Wednesday 25 September 2013

mari kita tiru jerman karena semangat bangkitnya dari perang dunia kedua

Jawabannya adalah kita sangat kuat. Kita mampu menjadi sekuat India atau Brazil, mengejar Cina atau Rusia suatu saat nanti, jika kita konsisten mampu membangun perekonomian kita di atas 6 % per tahun atau lebih, sementara negara-negara maju sedang terpuruk.
Kapal Perang KRI Banjarmasin - 592, buatan PT PAL Indonesia
Kapal Perang KRI Banjarmasin 592 buatan PT PAL.
Monopoli AS-Uni Eropa akan berakhir. Itu kata menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, dalam pertemuan BRICS (Brazil, Rusia, Cina, India, South Africa) di Durban, Afrika Selatan, beberapa waktu yang lalu. BRICS (andai Indonesia menerima ajakan untuk bergabung, maka akan menjadi BRIICS) adalah kekuatan baru yang kompetitif, kumpulan negara-negara berkembang dengan Emerging Market paling progresif, yang dalam sejarahnya tidak memiliki dosa masa lalu di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, yakni tidak pernah menjadi penjajah, tidak pernah memaksakan demokrasi ke negara lain dengan menggunakan pesawat tempur dan tentara, dan punya prinsip tidak akan mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Filosofi BRICS ini sebenarnya sejalan dengan filosofi Indonesia dan ASEAN, tapi entah kenapa pemerintah kita tidak tertarik bergabung dengan mereka ? Pernyataan Lavrov ini menyindir secara terang-terangan perilaku negara-negara Barat yang sejak dari dulu memuakkan !!
Ya, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya NATO adalah agresor yang paling banyak membantai manusia tak berdosa di seluruh muka bumi.
Pembuatan Kapal PKR dari Belanda dan Kapal Selam dari Korea ditargetkan selesai 2016, setelah itu PT PAL akan membuat unit lainnya (photo : Schelde)
Indonesia sedang berbenah. Kita sedang berjuang keras mengatasi korupsi di segala bidang, mencoba bermetamorfosis mencari bentuk sistem demokrasi dan pemerintahan yang paling sesuai dengan keadaan kita sendiri. Kita bukan AS, dan kita tidak akan pernah menjadi AS. Kita bukan Inggris dan tidak akan menjadi seperti Inggris. Tapi kita mungkin bisa belajar dari Jerman yang memiliki sistem pemerintahan demokratis bebas korupsi, di mana partai-partai politik dibiayai oleh negara dengan jatah tertentu yang cukup dan keuangan partai diaudit oleh negara, sehingga parpol tidak mencari dana dengan korupsi atau meminta sumbangan dari pengusaha hitam dengan kompensasi yang merugikan rakyat banyak. Simbiosis antara Pejabat-Pengusaha hitam paling nyata merugikan rakyat adalah antara Kartel Bawang putih dengan Kementan dan Kemendag. Juga antara pejabat Kementerian ESDM dengan perusahaan Migas asing Chevron, Exxon, Freeport, Total, dan lain-lain--dari mulai penyusunan RUU migas/Minerba yang lebih mirip infrastruktur hukum untuk melayani asing ketimbang membela kepentingan nasional.  Jadi korupsi ini memang harus dibantai sampai tuntas agar kelak kita bisa menjadi salah satu negara terkuat baik secara ekonomi, militer, dan mental-spiritual.
Jerman, berbeda dengan AS atau Spanyol. Negara Eropa satu ini bangkit setelah hancur akibat Perang Dunia II, kini menjadi kekuatan tangguh dalam bidang teknologi tinggi maupun ekonomi. Sekarang ini, Jerman-lah satu-satunya negara Eropa yang menalangi Cyprus, Yunani, dan Spanyol yang dilanda krisis hebat. Ekonomi Jerman adalah yang terkuat di Eropa. AS dulu juga belajar dari Jerman membuat roket dan pesawat. Berkat orang-orang Jerman AS bisa ke bulan dan Mars. Jerman juga terkenal karena sastra dan para pemikir / filosof-nya yang mendunia seperti Goethe dan Karl Max. Pemimpin Jerman juga sangat terbuka, anti diskriminasi terhadap minoritas Muslim di sana, tidak seperti Perancis yang sekuler agresif. Jerman juga secara historis dekat dengan Indonesia. BJ Habibie adalah warga kehormatan Jerman. Berkat Jerman kita bisa buat pesawat. Wapres Boediono pernah mengatakan bahwa kita bisa belajar dari pengalaman Jerman dalam sistem ekonomi.

