Thursday, 26 February 2015

koin untuk australia, dan perlindungan kepada warga negaranya di indonesia.

kasus di jadikan alat tawarnya australia untuk membebaskan dua warganya yang akan di hukum mati. yaitu bantuannya terhadap tsunami atjeh bisa kita jadikan sebuah contoh , bahwa di dalam bantuan suatu negara kepada negara lain tentu tidak ada sesuatu yang ikhlas dan tentu dalam pemberian bantuan tersebut akan di gunakan sebagai alat untuk menekan indonesia.

mungkin mereka australia tidak sadar bahwa rakyat indonesia punya kecintaan terhadap saudarahnya . antara lain . ketika banyak mahasiswa aceh sangat tersingguh dan sangat cepat reaksinya terhadap apa yang di komentarkan oleh tony abbot di depan publick. selama ini memang tony abbot sangat kehilangan muka karena banyak kegagalan yang di perlihatkan olehnya pada masa pemerintahann. antara lain kegagalan yang mencari suaka politik di australia. 

indonesai terutama jokowi tentu saja sangat pintar sekali dalam memainkan keadaan ini. dengan ketagasannya yang menyatakan akan menolak grasi . yang akan permintaannya  di lakukan oleh para penacara  hukum dan tentu yang ada dalam pengacara yang di lakukan oleh dua terpidana mati auastralia ini. maka indonesia akan mendapatkan kemenangan karena ini mengenai masalah kedaulatan yang akan di pertaruhan dalam pemerintahan jokowi. dan tidak hanya australia yang menolak hukuman mati para warga negaranya. warga negara indonesai pun ada yang dihukum mati. dan sampai sekjen PBB meminta indonesia untuk menunda dan bahkan meminta hukuman mati di indonesia tidak jadi di laksanakan

Popularitas Abbott terus turun setelah terkuaknya aksi penyadapan kepada sejumlah pejabat Indonesia. Ia juga dinilai gagal mengatasi para pencari suaka dan tragedi kebakaran hutan di New South Wales. Abbott memenangi pemilu dengan perolehan suara 53,5 persen. Namun, dua bulan kemudian, lewat jajak pendapat yang dilakukan Nielsen, elektabilitasnya turun menjadi 48 persen.

Bahkan, dalam jajak pendapat yang dirilis awal Februari ini, Abbott hanya mendapat dukungan masyarakat sebesar 27 persen, terpaut jauh dengan pesaingnya, pemimpin kelompok oposisi dari Partai Buruh Bill Shorten yang memperoleh dukungan 44 persen. Mendapat banyak kritikan dan berada di ujung tanduk, Abbott kemudian terlihat gigih memberi pernyataan di depan publik, membela warganya yang hendak dihukum mati karena kasus narkoba di Indonesia. Namun, tampaknya luncuran katanya bukan menjadi bidak yang tepat untuk menaikkan popularitas.

Sejumlah kecaman dari Indonesia dan masyarakat Muslim di Australia justru makin membuat Abbott tersudut. Kecaman juga datang lewat media sosial. Lewat tagar #KoinuntukAustralia, #CoinForAbbott, dan #CoinForAustralia, kemarahan ”kaum netizen” diungkapkan.

Sebaliknya, pernyataan Abbott yang menyinggung perasaan masyarakat Indonesia justru menimbulkan situasi yang menguntungkan bagi Presiden Joko Widodo yang baru saja melewati ujian berat dalam proses penunjukan kepala Polri. Kasus pengajuan nama Budi Gunawan sebagai calon kepala Polri telah melebar menjadi persoalan kritis yang melibatkan hubungan antarlembaga negara, partai politik, dan kepercayaan publik. Melihat reaksi masyarakat selama dua bulan terakhir, popularitas Jokowi sangat rentan tergerus.
Dengan menolak grasi yang diajukan kedua terpidana mati asal Australia, sesungguhnya ia tidak saja meneguhkan kedaulatan atas wilayah hukum Indonesia, tetapi juga menyelamatkan dirinya dari titik kritis popularitas. Keluarnya pernyataan Abbott, merupakan ”blunder” politik yang menguntungkan karena memicu solidaritas massa yang sangat dibutuhkan setelah opini publik terpecah dalam pemilu yang dramatis tahun lalu dan setelah proses pencalonan Budi Gunawan menjadi bola liar yang merontokkan kepercayaan publik kepada pemerintahan baru.

Dilihat dari sudut geopolitik kawasan, persoalan eksekusi mati ini menjadi pertaruhan yang sangat penting bagi kedua negara, Indonesia dan Australia. Setelah beberapa kali ”kehilangan muka” di mata internasional akibat campur tangan Australia ke dalam wilayah hukum RI, kasus ini bisa menjadi momentum kebangkitan bagi Indonesia di mata internasional, terutama kawasan Asia Tenggara dan Australia

No comments:

Post a Comment