjadi panas hati. Ketika sang jagoan terlepas, tidak akan bisa konsisten mengeluarkan ilmunya. Inilah keberhasilan Myanmar.
Sayangnya, Myanmar sejatinya menikmati panen dari taktiknya tersebut di pertengahan babak pertama. Namun karena tidak didukung tim yang solid, kualitas individu kurang baik, serta stamina tidak prima, maka mereka juga gagal panen secara optimal. Bisa jadi pula sebagian dari permain Myanmar sendiri justru larut termakan taktik mereka sendiri. Akibatnya hasil mereka tidak maksimal.
Evan dimas dkk pada laga tersebut bermain seperti orang-orang mabuk yang untuk melangkah saja salah apalagi menemukan alamat yang dituju !
Bila dipertandingan kedua pada hari Rabu nanti mereka masih seperti itu maka Myanmar benar-benar berhasil menjalankan misi laga persahabatan mereka. Ini semacam test case yang mereka bawa untuk bekal melawan tim-tim tangguh dari Timur Tengah dan Asia Timur seperti Korea.
Tapi bila pertandingan kedua nanti Evan Dimas dkk telah menyadari kesalahannya dan mereka sudah benar-benar siuman. Maka takkan ada ampun bagi tim Myanmar yang kondisi fisik pemainnya lemah. Pada pertandingan kedua nanti Evan Dimas dkk akan pesta gol di stadion GBK.  Anda tidak percaya ? Lihat saja nanti.
Viva Timnas U19 !

No comments:

Post a Comment