Di beberapa wilayah di Papua tanggal 26 November
2013, masih tetap mengulang kebiasaan lamanya, melakukan perdagangan
kebohongan kepada masyarakatnya sendiri, yakni masyarakat Papua.
Direktur utama Perusahaan Kelompok Nasional Pembohongan Publik (KNPB),
dengan ketua umumnya Bukhtar Tabuni, komisaris utama Viktor Yeimo dan
komisaris Wim Rocky Medlama, sebagai orang-orang arsitek di perusahaan
KNPB, yang menyamarkan diri sebagai Komite Nasional Papua Barat,
berdagang kebohongan akan melakukan kegiatan tanggal 26 November 2013
dalam rangka “mendukung kampanye ILWP dan IPWP ‘Sorong to Samarai’ yang
akan diluncurkan kembali di PNG tanggal 25 November sampai dengan 1
Desember 2013 sekaligus warming up dan konsolidasi peringatan HUT 1
Desember 2013”, terangnya komisaris utama Viktor Yeimo, di Asrama Putra
Tolikara, Jalan Yoka Waena Kota Jayapura saat peringatan HUT ke-5 KNPB
(19/11).
Menanggapi kebiasaan KNPB, aktivis mahasiswa Papua di
Ibukota Negara, Jakarta, Vincen, mengatakan bahwa eleit-elit KNPB sudah
saatnya evaluasi diri. Perusahaan berbentuk pembohongan bukan eranya
lagi. Menghadapi era globalisasi, menuntut skill yang realistis, yaitu
berbasis teknologi dan perekonomian. Politik kecengan apalagi berbasis
pembohongan, tidak akan bertahan lama karena tidak mempunyai daya saing
dan ketinggalan jaman, terangnya.
Vincen menambahkan, bisa kita lihat trend ataupun
grafik perjalanan KNPB, yang sudah berjalan 5 tahun, namun grafiknya
baik dari sisi dukungan ataupun quantitas kegiatan terus menurun. Jadi
saya yakin KNPB tidak bakal bertahan lama, dan perlu diperhatikan juga
bahwa jumlah masyarakat Papua yang mengecap pendidikan terus meningkat.
Tentunya sejalan dengan derajat pendidkan yang digeluti bergerak
simultan dalam merubah alam berfikir masyarakat Papua kearah berfikiran
rasional dan kritis, ujarnya.
“Siapa mau mempunyai pimpinan tanpa lulusan sekolah
ataupun berpendidikan lebih rendah dari kita, apalagi dipimpin oleh
mahasiswa-mahasiswa yang gagal (DO) dari bangku kuliah”, tegasnya.
Ini pikiran sederhana kita, jadi secara perlahan dan
pasti bahwa pengikut KNPB yang masih setia sekarang ini akan mulai
berfikir pelan-pelan dan sadar akan hal itu, kemudian meninggalkannya.
Prediksi saya, perusahaan pembohongan publik KNPB, nantinya kalaupun
masih bertahan, hanyalah kumpulan orang-orang yang tidak memiliki daya
saing ataupun yang tidak memiliki daya jual (skill), dan itupun kecil
kemungkinannya.
Lebih jauh, Vincen mengingatkan kepada kaum muda
masyarakat Papua agar terus mengejar pendidikan yang lebih tinggi dan
mulai berfikir rasional. Mahasiswa menjadi terdepan memberikan contoh
dan perubahan alam berfikir kaula muda, sehingga Papua tidak larut dan
tertinggal dari daerah-daerah lain. Masyarakat Papua harus siap
menghadapi era globalisasi dengan daya saing yang semakin ketat,
tukasnya.
No comments:
Post a Comment