Jakarta - Sepak bola Indonesia dan kasak-kusuk di
dalamnya belum menghasilkan prestasi yang diidamkan. Tapi dukungan buat
sepakbola Indonesia tak seharusnya berhenti karena di luar itu ada ingar
bingar yang lebih merdu: cerita keberhasilan Garuda-Garuda muda.
Kamis,
1 Agustus 2013, sekelompok orang berkumpul di sebuah lapangan futsal di
Bandung. Dengan khidmat dan penuh semangat, mereka yang memakai seragam
berwarna putih tersebut melafalkan setiap bait janji dengan lantang.
"Janji
kehormatan, Timnas Indonesia Homeless World Cup. Demi kehormatanku,
atas nama Indonesia, aku berjanji akan menjaga nama baik tanah air
Indonesia. Berbuat yang terbaik bagi tanah air Indonesia. Pantang
menyerah, melakukan perubahan diri, dan berbakti bagi tanah air
Indonesia," ucap mereka.
Ya, orang-orang itu adalah para pemain,
pelatih, dan manajer tim dari Timnas Indonesia yang akan bermain di
Homeless World Cup 2013 di Poznan, Polandia, beberapa waktu lalu. Mulai
tahun ini hingga ke depan, janji tersebut akan diucapkan sebagai janji
kehormatan Timnas HWC Indonesia.
Homeless World Cup adalah Piala
Dunia-nya orang-orang yang secara sosial termarjinalkan. Mereka yang
tergabung sebagai pemain biasanya adalah orang-orang yang pernah
terjerat narkoba, pengidap HIV, dan hidup sebagai kaum miskin.
Yang
lebih berat lagi, mereka hidup dalam stigma dan diskriminasi. Apapun
yang mereka lakukan sering kali masih dipandang sebelah mata oleh
sebagian masyarakat, bahkan dianggap sampah, walaupun mereka terus
berusaha untuk keluar dari dunia itu.
Lewat Homeless World Cup
itulah mereka berusaha menunjukkan bahwa stigma hanyalah stigma dan
diskriminasi hanyalah sudut pandang yang terbelokkan oleh tampilan luar.
Pada
tahun 2012, dalam kejuaraan yang berlangsung di Mexico City, Indonesia
tampil sebagai semifinalis. Mereka kemudian melaju ke perebutan tempat
ketiga, tapi kalah dari Brasil. Itu adalah pencapaian tertinggi
Indonesia di turnamen tersebut.
"Harapan saya cuma satu setelah
ini: semoga kami bisa menjadi orang yang lebih baik, syukur-syukur bisa
berguna buat orang lain. Dan semoga Indonesia juga menjadi lebih baik,"
ujar Arif Apriadi, salah satu anggota skuat Indonesia pada perhelatan
tahun 2012 itu.
Harapan Arif sama seperti harapan para pemain
lainnya yang mengikuti Homeless World Cup. Untuk pemain dari negara
lain, harapannya adalah untuk negaranya. Untuk Arif, harapannya tentu
saja buat Indonesia.
"Di akhir turnamen saya dipanggil pihak
penyelenggara. Mereka menyampaikan salut dan apresiasi atas penampilan
kita. Mereka juga berterima kasih pada fans Indonesia, karena arus
twitter Homeless World Cup begitu deras dari Indonesia. Mereka bilang,
berkat twitter dari Indonesia, turnamen ini menjadi lebih terkenal!"
seru Febby Arhemsyah, manajer tim Homeless World Cup Indonesia.
Membanggakan buat Indonesia, membanggakan juga buat diri sendiri.
Timnas
Homeless World Cup Indonesia hanyalah salah satu contoh dari sebagian
besar suara merdu soal Indonesia di luar sana. Di luar itu, masih ada
sekelompok anak Indonesia yang kerap bergaung di kejuaraan Danone
Nations Cup atau malah menjadi juara di Milan Junior Camp Day.
Tahun
2011, Indonesia All Star Team tampil sebagai juara di Intesa Sanpaolo
Cup. Intesa Sanpaolo Cup sendiri merupakan turnamen tahunan yang
menyedot perhatian di Milan Junior Camp Day. Sebagai catatan, kemenangan
di tahun 2011 itu melanjutkan sukses serupa dari perhelatan sebelumnya.
Pada
laga final turnamen tersebut, tiga pemain berusia 15 tahun diizinkan
untuk diturunkan, yakni Gavin Kwan Adsit, Sabeg Fahmi Fachrezy, dan M.
Maulid. Di antara ketiganya, Gavin kini jadi yang paling menonjol. Saat
ini dia bermain bersama tim reserve CFR Cluj (Rumania).
Cerita-cerita
dari Milan, Mexico City, dan terakhir Poznan memang tidak akan habis
untuk diceritakan ulang. Selalu ada momen-momen yang bikin bangga hingga
unik.
Yang juga tak kalah menarik, Tim Homeless World Cup
berangkat ke Mexico City tanpa bantuan dari Pemerintah. Mereka berangkat
dengan dana patungan dari masyarakat. Baru pada 2013, keberangkatan
mereka ke Poznan mendapatkan perhatian dari Kemenpora.
===
Mari dukung Tim sepak bola Indonesia dengan kunjungi www.ayoindonesiabisa.com.
Jadilah bagian dari 24 juta dukungan untuk datangkan pelatih Manchester
United. Dipersembahkan oleh CLEAR, shampoo pria no.1 di dunia
No comments:
Post a Comment