indonesia selalu penuh dengan drama tidak pssi dan juga tidak di pemerintahaan. arema yang jelas-jelas tidak memenuhi dengan kriteria bopi. betulkah bopi menghambat daripada kemajuan sepak bola nasiaonal yang ada di indonesia. beberapa kerugian negara yang di akibatkan karena pemain - pemain profesional yang ada di arema dan juga persebaya tidak membayar pajak. tentu itu sungguh aneh karena mereka di cap sebagai profesional . dan para arema nia ataupun bonek mani di suruh untuk demo menuntut dan meminta arema dan presebaya untuk di ikutkan lagi dalam qnb league
maka dari itu bopi harus terus menunjukkan kekuasaannya untuk "memasksa" agar arema chronus untuk menyelesaikan permasalahannya. begitu juga dengan persebaya. semoga ketegasan ini bisa membuat klub-klub di indonesia menjadi lebih profesional lagi.
itulah kenapa penerimaan indonesia dari pajak kurang . sehingga wajar saja jika bopi memintah agar klub tersebut membayar pajak dan segera menyelesaikan kewajibannya. agar pemain-pemain asing yang bermain di indonesia mempunyai jaminan kesehatannya. kita tidak mau lagi corri kamar dan dieogo medieta akan punya teman karena oleh klub d indonesia tidak di bayarkan gajinya
Ari Wibowo, Direktur Sepakbola Menuju Prestasi Tertinggi (SEMPRIT), menduga bahwa klub-klub Indonesia Super League (ISL) tidak pernah membayar pajak untuk kas negara. Hal ini aneh mengingat klub-klub tersebut kerap mengklaim diri sebagai klub profesional dan para pemainnya pun mendapatkan gaji jutaan bahkan puluhan juta rupiah tiap bulan.
“Bayangkan, di Indonesia pegawai rendahan dengan upah hanya sedikit di atas UMR (Upah Minimum Regional) saja dipungut PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 21 oleh kantornya. Bagaimana bisa pemain-pemain ISL yang gajinya puluhan juta rupiah per bulan tidak membayar pajak?” tukas Ari Wibowo dalam pers rilisnya beberapa waktu lalu.
Tak hanya pemain lokal, Ari Wibowo juga curiga bahwa para pemain asing yang merumput di tanah air pun tidak pernah membayar pajak. Atau, bisa juga manajemen klubnya telah memotong gaji mereka untuk pajak, namun uang tersebut tidak pernah disetorkan kepada negara.
“Kok enak banget mereka (pemain asing) cari makan di sini tapi gak bayar pajak? Padahal TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) kita di luar negeri banyak yang tak dibayar gajinya, bahkan mendapat perlakuan yang menyedihkan. Ini yang saya sebut sebagai pengkhianatan terhadap para TKI kita,” papar Ari Wibowo.
“Artinya, tak hanya mengkhianati para TKI dan TKW, jangan-jangan klub itu juga mengkhianati pemainnya sendiri,” bebernya.
mungkin juga karena menpora saat ini cukup bersih sehingga dia tidak takut dengan ancaman dari para klub tersebut. utnuk itu sepertinya isl akan di teruskan karena banyak klub sejumlah 16 klub yang memang layak untuk mengikuti kompetisi qnb league .
sehingga mau tidak mau klb akan terus menggulirkan kompetisi tersebut .dan keputusan yang kadang di ambil oleh sekjen pssi kurang tegas . semoga saja pssi dengan ini melindungi pemainnya dan membayarkan gaji-gaji dari para pemain nya.
maka dari itu bopi harus terus menunjukkan kekuasaannya untuk "memasksa" agar arema chronus untuk menyelesaikan permasalahannya. begitu juga dengan persebaya. semoga ketegasan ini bisa membuat klub-klub di indonesia menjadi lebih profesional lagi.
itulah kenapa penerimaan indonesia dari pajak kurang . sehingga wajar saja jika bopi memintah agar klub tersebut membayar pajak dan segera menyelesaikan kewajibannya. agar pemain-pemain asing yang bermain di indonesia mempunyai jaminan kesehatannya. kita tidak mau lagi corri kamar dan dieogo medieta akan punya teman karena oleh klub d indonesia tidak di bayarkan gajinya
Ari Wibowo, Direktur Sepakbola Menuju Prestasi Tertinggi (SEMPRIT), menduga bahwa klub-klub Indonesia Super League (ISL) tidak pernah membayar pajak untuk kas negara. Hal ini aneh mengingat klub-klub tersebut kerap mengklaim diri sebagai klub profesional dan para pemainnya pun mendapatkan gaji jutaan bahkan puluhan juta rupiah tiap bulan.
“Bayangkan, di Indonesia pegawai rendahan dengan upah hanya sedikit di atas UMR (Upah Minimum Regional) saja dipungut PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 21 oleh kantornya. Bagaimana bisa pemain-pemain ISL yang gajinya puluhan juta rupiah per bulan tidak membayar pajak?” tukas Ari Wibowo dalam pers rilisnya beberapa waktu lalu.
Tak hanya pemain lokal, Ari Wibowo juga curiga bahwa para pemain asing yang merumput di tanah air pun tidak pernah membayar pajak. Atau, bisa juga manajemen klubnya telah memotong gaji mereka untuk pajak, namun uang tersebut tidak pernah disetorkan kepada negara.
“Kok enak banget mereka (pemain asing) cari makan di sini tapi gak bayar pajak? Padahal TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) kita di luar negeri banyak yang tak dibayar gajinya, bahkan mendapat perlakuan yang menyedihkan. Ini yang saya sebut sebagai pengkhianatan terhadap para TKI kita,” papar Ari Wibowo.
“Artinya, tak hanya mengkhianati para TKI dan TKW, jangan-jangan klub itu juga mengkhianati pemainnya sendiri,” bebernya.
mungkin juga karena menpora saat ini cukup bersih sehingga dia tidak takut dengan ancaman dari para klub tersebut. utnuk itu sepertinya isl akan di teruskan karena banyak klub sejumlah 16 klub yang memang layak untuk mengikuti kompetisi qnb league .
sehingga mau tidak mau klb akan terus menggulirkan kompetisi tersebut .dan keputusan yang kadang di ambil oleh sekjen pssi kurang tegas . semoga saja pssi dengan ini melindungi pemainnya dan membayarkan gaji-gaji dari para pemain nya.
No comments:
Post a Comment