semoga orang ini , punya negara baru.. karena tidak adil dalam peniliannya |
Terkait insiden penembakan terakhir yang menewaskan sopir bernama Ali, Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti melalui pesan elektroniknya dari Jenewa, Rabu 25 September 2013 (sebagaimana dirilis media lokal Bintang Papua) menjelaskan, jika benar pelakunya adalah kelompok OPM pimpinan Goliath Tabuni, maka kasus itu adalah kasus politik bukan kriminal. Karena itu Poengki menyarankan agar Pemerintah segera memulai dialog damai dengan kelompok-kelompok OPM di Papua.
http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/8909-%E2%80%9Cjika-goliath-tabuni-berarti-politik%E2%80%9D
Agak sulit bagi saya menerima pernyataan aktivis HAM itu. Jika membunuh bukan kasus kriminal, berarti hukum tidak bisa ditegakan bagi kelompok OPM hanya karena mereka mengusung aspirasi Papua merdeka (motif politik). Kita tinggal menunggu saja jatuhnya korban-korban tak bersalah demi aspirasi Papua merdeka.
Opini-opini seperti inilah yang justru akan membuat Papua semakin bergolak. Poengki mungkin bisa tidur nyenyak di hotel berbintang di Jenewa dengan biaya dari lembaga donor, tetapi kami orang Papua yang tinggal di pegunungan yang harus cari makan dengan meramu hasil hutan, setiap saat nyawa kami bisa melayang diterjang timah panah dari kelompok OPM. Tega sekali Anda ini.
Cobalah, mari kita bertukar tempat. Saya tinggal di hotel dan Ibu Poengki ikut keluarga saya ke hutan untuk meramu. Tiba-tiba salah seorang anggota keluarga saya tertembak di depan mata ibu oleh kelompok OPM. Apakah ibu akan mendatangi pelakunya dan berkata : “hey pace, kamu bukan kriminal, tetapi pejuang sejati!” Saya sangat yakin, reaksi spontan Ibu Poengki akan sama dengan kami-kami selama ini. Lari ketakutan sekencang-kencangnya untuk mencari perlindungan kepada petugas TNI di pos terdekat. Berani coba?
Ibu hanya bisa tenang dan aman kalau mereka tahu Ibu bagian dari kelompok mereka….
No comments:
Post a Comment