Kapal selam
PT PAL Indonesia optimistis lima tahun ke depan mampu merenovasi dan membangun kapal selam sendiri. Tekad itu dibuktikan dengan diikutkannya karyawan PT PAL Indonesia dalam Transfer of Technology (ToT) di Korea Selatan.
Ekonom Rizal Ramli juga pernah mengatakan bahwa kita juga bisa belajar dari pengalaman Jerman dalam berdemokrasi. Menurut beliau, sebaiknya parpol diberi jatah oleh negara dengan budget yang sama untuk merekrut Caleg berkualitas dan biaya kampanye sebesar masing-masing 5 triliun. Cara ini diterapkan di Jerman. Jumlah ini tak seberapa dibandingkan ratusan triliun yang digunakan partai lewat korupsi. Karena jatah keuangan dari APBN, maka negara berhak mengaudit penuh penggunaannya.
Jika demokrasi dan sistem pemerintahan kita sudah benar, maka kita akan mampu berlari lebih cepat lagi. Sekarang saja, dengan kondisi korupsi masih merajalela, kita mampu menjadi negara dengan ekonomi terkuat ke-16 (2011) dan ke-14 (2012) di dunia, mengalahkan Belanda, Australia, beberapa negara Eropa, dan menjadi terbesar di ASEAN.
Era baru PT PINDAD di bawah Menteri BUMN Dahlan Iskan : Fokus pada bisnis inti, melepas bisnis yang tidak ada hubungannya dengan industri pertahanan & keamanan. Hasilnya ? Revenue PT PINDAD naik secara signifikan.  Bersama PT DI, PAL, LEN, LAPAN, dan Krakatau steel  bahu membahu memajukan industri strategis nasional.
Semenjak Menteri BUMN dipegang Dahlan Iskan, industri-industri penting di bawah BPIS kita maju pesat. Dari semula PT PAL yang rugi terus sekarang mampu menyelesaikan beberapa proyek pembuatan Kapal Cepat Rudal dan Kapal Kelas Sigma secara mandiri; dari semula PT DI megap-megap kini malah mulai menangani proyek-proyek baru berjangka panjang baik dari pemerintah, negara lain, dan dari Air Bus. LAPAN sudah mampu membuat satelit sendiri belajar dari Jerman. PINDAD sudah mampu membuat panser dan beberapa senjata andalan, dan beberapa tahun lagi akan membuat sendiri Tank kelas medium. PT INKA sudah mulai mau bangkit dari mati suri dengan membuat Kereta modern bandara Soekarno-Hatta dan ekspor ke Malaysia/Singapura. Krakatau Steel memasok semua keperluan baja untuk industri Kapal kita yang mulai fokus pada pembuatan kapal militer. ITS, ITB, UI, UGM, dan beberapa perguruan tinggi lain telah mampu membuat konsep mobil Hybrid dan Green Car yang amat potensial ke depannya. Siswa-siswa SMK kita juga mampu merakit mobil sekelas Daihatsu Xenia bernama mobil ESEMKA. Banyak pula SMK yang mampu merakit laptop sendiri sekelas ACER, Compaq, maupun Toshiba.
Panser Anoa
Panser Anoa menjelang misi PBB
Dari sini terlihat bahwa kita punya potensi yang sangat baik untuk bisa mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara maju. Jika kita konsisten dan bahkan bisa memberantas korupsi di segala bidang, maka kita akan bisa mencapainya dengan lebih cepat. Untuk bisa seperti Brazil atau India, rasanya tidak akan sulit. Jangan lagi kita bandingkan dengan Malaysia atau Thailand, karena mereka bukan level kita. Kita harus melihat ke depan, bisa maju seperti Jerman, namun tetap riligius sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan budaya kita sendiri. Kita tetap dengan standard etika dan moral yang tinggi. Kita tidak tertarik menjadi sebebas AS di mana homoseks dilegalkan, seks bebas begitu merajalela, atau Italia di mana mafia obat bius/Narkoba begitu berkuasa, judi merusak tatanan.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memegang senjata buatan PT PINDAD, dalam pameran senjata militer di Jakarta (8/2). Dalam kunjungan ke China, disepakati alih teknologi antar kedua negara
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memegang senjata buatan PT PINDAD, dalam pameran senjata militer di Jakarta (8/2). Dalam kunjungan ke China, disepakati alih teknologi antar kedua negara (sumber: AFP)
Bolehlah dalam hal moral etika sama seperti Rusia yang melarang homoseks dan pornografi. Kita tidak perlu ikut-ikutan seperti AS yang bebas mutlak, toh AS juga kaya dan maju lantaran dibangun dari menghisap kekayaan alam dari negara-negara lain seperti Venezuela, Argentina, Indonesia, Timur Tengah, dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Bosan jadi bulan-bulanan produk asing, Indonesia (Kadin) akan membuat Tablet sendiri ! Tablet canggih ini akan sangat 'Indonesia', karena fitur-fiturnya disesuaikan dengan kebutuhan khas Indonesia. Produksi massal akan dimulai tahun ini, harganya  untuk masyarakat Rp 600.000.
Tapi Indonesia, Venezuela, Bolivia, Meksiko, Brazil, Argentina, dan negara-negara anti penjajahan lain di dunia mulai sadar dan pintar. Negara-negara berkembang itu kini sadar bahwa selama ini telah dikibuli oleh Barat lewat Freeport, Exxon, Newmont, Chevron, Total, British Protheleum, IMF, Bank Dunia, ADB, dan bahkan  WTO. Makanya sekarang Barat krisis berat karena tidak bisa lagi seenaknya menghisap darah negara-negara lain di dunia yang lebih lemah sebagai sumber kemakmuran. Krisis Eropa dan AS diperkirakan tidak akan cepat pulih. Di Eropa, hanya Turki yang ekonominya tumbuh di atas 3 % per tahun. BRICS akan mengambil alih, dan boleh jadi, BRICS akan berubah menjadi BRIICS. Tambahan I satu lagi adalah kependekan dari Indonesia

No comments:

Post a Comment