Perhelatan SEA Games 2013 semakin dekat. Dengan waktu kurang dua
bulan menuju Myanmar, Timnas U23 Indonesia belum juga menemui bentuk
permainannya.
Salah satu masalah yang paling mengganjal pelatih
Rahmad Darmawan adalah lini serang. Skuat Garuda Muda masih belum tajam
dalam merobek barisan pertahanan lawan.
Kini, lini depan Garuda Muda akan kembali diuji dengan melawan Timor
Leste dalam laga uji coba di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta,
Rabu (30/10) malam nanti. Rahmad menuntut para pemainnya untuk lebih
galak dalam menyerang.
"Kami terus melakukan proses agar serangan tim lebih tajam. Tentunya
pembenahan juga dilakukan di semua lini. Laga lawan Timor Leste akan
jadi ujian berat," ujar Rahmad kepada Republika Online (ROL).
Timnas U-23 hanya mampu memetik lima kemenangan dari 11 laga uji coba yang telah dilakoni. Sisanya berujung kekalahan.
Meski hanya bertajuk laga uji coba namun baik Indonesia U-23 maupun
Timor Leste tak akan tampil main-main. Kedua tim diprediksi akan
sama-sama ngotot saat dipertemukan di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu
(30/10/2013) malam WIB.
Bagi kedua tim laga ini merupakan salah satu agenda persiapan jelang SEA Games 2013 di Myanmar, Desember mendatang.
Dalam pertemuan sebelumnya, Indonesia memang pernah mengalahkan Timor
Leste. Saat itu, Merah Putih mengalahkan Timor Leste 2-0 pada
penyisihan Piala AFC U-22 2012 di Riau.
Namun, kondisi beberapa bulan lalu jelas berbeda dibanding sekarang.
Timor Leste diprediksi telah banyak mengalami kemajuan dan tak bisa
dianggap sebelah mata.
“Beberapa bulan lalu di Riau pernah hadapi Timor Leste di penyisihan
Piala Asia U-22. Timor tidak bisa dipandang remeh, punya beberapa pemain
yang punya kualitas,” ujar Aji Santoso dalam sesi jumpa pers Hotel
Grand Quality, Selasa (29/10/2013) siang, dilansir Detik.
Skuat Indonesia, yang menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta, saat
ini tersisa 26 pemain, setelah dilakukan perampingan, Senin
(28/10/2013) kemarin. Namun, dari 26 pemain itu, Aji masih enggan
membeberkan siapa saja yang bakal diturunkan.
“Belum bisa kami ditentukan karena malam nanti baru rapat para pelatih untuk menentukan siapa saja yang diturunkan,” jawab Aji.
Di sisi lain, Timnas U-23 Timor Leste menilai laga melawan Indonesia
merupakan laga penting. Laga ini merupakan rangkaian persiapan kedua
Timor Leste dalam menghadapi SEA Games 2013.
“Kami menghormati Timnas Indonesia. Tapi kami punya tujuan untuk
menang,” kata pelatih Timor Leste, Emerson dos Santos Alcantara.
“Tujuan besarnya (dari pertandingan ini) adalah SEA Games. Tapi laga
melawan Indonesia ini penting bagi latihan kami. Tentunya kami ingin
menang meski ini hanya laga ujicoba,” sambung
Tuesday, 29 October 2013
Monday, 28 October 2013
semoga indonesia u19 lolos piala dunia, 2015 di new zealand
ketika kita mendengarkan lagu indonesia raya dinyanyikan rasanya gemuru di dada kita apalagi jika dinyanyikan di perhelatan akbar seperti sepak bola di piala dunia. apalagi di asia 2015 timnas senior kita yang barus selesai dari konflik tidak bisa menunjukkan keberhasilannya, mungkin sudah merupakan takdir kita untuk tidak lulus di piala tersebut, karena saat ini di grup kita yang ada iraq,arab saudi dan china kita hanya bisa memberikan nilai 1.
kita sebagai rakyat yang cinta akan bola , berdoa semoga ktia menang dalam piala dunia tersebut artinya kita lolos di sana
Beberapa hari
yang lalu diberitakan bahwa Timnas U-19 akan memulai pemusatan latihan
jangka panjang tgl 9 November nanti, dalam rangka persiapan menghadapi Piala Asia U-19. di Myanmar, 5-22 Oktober 2014 nanti.
