AKARTA, KOMPAS.com - Polemik tersebut terungkap saat
pakar konstruksi Wiratman Wangsadinata mempresentasikan sejarah panjang
jembatan ultra panjang 25 kilometer dengan bentang 2.200 meter itu pada
Simposium Nasional Arsitektur Jembatan Selat Sunda di Jakarta, Kamis
(5/9/2013). Dia mengatakan, polemik tersebut mulai timbul pada Maret
2012 dan tak juga berujung sampai sekarang.
"Polemik terjadi
saat pihak asing secara agresif ingin menguasai dan mengambil kendali
sepenuhnya atas pembangunan Jembatan Selat Sunda ini. Agresifitas asing
termasuk dalam hal studi kelayakan, perancangan baik itu pra desain dan
desain, hingga pelaksanaan pembangunannya," kata Wiratman.
Pendiri
dan Direktur Utama Wiratman & Associate tersebut menegaskan, pihak
asing harus berada di bawah kendali kepemimpinan Nasional. Ia menggaris
bawahi hal ini sebagai sesuatu yang penting diperhatikan.
"Kita
harus merealisasikan visi bangsa ke depan. Kita yang memimpin,
mengendalikan dan mengarahkan studi kelayakan dan pelaksanaan
pembangunan," ujarnya.
Selain masalah teknis studi kelayakan dan
perancangan, masalah berikutnya adalah pembiayaan, baik biaya
pembangunan maupun studi kelayakan. Menurut Wiratman, khusus biaya studi
kelayakan sebesar Rp 1 triliun, bisa dialokasikan dari APBN. Oleh
Karena itu, pemerintah harus masuk dalam konsorsium PT Graha Banten
Lampung Sejahtera (GBLS) selaku pemrakarsa proyek. GBLS merupakan
konsorsium yang terdiri atas Pemerintah Daerah Banten-Lampung dan Artha
Graha Network melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia serta Wiratman
& Associate.
Seperti pernah diberitakan sebelumnya, Wakil
Menteri Pekerjaan Umum RI, Hermanto Dardak pernah mengungkapkan,
jembatan seperti JSS ada di China, di Jepang, serta New York dan Italia.
Bahkan, jembatan di Italia sudah 20 tahun ini masih berupa rencana dan
belum terbangun. Tak syak, pembangunan JSS membutuhkan rencana sangat
matang dengan anggaran tidak sedikit untuk benar-benar diperhitungkan.
Boleh
jadi, studi tentang rencana Jembatan Selat Sunda pada simposium nanti
bisa menjadi pengetahuan bagi seluruh arsitek serta insinyur tak hanya
di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Karena, kehadiran proyek
ini memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, yaitu gunung Anak
Krakatau yang tersohor di dunia itu.
No comments:
Post a Comment