orang ini lah yang harus di tampar, sok ngatur negara orang |
Tak ditemui Menlu Marty Natalegawa, Moriarty katanya hanya bertemu Sekjen Kemlu, Budi Bowoleksono. Moriarty menegaskan negaranya dan dirinya bersahabat baik dengan Indonesia.
Sementara dalam rilisnya, Kemlu menyatakan pemanggilan Moriarty dilakukan terkait pemberitaan di surat kabar harian Sydney Morning Herald pada tanggal 31 Oktober 2013 tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Australia di Jakarta.
Surat kabar Australia itu mengutip bocornya laporan rahasia dari intelijen Australia soal Indonesia dan Timor Timur pada 1999. Disebutkan pula Australia membaca kabel diplomatik Indonesia sejak pertengahan tahun 1950-an.
Menanggapi kontroversi tersebut, bagi saya sudah waktunya Australia ditampar dengan keras! Mereka harus disadarkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah sangat keterlaluan.
Tidak mungkin membina sebuah hubungan baik dengan negara yang tak mau berhubungan baik. Tidak mungkin bersahabat dengan negara yang menjadi musuh dalam selimut. Sudah terlalu banyak perilaku Australia yang mencederai Indonesia.
Saat ini pihak pemerintah melalui Kemlu sudah menyampaikan protes keras. Selanjutnya jika dirasa jawaban Australia (dan juga AS) tak memuaskan, bukan tak mungkin hubungan diplomatik diputuskan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menarik duta besar kita di Australia sebagai bentuk protes. Sikap yang lebih keras sangat mungkin bisa dilakukan oleh SBY.
Nah, itu di permukaan, di ranah politik dan diplomasi. Menurut saya, Indonesia juga bisa melakukan aksi balasan yang bersikap clandestine (rahasia), sebuah aksi intelijen balasan.
Badan intelijen Indonesia bisa diperintahkan untuk melakukan sebuah operasi rahasia yang tujuannya membuat malu Australia. Apa saja. Bisa menyusup ke dokumen rahasia Australia atau yang lainnya. Menurut saya, intelijen kita mampu melakukannya.
Selanjutnya dalam jangka panjang, intelijen Indonesia harus mendapat support lebih besar baik dari pemerintah maupun dari seluruh elemen bangsa. Aksi penyadapan yang dilakukan Australia seharusnya semakin menyadarkan kita bahwa kita harus punya intelijen yang kuat, harus punya TNI yang kuat.
Maka, anggaran untuk mereka harus ditingkatkan! Bahaya dari luar begitu nyata! Tahun 1999, Timor Timur lepas dan Australia dan AS terbukti berperan besar di dalamnya. Apakah kita harus menunggu sampai Papua lepas
No comments:
Post a Comment