Timnas U-19 juga dibebani target “BESAR” untuk lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2015 di Selandia Baru. Untuk mencapai semua itu pelatih Indra sjafri sudah mengajukan Program jangka panjang bagi timnas U-19 dan sudah mendapat persetujuan oleh PSSI dan BTN.
Ada tiga tahapan yang akan dilakukan sang pelatih Indra Sjafri yaitu :
General Preparation (Persiapan umum), Indra akan memberi porsi lebih banyak dalam hal penigkatan kondisi fisik.
Specific Preparation, pemusatan latihan akan masuk ke dalam hal pematangan teknik dan strategi bermain. Persiapan pada dua tahap itu kemudian akan diaplikasikan pada fase terakhir yakni Match and Competition.
Uji coba tingkat lokal serta internasional. lokal bisa berbentuk turnamen melawan tim asal Indonesia. Sedangkan, internasional tentu melawan tim yang bisa meningkatkan level permainan
Dengan demikian
terjawab sudah pertanyanyaan besar apa langkah kedepan timnas U-19
setelah meraih kesuksesan kemaren itu? Semua sudah menjadi jelas dengan
telah disetujuinya program platnas jangka panjang ini, membuat apa yang
sempat menjadi wacana dan berbagai keinginan dari pemain timnas U-19
untuk bermain di kompetisi liga professional serta adanya keinginan dari
berbagai klub yang berkompetisi untuk menarik sebagian pemain Timnas
untuk bermain di klubnya jelas sudah tidak memungkinkan.
Jadi intinya
setahun kedepan sampai partai final di Myanmar nanti para pemain Timnas
U-19 sudah dipatok fokus kepada persiapan tim untuk tampil di Piala Asia U-19 2014 dan berusaha untuk lolos ke piala Dunia U-20 di Slandiabaru 2015, seperti yang pernah disampaikan Coah Indra “Pemain harus besar di klub tapi sekarang kami minta klub bersabar satu tahun ini sampai kami selesai,” kata Indra
Berbicara nasib
para pemain muda tentunya tidak lepas dari langkah yang diambil para
pengurus sepak bola dalam merancang sistem kompetisi yang baik dan sehat
dangan segala bentuk produk kebijakan dikeluarkannya, kalau kita
melihat ke yang sudah-sudah mengapa bibit-bibit unggul itu kebanyakan
karirnya pudar bahkan tenggelam ketika beralih ke tingkat senior ?
dimana kita mengetahui tim senior sampai saat ini masih miskin akan
prestasi?
Apa lagi seperti yang ramai diberitakan kompetisi sepak bola yang ada telah menjadi ladang berbagai kepentingan, sepakbolapun lebih sering menjadi ajang komoditas politik untuk mendongkrak kepentingan para politisi ketimbang ajang perestasi, akhirnya apa yang terjadi ? yang terjadi adalah adanya praktek pengaturan skor yang mencederai khitah dari olahraga paling dicintai masyarakat ini. Belum lagi munculnya “dugaan” mafia sepak bola serta pengaruh kepentingan pengusaha-pengusaha besar dalam pusaran konflik para pengurus, sementara hal yang teramat penting dalam pembinaan pemain usia dini menjadi terlupakan, termasuk semua wacana pembangunan fasiltas sepak bola tingal menjadi kenangan dan tak lebih dari lips service pengurus demi pencitraan pengururs sepakbola itu sendiri.
Kisah lama yang pernah mencederai persepakbolaan Indonesia bisa-bisa akan terulang kembali seperti ketika Indonesia masuk final Piala AFF 2010, banyak pihak termasuk partai politik, saling mengklaim sebagai pihak yang berjasa. Adanya acara-acara seremonial yang tidak ada sangkut pautnya dengan sepakbola menjadi agenda yang harus dijalani oleh para pemain sebelum turnamen usai, termasuk berkunjung ke rumah ketua partai yang sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan sepakbola.
