BUKU " KESAKSIAN AKU DAN TIMOR TIMUR ", KARYA F.X. LOPES DA CRUZ.
Bagi
anak-anak SD, bahkan mungkin SMP saat ini mungkin tak pernah tahu kalau
negara tetangga kita TIMOR LESTE, dulu pernah menjadi Propinsi ke 27
negara kita, bahwa negara itu pernah menjadi saudara setanah air. Bahkan
mungkin sebagian dari kita yang dewasapun sudah lupa akan hal itu.
Tapi hal itu sudah tercatat dalam sejarah dan buku ini baik sekali untuk dibaca orang yang belum mengetahui sejarah Timor Leste.
Buku
ini merupakan otobiografi salah seorang yang menjadi peneken Deklarasi
Balibo yang isinya menyatakan tekad rakyat Timor Timur untuk bersatu
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun semua kini tinggal
kenangan, setelah rakyat Timor Timur memutuskan untuk berpisah dari
R.I., melalui REFERENDUM.
BERIKUT KUTIPAN PENGANTAR PADA SAMPUL BELAKANG BUKU :
Francisco
Xavier Lopes da Cruz adalah satu dari sedikit barisan pejuang Timor
Timur kelas pionir yang memahami betul denyut nadi historis bangsanya.
Karir dan pengalaman beliau SETUA konflik yang pecah di Timor Timur era
modern.
Ia terlibat langsung dalam setiap peristiwa akbar yang
menjadi simpul sejarah masyarakatnya. Nyaris di semua penggal historis
yang amat menentukan nasib dan posisi orang-orang Timor Timur, ia
menebar pengaruh besar yang sama sekali tak bisa diabaikan.
Dalam
posisi sebagai Ketua UDT, peneken Deklarasi Balibo dan kemudian Dubes
Keliling R.I, beliau memang tidak netral. Beliau penyokong sekaligus
pembela yang gigih integrasi Timor Timur ke pelukan R.I. Ia
berseberangan dengan tokoh-tokoh Fretilin yang menghendaki pemerdekaan
diri.
Dalam periode segenting sekarang (1999, saat buku ini
diterbitkan), orang-orang Timor Timur, pada khususnya, dan masyarakat
Indonesia dan komunitas antar bangsa, pada umumnya, menanti-nanti momen
ketika Pak Lopes da Cruz tampil dan bicara di depan publik lewat
otobiografinya untuk menjawab pertanyaan ini :
Mengapa bumi Lorosae tak pernah tenteram ?
Mengapa konflik terus menggerusnya dari waktu ke waktu ?
Di era kolonial ia tertindas, di era perang saudara, ia berdarah, di era integrasi, ia terteror, di era reformasi, ia tak past
No comments:
Post a Comment