Friday, 20 December 2013

Bisnis Pembohongan Publik KNPB


knpb3Di beberapa wilayah di Papua tanggal 26 November 2013, masih tetap mengulang kebiasaan lamanya, melakukan perdagangan kebohongan kepada masyarakatnya sendiri, yakni masyarakat Papua. Direktur utama Perusahaan Kelompok Nasional Pembohongan Publik (KNPB), dengan ketua umumnya Bukhtar Tabuni, komisaris utama Viktor Yeimo dan komisaris Wim Rocky Medlama, sebagai orang-orang arsitek di perusahaan KNPB, yang menyamarkan diri sebagai Komite Nasional Papua Barat, berdagang kebohongan akan melakukan kegiatan tanggal 26 November 2013 dalam rangka “mendukung kampanye ILWP dan IPWP ‘Sorong to Samarai’ yang akan diluncurkan kembali di PNG tanggal 25 November sampai dengan 1 Desember 2013 sekaligus warming up dan konsolidasi peringatan HUT 1 Desember 2013”, terangnya komisaris utama Viktor Yeimo, di Asrama Putra Tolikara, Jalan Yoka Waena Kota Jayapura saat peringatan HUT ke-5 KNPB (19/11).
Menanggapi kebiasaan KNPB, aktivis mahasiswa Papua di Ibukota Negara, Jakarta, Vincen, mengatakan bahwa eleit-elit KNPB sudah saatnya evaluasi diri. Perusahaan berbentuk pembohongan bukan eranya lagi. Menghadapi era globalisasi, menuntut skill yang realistis, yaitu berbasis teknologi dan perekonomian. Politik kecengan apalagi berbasis pembohongan, tidak akan bertahan lama karena tidak mempunyai daya saing dan ketinggalan jaman, terangnya.
Vincen menambahkan, bisa kita lihat trend ataupun grafik perjalanan KNPB, yang sudah berjalan 5 tahun, namun grafiknya baik dari sisi dukungan ataupun quantitas kegiatan terus menurun. Jadi saya yakin KNPB tidak bakal bertahan lama, dan perlu diperhatikan juga bahwa jumlah masyarakat Papua yang mengecap pendidikan terus meningkat. Tentunya sejalan dengan derajat pendidkan yang digeluti bergerak simultan dalam merubah alam berfikir masyarakat Papua kearah berfikiran rasional dan kritis, ujarnya.
“Siapa mau mempunyai pimpinan tanpa lulusan sekolah ataupun berpendidikan lebih rendah dari kita, apalagi dipimpin oleh mahasiswa-mahasiswa yang gagal (DO) dari bangku kuliah”, tegasnya.
Ini pikiran sederhana kita, jadi secara perlahan dan pasti bahwa pengikut KNPB yang masih setia sekarang ini akan mulai berfikir pelan-pelan dan sadar akan hal itu, kemudian meninggalkannya. Prediksi saya, perusahaan pembohongan publik KNPB, nantinya kalaupun masih bertahan, hanyalah kumpulan orang-orang yang tidak memiliki daya saing ataupun yang tidak memiliki daya jual (skill), dan itupun kecil kemungkinannya.
Lebih jauh, Vincen mengingatkan kepada kaum muda masyarakat Papua agar terus mengejar pendidikan yang lebih tinggi dan mulai berfikir rasional. Mahasiswa menjadi terdepan memberikan contoh dan perubahan alam berfikir kaula muda, sehingga Papua tidak larut dan tertinggal dari daerah-daerah lain. Masyarakat Papua harus siap menghadapi era globalisasi dengan daya saing yang semakin ketat, tukasnya.

No comments:

Post a Comment