Dari semua apa
yang terjadi tentunya akan berimbas ke lapangan, seperti yang sudah
pernah terjadi sebelum ini. Pemain yang katanya sudah senior bertindak
sesukanya, bermain kasar/brutal tawuran sesama pemain, melakukan
pemukulan terhadap wasit sampai ke tawuran antar suporter, semuanya
sudah menjadi potret buram kondisi persepakbolaan di negri ini. Yang
pada akhirnya berujung kepada bobroknya mental para pesepak bola senior
itu seperti halnya yang terjadi ketika beberapa waktu yang lalu dimana
para pemain senior mengeluh dan menolak latihan fisik bahkan melakukan
boikot terhadap pelatih seperti yang dialami pelatih “Blanco” waktu
persiapan melawan Irak di Pra Pila Asia 2015 beberapa waktu yang lalu
dengan alasan yang tak pantas dan mengada-ngada .
Prestasi sepak
bola seperti yang ditampilkan timnas U-19 kemaren boleh dibilang hadir
karena adanya kebesaran hati sang pelatih Indra Sjafri yang mampu membangkitkan nasionalisme pemain dan membuat daya juang serta semangat pemain meningkat, bahkan seorang Indra Sjafri
yang rela berkorban melakukan apa saja demi tim dan itupun masih
ditambah dengan persoalan Gaji yang membuat kita miris mendengarnya dan
juga termasuk kontrak yang tidak jelas, tapi sukurlah akhirnya semua
kembali ke rel yang benar setelah tampil mempesona di ajang pra piala
asia U-19 dan menjuarai piala AFF 2013 membuat Euforia Sepakbola di
negri ini kembali terjadi, pada akhirnya Kontrak pelatih Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U-19 resmi sudah ditanda tangani.
Kembali ke Judul Dua Project Ambisius Timnas U-19 ?
kita berharap semoga semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang
diharapkan, apa lagi segala persoalan sudah teratasi dan ditunjang
persiapan pelatnas jangka panjang yang memadai semoga timnas U-19 ini
nantinya bisa menjadi cikal bakal bangkitnya persepakbolaan Indonesia
untuk kembali menjadi macan ASIA atau paling tidak jadi macan ASEAN
dululah baru berikutnya Macan Asia….he…he… sukur-sukur bisa lolos dan
tampil di piala dunia U-20 di Slandia Baru nanti ……amin…..selamat
menimati
Skuat Timnas U-19 Gabung Inter Milan? Ini Tanggapan Indra Sjafri
Internazionale yang dilakukan oleh pengusaha Indonesia, Erick Thohir membawa harapan baru bagi sepakbola nasional.
Dengan keberadaan Thohir di Nerazzurri, pemain-pemain asal Indonesia diharapkan bisa menimba ilmu atau bahkan bermain di klub asal Milan tersebut.
Salah satu tim yang disebut memiliki peluang terbesar bermain di La Beneamata adalah para anggota skuat Timnas Indonesia U-19 yang baru saja meraih prestasi luar biasa beberapa waktu belakangan.
Namun pelatih skuat Garuda Jaya, Indra Sjafri menolak untuk membuat kesimpulan bahwa Evan Dimas cs akan memiliki peluang lebar bergabung dengan Inter Milan.
"Ya, itu (akuisisi Inter Milan oleh Thohir) memang bisa saja menjadi jalan bagi anak-anak kita untuk bermain di luar negeri, namun saat ini masih terlalu dini untuk berbicara terlalu banyak." ujar Indra.
Sebelumnya Thohir resmi mengakuisisi 70 persen saham Inter Milan dari tangan Massimo Moratti. Raja media itu tidak sendirian dalam proses pembelian saham klub, melainkan bersama dua rekannya yakni Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo
Akuisisi klub raksasa Serie A,
Dengan keberadaan Thohir di Nerazzurri, pemain-pemain asal Indonesia diharapkan bisa menimba ilmu atau bahkan bermain di klub asal Milan tersebut.
Salah satu tim yang disebut memiliki peluang terbesar bermain di La Beneamata adalah para anggota skuat Timnas Indonesia U-19 yang baru saja meraih prestasi luar biasa beberapa waktu belakangan.
Namun pelatih skuat Garuda Jaya, Indra Sjafri menolak untuk membuat kesimpulan bahwa Evan Dimas cs akan memiliki peluang lebar bergabung dengan Inter Milan.
"Ya, itu (akuisisi Inter Milan oleh Thohir) memang bisa saja menjadi jalan bagi anak-anak kita untuk bermain di luar negeri, namun saat ini masih terlalu dini untuk berbicara terlalu banyak." ujar Indra.
