Friday, 20 September 2013

Timor timur dalam pandangan lopez da cruzz

BUKU " KESAKSIAN AKU DAN TIMOR TIMUR ", KARYA F.X. LOPES DA CRUZ.

Bagi anak-anak SD, bahkan mungkin SMP saat ini mungkin tak pernah tahu kalau negara tetangga kita TIMOR LESTE, dulu pernah menjadi Propinsi ke 27 negara kita, bahwa negara itu pernah menjadi saudara setanah air. Bahkan mungkin sebagian dari kita yang dewasapun sudah lupa akan hal itu.
Tapi hal itu sudah tercatat dalam sejarah dan buku ini baik sekali untuk dibaca orang yang belum mengetahui sejarah Timor Leste.

Buku ini merupakan otobiografi salah seorang yang menjadi peneken Deklarasi Balibo yang isinya menyatakan tekad rakyat Timor Timur untuk bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun semua kini tinggal kenangan, setelah rakyat Timor Timur memutuskan untuk berpisah dari R.I., melalui REFERENDUM.


BERIKUT KUTIPAN PENGANTAR PADA SAMPUL BELAKANG BUKU :

Francisco Xavier Lopes da Cruz adalah satu dari sedikit barisan pejuang Timor Timur kelas pionir yang memahami betul denyut nadi historis bangsanya. Karir dan pengalaman beliau SETUA konflik yang pecah di Timor Timur era modern.

Ia terlibat langsung dalam setiap peristiwa akbar yang menjadi simpul sejarah masyarakatnya. Nyaris di semua penggal historis yang amat menentukan nasib dan posisi orang-orang Timor Timur, ia menebar pengaruh besar yang sama sekali tak bisa diabaikan.

Dalam posisi sebagai Ketua UDT, peneken Deklarasi Balibo dan kemudian Dubes Keliling R.I, beliau memang tidak netral. Beliau penyokong sekaligus pembela yang gigih integrasi Timor Timur ke pelukan R.I. Ia berseberangan dengan tokoh-tokoh Fretilin yang menghendaki pemerdekaan diri.

Dalam periode segenting sekarang (1999, saat buku ini diterbitkan), orang-orang Timor Timur, pada khususnya, dan masyarakat Indonesia dan komunitas antar bangsa, pada umumnya, menanti-nanti momen ketika Pak Lopes da Cruz tampil dan bicara di depan publik lewat otobiografinya untuk menjawab pertanyaan ini :

Mengapa bumi Lorosae tak pernah tenteram ?
Mengapa konflik terus menggerusnya dari waktu ke waktu ?
Di era kolonial ia tertindas, di era perang saudara, ia berdarah, di era integrasi, ia terteror, di era reformasi, ia tak past

No comments:

Post a Comment