Monday, 23 September 2013

Tabuh Tambo, SBY Buka Pekan Kebudayaan Aceh,mari rakyat papua damailah seperti aceh!!!

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Gema suara Tambo (bedug khas aceh) menggema menandai dibukanya Pekan Kebudayaan Aceh ke VI, yang dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Taman Ratu Safiatuddin, Jumat (20/9/2013).

Pembukaan PKA VI ini juga diiringi pemukulan rapai pasee, sebuah alat pukul sejenis rebana dengan ukuran raksana yang merupakan alat tabuh tradisional Aceh yang berasal dari kawasan pesisir utara Aceh.

Dalam sambutannya, Presiden SBY mengingatkan bahwa Aceh memiliki banyak peninggalan sejarah, mulai dari dari sejarah kedaerahan hingga peninggalan tsunami yang bisa mengundang wisatawan ke Aceh.

"Kebudayaan Aceh kini bukan hanya milik orang Aceh, tapi juga milik bangsa Indonesia," kata SBY dalam sambutan pembukaannya, Jumat (20/9/2013).

SBY juga menyatakan bahwa adat serta kebudayaan Aceh memiliki 3 dimensi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Aceh, yakni dimensi mental simbolik, yang menggambarkan kekhasan masyarakat Aceh dengan tata kehidupan sejak dulu hingga kini. Kedua, dimensi sosial, dimana dimensi ini menggambarkan interaksi masyarakat Aceh yang dinamis, dan ketiga, dimensi material, yang mencerminkan khazanah Aceh yang sangat beragam.

“Dengan mengusung nilai tamaddun dan nilai kebudayaan yang tinggi, mari membangun Aceh secara bersama-sama demi kemajuan Aceh dan masyarakatnya,” ujar presiden.

Selain itu, dalam pidatonya, Presiden SBY juga menyatakan sudah memenuhi dan akan terus merespons beberapa hal yang diajukan Gubernur Aceh untuk ditingkatkan kualitasnya, seperti perubahan status beberapa universitas swasta menjadi negeri; pembangunan sejumlah rumah sakit rujukan di kabupaten/kota dan; pembangunan rumah layak huni bagi kaum duafa dan korban konflik.

“Sebagian usulan itu sudah direspons dengan baik, dan sebagian lagi masih dalam proses, termasuk pembahasan beberapa persoalan Aceh yang terkait dengan undang-undang pemerintahan Aceh,” jelasnya.

Seusai membuka kegiatan Pekan Kebudayaan Aceh VI, Presiden juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke sejumlah stan pameran dari kabupaten/kota dan menanam pohon Nagkadak, yang merupakan pohon hasil perkawinan nangka dan cempedak.

Sementara itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan, perhelatan Pekan Kebudayaan Aceh, bukan sekadar perhelatan yang menampilkan aneka budaya dari seluruh daerah yang ada, melainkan juga merupakan refleksi dari perkembangan pembangunan Aceh yang sudah dijalankan selama ini.

“Di arena ini kita juga dapat melihat sebenarnya sudah sejauhmana pembangunan berlangsung dan dinikmati oleh semua masyarakat Aceh, sehingga ini juga menjadi evaluasi bagi pemerintah,” jelas Gubernur Zaini. Pekan Kebudayaan Aceh sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 1958. Pagelaran PKA ini sendiri bertujuan untuk menggiatkan wisata di Provinsi Aceh

No comments:

Post a Comment