Sebelumnya Thohir resmi mengakuisisi 70 persen saham Inter Milan dari tangan Massimo Moratti. Raja media itu tidak sendirian dalam proses pembelian saham klub, melainkan bersama dua rekannya yakni Rosan Roeslani dan Handy Soetedjo
Akuisisi klub raksasa Serie A,
presiden soekarno dalam catatan blog malaysia
malaysia, brunei, dan juga singapura . masih saudarah dengan kita...!!!
sebagai bangsa yang mendiami wilayah nusantara kadang kita , selalu ribut hanya karena masalah kebudayaan dan juga masalah tapal batas saja. tidak kah kita ingat bahwa kita satu rumpun berbahasa satu dan akan lebih kuat jika kita bisa menjadi satu bangsa, di suatu kawasan yang saling menghormati
Heboh satu Malaysia selepas muncul bendera Sang Saka Malaya ketika sambutan pra-Merdeka anjuran Bersih tempohari. Ada menteri mengatakan bendera Sang Saka itu menghina bendera kita Jalur Gemilang. Ada juga manusia lain yang mengatakan bendera Jalur Gemilang itu bangang dan Sang Saka lebih sesuai kerana ianya meniru bendera Amerika Syarikat. Persoalannya sekarang siapa tiru siapa dan siapa yang sebenarnya betul dalam perbalahan bendera ini? Hari ini kami di Blogserius mahu memaparkan infografik asal usul bendera Nusantara.
Diharap infografi ini akan memberi sedikit pencerahan tentang sejarah bendera Nusantara yang saling berkait rapat. Selepas ini harapannya kita lebih arif dengan sejarah bendera dan signifikannya warna merah putih yang sedia ada.
Diharap infografi ini akan memberi sedikit pencerahan tentang sejarah bendera Nusantara yang saling berkait rapat. Selepas ini harapannya kita lebih arif dengan sejarah bendera dan signifikannya warna merah putih yang sedia ada.
sabeq fahmi fahrezy, pemain timnas u19. tandem sang kapten garuda jaya
Sabeq Fahmi Fahrezy disebut-sebut bakal kembali memperkuat Timnas Indonesia U19 setelah tidak ikut ambil bagian di AFF Cup U19 2013 dan Kualifikasi AFC Cup 2014 karena cedera. Striker Timnas Indonesia U19 ini memang istimewa. Selain pernah mencetak 14 gol dalam 1 laga, Sabeq Fahmi Fahrezy juga pernah membobol gawang AC Milan sebanyak 2 kali.
Hal itu terjadi ketika Sabeq Fahmi Fahrezy memperkuat Indonesia di ajang AC Milan Junior Camp 2011 yang digelar di Milan, Italia. Di partai final, Indonesia harus berhadapan dengan tuan rumah AC Milan Academy.
Hebatnya, Indonesia sukses memenangkan turnamen setelah menggulung tim AC Milan jenjang usia junior dengan skor ketat 3-2. Adalah Sabeq Fahmi Fahrezy yang menjadi bintang lapangan usai mencetak dua gol ke gawang AC Milan Acamdey di laga puncak tersebut. Satu gol lagi dipersembahkan oleh sang kapten Gavin Kwan Adsit.
Sabeq Fahmi dan Fatchu Rohman Timnas Indonesia U19
Sabeq Fahmi dan Fatchu Rohman
Tak hanya itu, saat memperkuat Indonesia di turnamen pelajar internasional yang digelar di Iran pada tahun 2012 silam, Sabeq Fahmi Fahrezy membuat kejutan dengan mencetak 14 gol dalam 1 pertandingan melawan Pakistan yang berakhir dengan skor 25-0. Sabeq Fahmi Fahrezy pun menjadi top skor di ajang tersebut.
Aksi Sabeq Fahmi Fahrezy terlihat lagi saat memperkuat Timnas Indonesia U17 di ajang HKFA International Youth Football Invitation 2012 di Hongkong. Sabeq Fahmi Fahrezy kembali meraih gelar pencetak gol terbanyak sekaligus terpilih sebagai pemain terbaik.
