Monday, 30 September 2013
Apakabar kalimantan utara, semoga menjadi propinsi yang maju
Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Saat ini, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda Indonesia, resmi disahkan menjadi provinsi dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012.[1] Infrastruktur pemerintahan Kalimantan Utara masih dalam proses persiapan yang direncanakan akan berlangsung paling lama dalam 1 tahun.
Dalam sejarahnya negeri-negeri di bagian utara pulau Kalimantan, yang meliputi Sarawak, Brunei dan sebagian besar Sabah adalah wilayah mandala negara Kesultanan Brunei yang berbatasan dengan mandala negara Kerajaan Berau.[2] Sejak masa Hindu hingga masa sebelum terbentuknya Kesultanan Bulungan, daerah yang sekarang menjadi wilayah provinsi Kalimantan Utara hingga daerah Kinabatangan di Sabah bagian Timur merupakan wilayah mandala negara Berau yang dinamakan Nagri Marancang.[3]
Namun belakangan sebagian utara Nagri Marancang (alias Sabah bagian Timur) terlepas dari Berau karena diklaim sebagai wilayah mandala Brunei, kemudian oleh Brunei dihadiahkan kepada Kesultanan Sulu dan Suku Suluk mulai bermukim di sebagian wilayah tersebut.[4] Kemudian kolonial Inggris menguasai sebelah utara Nagri Marancang dan Belanda menguasai sebelah selatan Nagri Marancang (sekarang provinsi Kaltara)
untuk sementara gubernur kalimantan utara di jabat oleh. Irianto Lambrie ditunjuk sebagai Pejabat Gubernur Kalimantan Utara sesuai rekomendasi dari Pemerintah Daerah Kalimantan Timur.
Ia kemudian menargetkan selama tiga bulan untuk membuat Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara bisa berjalan normal.[3] Sebagai pejabat gubernur, ia memiliki pekerjaan rumah pembentukan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) pada 2013, pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada 2014, penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada 2015, dan penyelesaian tapal batas Kalimantan Utara dengan Kalimantan Timur yang belum jelas
Diskominfo Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang tidak lama lagi terbentuk pemerintahan resminya, harus sudah mulai memikirkan sektor kepariwisataannya. Karena provinsi baru tersebut miliki kekayaan potensi pariwisata dari negri jiran sekitarnya, seperti Malaysia Vietnam dan Filiphina, tinggal bagaimana mengemasnya agar lebih menarik/ menyedot pelaku wisata domestik maupun internasional.
Hal tersebut dikemukakan oleh Ministry Of Tourism And Creative Economy RI, Raymond T Lesmana, saat berbincang – bincang di gedung Diskominfo, Kamis (23/11).
“Yang pertama kita (baca : Kaltara) punya potensi sebagai pintu masuk ke Indonesia, sementara ini kita ambil dari Negara tetangga kita yakni lewat Filiphina dan Vietnam yang belum maju, tapi akan maju,” terangnya.
“Dan yang sudah maju melalui kota Kinabalu, dimana mereka sudah menjadi kunjungan dunia, dan mereka itu stuck, mau kemana lagi kalau sudah berada di Kinabalu,” lanjutnya.
Kata Raymond, Dinas Pariwisata Provinsi Kaltara yang akan terbentuk nanti harus bisa melihat kesempatan ini untuk mempersiapkan diri, karena wilayah Kaltara ini mempunyai kekayaan sumber daya alam sepuluh kali lipat dari mereka.
“Kita punya sungai, kita punya pulau, kita punya danau, kita punya budaya, nah itu yang harus kita perjuangkan untuk mengantisipasi, kalau nanti Provinsi ini sudah terbentuk,” imbuh Raymond.
Kalau kita lihat saat ini, masalah tersebut belum terangkat sama sekali, dan bila kita menilik kembali ke Provinsi Kaltim, yang dikenal oleh pelaku pariwisata domestik maupun internasional adalah Berau, yakni Pulau Derawan. Jadi sudah saatnya Kaltara mempersiapkan diri disektor pariwisata.
“Persiapan tidak menunggu harus resmi, itukan idealisme - idealisme yang bisa kita gabungkan, kita silaturahmikan bersama dan nanti pada saatnya sudah tersedia, jangan tunggu nanti,” pungkas lelaki yang berkantor di kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta tersebut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment