Wednesday 20 November 2013

layala stan mataliti, pengurus yang banyak bicara dan bisanya menjelek-jelekkan pemerintah.., itu kata pak riedle

dalam satu acara oleh raga , yang di siarkan oleh antivu, layala stan mataliti, mengunjungi pemusatan latihan di batu untuk mamer muka kepada sang garuda jaya. seperti biasanya dengan gayanya yang provokatif dan juga menjelek-jelekkan pemerintah dia berbicara di hadapan para pemain timnas saat itu.

seharusnya bola di jadikan lahan untuk bisnis dan tidak bola memakai uang rakyat dalam pengembangannya. layala mengemis kepada pemerintah agar pemerintah mau memberi uang kepada tc jangka panjang ini. yang seperti kita ketahui bahwa dia berasal dari satu partai yang sukanya mengompori dan juga bikin kasus di balik kepemimpinanya , mana prestasi yang dia raih. tidak ada dan enol besar , dan dia juga tidak punya program yang jelas untuk pengembangan pemain  usia muda.

Mantan pelatih tim nasional Indonesia Alfred Riedl menyatakan, PSSI harus mengurangi bicara, dan lebih sering bertindak untuk membangun persepakbolaan nasional yang sedang terpuruk.

Sepakbola Indonesia mengalami keterpurukan sejak dua tahun terakhir akibat adanya dualisme di banyak sektor. Riedl menilai Indonesia memiliki potensi besar di sepakbola, namun pengelolaan yang instan membuat perkembangannya tidak berjalan dengan lancar.

“Masyarakat Indonesia sangat gila sepakbola,” ujar Riedl dalam wawancaranya dengan Al Jazeera.

“Tim nasional bermain secara reguler di hadapan 90 ribu fans. Bahkan di pertandingan siang hari di hari kerja, stadion selalu dipenuhi penonton.”

“Para pemain di Indonesia bertalenta, dan merupakan sosok yang sangat menyenangkan.”

“Tapi permasalahannya, federasi [PSSI] tidak punya kesabaran. Mereka harus mulai membuat rencana lima hingga sepuluh tahun ke depan. Harus ada pelatihan yang bagus untuk para pelatih dan wasit. Seperti halnya di tempat lain, mereka harus meningkatkan sepakbola usia muda.”

“Semua itu harus dilakukan, bukan dengan hanya bicara, tapi bertindak.”

No comments:

Post a Comment