Sabeq Fahmi Cedera Timnas Indonesia U19
Sabeq Fahmi Harus Dipapah Saat Masih Cedera
Sayangnya, setelah itu Sabeq Fahmi Fahrezy mengalami cedera panjang sehingga tidak masuk skuat Timnas Indonesia U19 di dua event internasional beberapa waktu lalu. Posisinya pun digantikan oleh Ilham Udin Armaiyn. Nah, kini Sabeq Fahmi Fahrezy dikabarkan telah pulih dan siap kembali ke skuat Garuda Jaya.
“Kalau dipanggil Timnas U19, saya siap walaupun hanya dijadikan cadangan. Soalnya baru saja sembuh dari cedera,” tandas Sabeq Fahmi Fahrezy
suatu saat akan ada pemain kakak papua di timnas u19
jika kita cermati tidak ada pemain papua untuk memperkuat timnas garuda jaya.., bukan berarti timnas anti dari papua karena nya.. salah jika orang -orang berpikiran tidak ada papua berarti kita menganak tirikan orang papua.
itu karena di butuhkan oleh tim saja, yang harus memenuhi 4 kriteria mental,fisik, skill , dan kercedasan demikian dikatakan oleh indra safrei
itu karena di butuhkan oleh tim saja, yang harus memenuhi 4 kriteria mental,fisik, skill , dan kercedasan demikian dikatakan oleh indra safrei
jadi pemilihan anggota tim garuda jaya tidak berdasarkan bohong-bohong, dan juga berdasarkan titipan dari para petinggi partai politik yang kadang hanya numpang tenar saja.
Menurut Indra pemain Timnas U-19 dipilih berdasarkan parameter yang jelas yakni skill, kemampuan taktik, fisik, dan mental. Itu artinya Indra Sjafri dalam pemilihan pemain tidak didasarkan atas alasan kuota asal daerah
“Ini timnas sepak bola, bukan partai politik atau panitia haji yang harus ada kuota” ungkap Indra Sjafri seperti yang dilansir Tempo.
Terkait tidak adanya pemain asal Papua, menurut Indra pemain asal Papua ada yang pernah masuk seleksi dalam skuad Garuda Jaya. Hanya saja kedua pemain itu cedera, sehingga tidak dimasukan dalam skuad.
Menurut Indra pemain Timnas U-19 dipilih berdasarkan parameter yang jelas yakni skill, kemampuan taktik, fisik, dan mental. Itu artinya Indra Sjafri dalam pemilihan pemain tidak didasarkan atas alasan kuota asal daerah
“Ini timnas sepak bola, bukan partai politik atau panitia haji yang harus ada kuota” ungkap Indra Sjafri seperti yang dilansir Tempo.
Terkait tidak adanya pemain asal Papua, menurut Indra pemain asal Papua ada yang pernah masuk seleksi dalam skuad Garuda Jaya. Hanya saja kedua pemain itu cedera, sehingga tidak dimasukan dalam skuad.
Meski begitu Indra menegaskan tetap akan memilih pemain berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga bukan karena latar belakang daerah.
Parameter yang jelas dan terukur ini membuat Indra mampu meracik Timnas U-19 yang tangguh. Terbukti mereka mampu menunjukan prestasi dengan menjuarai Piala AFF U-19 di Sidorjo beberapa waktu lalu.“Kami tidak ada sistem kuota, semua diperlakukan sama. Kalau kebetulan yang lolos orang Papua semua, ya apa boleh buat harus diterima” tambah Indra Sjafri.
Selain itu mereka juga berhasil mengalahkan tim kuat Korea Selatan dalam perebutan tiket putaran final Piala Asia AFC 2014 di Myanmar pada Oktober tahun depan.
“Enggak pakai bohong-bohongan, enggak pakai insting dalam memilih dan juga enggak karena opini atau karena ada saudaranya di PSSI” pungkas Indra Sjafr
semoga cepat sembuh ya.. sang kapten garuda jaya..
untung saja ada kebijaksanaan dari pssi untuk tidak memperbolehkan timnas untuk main iklan saya takut kondisi dari para garuda jaya akan sangat tertekan terutam ketika mereka harus membintangi iklan , mbah suriplah yang . dia meninggal karena kecapekan . kita harus mendukung program yang di tetapkan oleh pssi terhadap para garuda jaya..
jangan hiraukan zambasy karena pikirannya sudah kapitalis , dia mengijinkan para pemain timnas di berikan keleluasaan untuk main iklans..
semoga evan dimas bisa sembuh dan dapat meloloskan indonesia ke piala dunia, Evan Dimas dikabarkan tengah sakit. Kedua orangtua Evan Dimas juga membenarkan, putranya sempat masuk rumah sakit dan menjalani perawatan. Selanjutnya oleh dokter diminta untuk beristirahat total.
