mungkin banyak orang yang kecewa dengan penampilan garuda tadi malam, karena ciri khas dari garuda jaya tidak muncul tadi malam, saya rasa itu adalah strategi yang di cobakan untuk garuda jaya. karena itu kita harus mendukung apapun yang di terapkan pelatih kepada kami.
imnas U19 akhirnya bermain imbang 1:1 dengan tim Myanmar. Sebenarnya bila mau fair, dalam laga itu kita kalah karena gol Ning Syaifullah jelas-jelas berbau Offside. Namun wasit dan hakim garis kurang jeli atau karena faktor tuan rumah maka gol itu menjadi sah.
Seperti dalam tulisan
saya terdahulu, faktor mental bermain di stadion GBK sangat berpengaruh
pada berkembang-tidaknya permainan Evan Dimas dkk. Ditambah taktik jitu
Myanmar, yakni blocking permainan secara masif dan
memprovokasi pemain-pemain Timnas U19, maka sejak awal rusaklah sistem
kreativitas kolektif yang selama ini menjadi ciri Evan Dimas dkk.
Myanmar sudah paham
betul gaya permainan Timnas U19 kita berdasarkan rekaman ujicoba
terdahulu dan laga piala AFF-U19 beberapa waktu lalu di stadion
Sidoarjo. Dari situ, mereka tahu bahwa kekuatan Timnas U19 adalah
kolektivitas-kreativitas tim. Dan untuk meredamnya adalah dengan merusak
mental bermain Evan Dimas dkk sejak awal permainan. Dengan begitu
Myanmar berharap menuai panen setelah pertengahan babak pertama dan
kedua.
Taktik seperti itu
merupakan taktik klasik tim underdog ketika menghadapi tim tuan rumah
atau tim unggulan yang solid di semua lini. Pada laga tadi, Myanmar terlebih dahulu merusak mental permain timanas U19 kita yang didukung suporter sendiri. Apalagi, di sisi lain Timnas U19 kita memiliki
beban mental tersendiri ketika main di stadion GBK. Maka bila tak jeli
terjadilah hal yang diinginkan tim Myanmar seperti dalam pertandingan
tadi.
Taktik blocking
pemain dan zona yang dilakukan Mynmar tampak pada penjagaan pemain
Timnas U19 yang rapat sekali. Sehingga Evan Dimas Cs kesulitan
mendapatkan ruang kreativitas individual dan aspek kelektifnya.
Akibatnya mereka terpancing untuk bermain dengan umpan-umpan panjang
yang bukan ciri khas permainan mereka selama ini. Ball possesion hampir
tidak tampak. Lebih parah lagi, mereka melakukan kesalahan-kesalahan
elementer seperti umpan yang keliru, passing yang salah, mis-komunikasi
antar kawan, bahkan terpancing emosi sehingga terjadi insiden yang
mengakibatkan Stoper Hansamu Yama harus dikeluarkan wasit
karena melakukan pelanggaran dan mendapat dua kali ganjaran kartu
kuning. Dia pun akhirnya dihadiahi kartu merah.
Secara kebetulan
taktik Myanmar ini sangat ampuh justru saat coach Indra Sjafrie sedang
mencoba format penyerangan. Lihat saja dalam pergantian permainan, semua
penyerang dicoba. Disini, tim Myanmar seolah-olah mendapat
bocoran soal ujian. Ketika taktik ini dilakukan tim Myanmar, maka
taktik penyerangan anak asuhan coach Indra Sjafrie sejak awal
hancur di lini tengah dan bawah. Sehingga tidak ada penyerangan Evan
Dimas yang terstruktur. Yang ada hanyalah ketergesa-gesaan dan emosional
semata. Padahal bila kondisi normal-seperti biasanya, organisasi
permainan yang masif dari bawah merupakan kekuatan Evan Dimas dkk yang
sebenarnya.
Ibarat sebuah
permainan kampung, sang jagoan dipegangin ramai-ramai kemudian diledekin
didepan matanya sendiri sehingga menjadi panas hati. Ketika sang jagoan
terlepas, tidak akan bisa konsisten mengeluarkan ilmunya. Inilah
keberhasilan Myanmar.
Sayangnya, Myanmar
sejatinya menikmati panen dari taktiknya tersebut di pertengahan babak
pertama. Namun karena tidak didukung tim yang solid, kualitas individu
kurang baik, serta stamina tidak prima, maka mereka juga gagal panen secara optimal. Bisa
jadi pula sebagian dari permain Myanmar sendiri justru larut termakan
taktik mereka sendiri. Akibatnya hasil mereka tidak maksimal.
Evan dimas dkk pada
laga tersebut bermain seperti orang-orang mabuk yang untuk melangkah
saja salah apalagi menemukan alamat yang dituju !
Bila dipertandingan kedua pada hari Rabu nanti mereka masih seperti itu maka Myanmar benar-benar berhasil menjalankan misi laga persahabatan mereka. Ini semacam test case yang mereka bawa untuk bekal melawan tim-tim tangguh dari Timur Tengah dan Asia Timur seperti Korea.
Tapi bila pertandingan
kedua nanti Evan Dimas dkk telah menyadari kesalahannya dan mereka
sudah benar-benar siuman. Maka takkan ada ampun bagi tim Myanmar yang
kondisi fisik pemainnya lemah. Pada pertandingan kedua nanti Evan Dimas
dkk akan pesta gol di stadion GBK. Anda tidak percaya ? Lihat saja
nanti.
Viva Timnas U19 !
No comments:
Post a Comment