kasus di jadikan alat tawarnya australia untuk membebaskan dua warganya yang akan di hukum mati. yaitu bantuannya terhadap tsunami atjeh bisa kita jadikan sebuah contoh , bahwa di dalam bantuan suatu negara kepada negara lain tentu tidak ada sesuatu yang ikhlas dan tentu dalam pemberian bantuan tersebut akan di gunakan sebagai alat untuk menekan indonesia.
mungkin mereka australia tidak sadar bahwa rakyat indonesia punya kecintaan terhadap saudarahnya . antara lain . ketika banyak mahasiswa aceh sangat tersingguh dan sangat cepat reaksinya terhadap apa yang di komentarkan oleh tony abbot di depan publick. selama ini memang tony abbot sangat kehilangan muka karena banyak kegagalan yang di perlihatkan olehnya pada masa pemerintahann. antara lain kegagalan yang mencari suaka politik di australia.
indonesai terutama jokowi tentu saja sangat pintar sekali dalam memainkan keadaan ini. dengan ketagasannya yang menyatakan akan menolak grasi . yang akan permintaannya di lakukan oleh para penacara hukum dan tentu yang ada dalam pengacara yang di lakukan oleh dua terpidana mati auastralia ini. maka indonesia akan mendapatkan kemenangan karena ini mengenai masalah kedaulatan yang akan di pertaruhan dalam pemerintahan jokowi. dan tidak hanya australia yang menolak hukuman mati para warga negaranya. warga negara indonesai pun ada yang dihukum mati. dan sampai sekjen PBB meminta indonesia untuk menunda dan bahkan meminta hukuman mati di indonesia tidak jadi di laksanakan
Popularitas Abbott terus turun setelah terkuaknya aksi penyadapan
kepada sejumlah pejabat Indonesia. Ia juga dinilai gagal mengatasi para
pencari suaka dan tragedi kebakaran hutan di New South Wales. Abbott
memenangi pemilu dengan perolehan suara 53,5 persen. Namun, dua bulan
kemudian, lewat jajak pendapat yang dilakukan Nielsen, elektabilitasnya
turun menjadi 48 persen.
Bahkan, dalam jajak pendapat yang dirilis awal Februari ini, Abbott
hanya mendapat dukungan masyarakat sebesar 27 persen, terpaut jauh
dengan pesaingnya, pemimpin kelompok oposisi dari Partai Buruh Bill
Shorten yang memperoleh dukungan 44 persen. Mendapat banyak kritikan dan
berada di ujung tanduk, Abbott kemudian terlihat gigih memberi
pernyataan di depan publik, membela warganya yang hendak dihukum mati
karena kasus narkoba di Indonesia. Namun, tampaknya luncuran katanya
bukan menjadi bidak yang tepat untuk menaikkan popularitas.
Sejumlah kecaman dari Indonesia dan masyarakat Muslim di Australia
justru makin membuat Abbott tersudut. Kecaman juga datang lewat media
sosial. Lewat tagar #KoinuntukAustralia, #CoinForAbbott, dan
#CoinForAustralia, kemarahan ”kaum netizen” diungkapkan.
Sebaliknya, pernyataan Abbott yang menyinggung perasaan masyarakat
Indonesia justru menimbulkan situasi yang menguntungkan bagi Presiden
Joko Widodo yang baru saja melewati ujian berat dalam proses penunjukan
kepala Polri. Kasus pengajuan nama Budi Gunawan sebagai calon kepala
Polri telah melebar menjadi persoalan kritis yang melibatkan hubungan
antarlembaga negara, partai politik, dan kepercayaan publik. Melihat
reaksi masyarakat selama dua bulan terakhir, popularitas Jokowi sangat
rentan tergerus.
Dengan menolak grasi yang diajukan kedua terpidana mati asal Australia,
sesungguhnya ia tidak saja meneguhkan kedaulatan atas wilayah hukum
Indonesia, tetapi juga menyelamatkan dirinya dari titik kritis
popularitas. Keluarnya pernyataan Abbott, merupakan ”blunder” politik
yang menguntungkan karena memicu solidaritas massa yang sangat
dibutuhkan setelah opini publik terpecah dalam pemilu yang dramatis
tahun lalu dan setelah proses pencalonan Budi Gunawan menjadi bola liar
yang merontokkan kepercayaan publik kepada pemerintahan baru.
Dilihat dari sudut geopolitik kawasan, persoalan eksekusi mati ini
menjadi pertaruhan yang sangat penting bagi kedua negara, Indonesia dan
Australia. Setelah beberapa kali ”kehilangan muka” di mata internasional
akibat campur tangan Australia ke dalam wilayah hukum RI, kasus ini
bisa menjadi momentum kebangkitan bagi Indonesia di mata internasional,
terutama kawasan Asia Tenggara dan Australia
No comments:
Post a Comment