“Benar sempat dibawa ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Kendung Benowo Surabaya”
“Anak saya Evan mengeluh badannya sakit, capek semua dan matanya berkunang-kunang” ungkap Ana, ibu Evan Dimas (Sabtu, 26/10/13).
Ana lebih lanjut mengatakan bahwa Evan Dimas sempat mendapat perawatan kurang lebih 2,5 jam di rumah sakit Bhakti Dharma Husada (BDH).
“Sekitar dua jam setengah, setelah diberi perawatan dan diinfus Evan boleh pulang dan oleh dokter disarankan beristirahat di rumah” tambah Ana.
Namun Ana menjelaskan ketika diperiksa semua bagian tubuhnya oleh dokter RS BDH, Evan dinyatakan sehat tidak ada gangguan.
“Dikatakan Evan hanya capek dan butuh istirahat” tegas Ana.
Sang ibu juga menjelaskan bahwa saat ini kondisi Evan Dimas berangsur membaik. Menurut sang ibu, pola makan bintang binaan Persebaya 1927 ini juga telah normal.
Keadaan ini memang sedikit membuat Ana dan ayah Evan Dimas kuatir. Pasalnya dengan kondisi yang menurun, bisa saja berpengaruh terhadap karir Evan bersama Timnas U19.
Terlebih beberapa waktu lalu pelatih Indra Sjafri mengatakan bahwa pemain sekelas Evan Dimas pun bisa tergantikan, jika tidak bisa menjaga kondisi dengan baik.
Apalagi Timnas U19 akan segera menggelar TC jangka panjang yang rencananya dimulai awal bulan November mendatang. Apakah Evan Dimas bisa kembali memulihkan kondisi fisiknya? Patut untuk ditunggu.
Friday, 25 October 2013
roy "gedhbruse" suryo..:dapat semprit dari pssi
kita ketahui bahwa roy suryo sering kali memberikan komentar atas keberhasilan timnas, seperti kita ketahui tanpa bantun pemerintah pssi pun bisa mencari bakat-bakat alam yang ada di timnas. biarkan timnas berkembang seperti sekarang ini, ya.. begitulah ulah sih roy "gedhbruse" suryo. seolah-olah karena kemenpero di pegang dia maka indonesia berprestasi..,
Anggota Exco PSSI Tony Aprilani, meminta Menpora Roy Suryo tak terlalu jauh memberikan aturan kepada Timnas Indonesia U-19.
Menurutnya, Menpora cukup memberikan bantuan berupa pembiayaan kepada skuat asuhan Indra Sjafri.
“Timnas ini diperhatikan. Mulai dari anggaran seharusnya dialokasi,” tutur Tony, ditemui di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Beberapa kali, Menpora Roy Suryo menegaskan, bahwa para atlet, khususnya pemain Timnas Indonesia U-19, dilarang main iklan, begitu juga kalau diseret-seret ke ranah politik.
Tony Aprilani mengatakan, menteri seharusnya tidak masuk ke masalah teknis. Cukup hanya memberikan bantuan sesuai porsinya.
“PSSI melalui BTN akan berusaha maksimal dan mengimbau pemerintah melalui Menpora tidak memersulit. Pemerintah, dalam hal ini Menpora, seharusnya tidak asal ngomong,” imbau Tony.
“Menteri jangan masuk ke masalah teknis, tapi harus paham program. Apa tugas pemerintah dan federasi, apa tugas atlet harus disinkronkan. Jangan sampai secara keseluruhan diklaim habis-habisan. Nanti dimarahi akan dibuat seperti ini atau seperti itu, tapi dia tidak tahu porsinya,” beber Tony.
demikan juga la nyala, dari tindakannya juga berniat menjaga timnas.. , memang waktu yang membuktikan apakah selama ini johar arifin baik atau tidak . semoga saja badai di kubu pssi bisa selesai dan kita bisa merengguh jalan menuju piala dunia 2015
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla Mahmud Mattalitti mengancam agar tidak ada pihak yang menawarkan jadi bintang iklan pada para pemain timnas U-19.
La Nyalla bahkan mengindikasikan akan mencoret pemain yang telanjur menjadi bintang iklan.
Ini dilakukan supaya para pemain fokus menjalani pemusatan latihan jangka panjang yang akan dimulai pada 9 November. Pelatnas dilakukan dalam rangka persiapan ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada Oktober 2014
"Mereka fokus membela timnas. Sebaiknya jangan ada pihak yang menawarkan para pemain timnas U-19 menjadi bintang iklan. Pemain yang terlanjur menjadi bintang iklan di layar kaca, mungkin saja dicoret oleh pelatih Indra," kata La Nyalla dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kamis (24/10/2013)
Anggota Exco PSSI Tony Aprilani, meminta Menpora Roy Suryo tak terlalu jauh memberikan aturan kepada Timnas Indonesia U-19.
Menurutnya, Menpora cukup memberikan bantuan berupa pembiayaan kepada skuat asuhan Indra Sjafri.
“Timnas ini diperhatikan. Mulai dari anggaran seharusnya dialokasi,” tutur Tony, ditemui di Kantor PSSI, Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Beberapa kali, Menpora Roy Suryo menegaskan, bahwa para atlet, khususnya pemain Timnas Indonesia U-19, dilarang main iklan, begitu juga kalau diseret-seret ke ranah politik.
Tony Aprilani mengatakan, menteri seharusnya tidak masuk ke masalah teknis. Cukup hanya memberikan bantuan sesuai porsinya.
“PSSI melalui BTN akan berusaha maksimal dan mengimbau pemerintah melalui Menpora tidak memersulit. Pemerintah, dalam hal ini Menpora, seharusnya tidak asal ngomong,” imbau Tony.
“Menteri jangan masuk ke masalah teknis, tapi harus paham program. Apa tugas pemerintah dan federasi, apa tugas atlet harus disinkronkan. Jangan sampai secara keseluruhan diklaim habis-habisan. Nanti dimarahi akan dibuat seperti ini atau seperti itu, tapi dia tidak tahu porsinya,” beber Tony.
demikan juga la nyala, dari tindakannya juga berniat menjaga timnas.. , memang waktu yang membuktikan apakah selama ini johar arifin baik atau tidak . semoga saja badai di kubu pssi bisa selesai dan kita bisa merengguh jalan menuju piala dunia 2015
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) La Nyalla Mahmud Mattalitti mengancam agar tidak ada pihak yang menawarkan jadi bintang iklan pada para pemain timnas U-19.
La Nyalla bahkan mengindikasikan akan mencoret pemain yang telanjur menjadi bintang iklan.
Ini dilakukan supaya para pemain fokus menjalani pemusatan latihan jangka panjang yang akan dimulai pada 9 November. Pelatnas dilakukan dalam rangka persiapan ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar pada Oktober 2014
"Mereka fokus membela timnas. Sebaiknya jangan ada pihak yang menawarkan para pemain timnas U-19 menjadi bintang iklan. Pemain yang terlanjur menjadi bintang iklan di layar kaca, mungkin saja dicoret oleh pelatih Indra," kata La Nyalla dalam konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Kamis (24/10/2013)
jagalah indonesia :metro tv sebagai tv berita kadang tidak menyaring beritanya
harusnya yang seperti itu di berikan sanksi dari dewan pers nasional agar kita tidak terpecah seperti india dan pakistan hanya gara-gara ada pernyataan yang mengatakan india for hindu. jadi orang -orang yang tidak bisa menjaga diri dari komentar yang kadang membuat kita harus membenci suku bangsa lain . yang merupakan anak bangsa dari indonesia.
yang buat dad sangat berkesan di hatiku dia sunggguh cinta akan menjadi indonesia. karena indonesia tidak hana di lihat dari koruptornya saja.. tapi juga dari kecintaan tulus dari anak bangsa yang mencintai bangsa ini.
Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Barat (Kalbar) akan mensomasi salah seorang anggota hakim majelis kehormatan Mahkamah Konsititusi (MK). Somasi itu dilayangkan karena salah seorang hakim anggota majelis kehormatan MK, dianggap melecehkan masyarakat Dayak.
Somasi yang disampaikan berkaitan dengan pertanyaan salah seorang hakim yang disampaikan kepada saksi pada sidang majelis kehormatan MK, yang ditayangkan secara live di TV swasta, Senin (7/10) lalu. Hakim itu bertaya, ‘Saudara bukan orang Dayak kan”,” kata kuasa hukum Dewan Adat Dayak Kalbar Andel SH MH dan Usmanjunta SH MH kepada wartawan, Selasa (8/10).
Pertanyaan itu membuat marah masyarakat Kalbar karena merasa bahwa pertanyaan yang disampaikan kepada saksi sangat melecehkan masyarakat Dayak. “Untuk itu, DAD kabupaten dan kota se-Kalbar sepakat mengajukan somasi teguran keras kepada salah seorang anggota majelis kehormatan MK,” katanya.
Selain itu, DAD juga akan menghukum adat hakim kehormatan MK tersebut. Sebab pertanyaan itu, sangat merugikan dan melecehkan masyarakat Dayak.
“Pertanyaan itu kami saksikan pada siaran live. Kami rasakan, pertanyaan itu sangat melecehkan, seolah-olah suku Dayak itu jahat. Perkataan seperti itu bagi orang Dayak adalah pantang, jadi orang yang menyampaikanya harus dihukum adat,” katanya.
Setelah somasi disampaikan, nantinya para ketua adat akan menghitung denda hukum adat. “Denda adatnya tidak bisa kurang dan tidak bisa lebih. Sekarang ini surat somasi sedang dikonsep dengan baik agar tidak salah,” katanya.
Setelah surat somasi selesai, akan langsung diantar ke MK, Mabes Polri, Polda, dan isntansi terkait. Selain itu warga masyarakat Dayak khususnya dari Kalbar juga akan mendatangi MK khususnya meminta bertemu dengan anggota mejelis MK yang menyampaikan pertanyaan yang dianggap melecehkan masyarakat Dayak.
Thursday, 24 October 2013
Tantangan pembangunan di Papua,pasti papua bisa maju
· Indonesia merupakan salah suatu Negara yang memilki
hutan tropis di dunia. Saat ini, luas hutan Indonesia, kurang lebih 100
juta hektar (ha) menutupi pulau &ndash pulau nusantara. Sebagian
besar hutan Indonesia tersebut ditemukan di pulau &ndash pulau
terluar Indonesia seperti Kalimantan, Sumatra dan Papua.
· Dari sisi luas Tutupan, hutan Papua merupakan hutan
terluas di Indonesia dengan luas lebih dari 32 hektar, disusul
Kalimantan dengan luas 30,6 juta ha hutan, sementara itu, luas hutan di
Sumatra adalah 16,3 juta ha hutan.
· Secara ekologi dan lingkungan, hutan Papua tampil
sebagai hutan yang memiliki nilai tertinggi. Tutupan hutan di Papua
seluas 88% Provinsi Papua. Hutan tersebut menyebar merata dari pesisir
pantai yang berlumpur hingga ke puncak alpin di pegunungan tengah.
Sebagian besar hutan Papua yang kerapatannya tinggi, diklasifikasikan
sebagai hutan primer. Dengan demikian hutan tersebut menjadi hutan
tropis terluas dan terlestari di Asia Tenggara.
· Selanjutnya, dari konteks ekologi, Sumber daya hutan
yang kaya di Papua merupakan sandaran utama untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat
pribumi. Secara ekonomi, para peneliti memperkirakan hampir 50% dari 2,1
juta jiwa di Papua di bawah garis kemiskinan versi Perserikatan Bangsa
Bangsa dan untuk memenuhi kebutuhan hidup, 70% tergantung pada sumber
daya hutan.
2. Capaian Pengembangan Papua
Tranfer Moneter dari Jakarta tumbuh
dengan luar biasa pada beberapa tahun ini, lebih 600 % secara riil dan
1300 % secara nominal sejak tahun 2000 dengan sangat meningkatnya
Permintaan barang dan Jasa
Sumber dana yang diperoleh di tingkatan pemerintah Kabupaten
dan Kota dalam rangka perencanaan, pembangunan dan investasi &ndash
investasi belakangan ini telah meningkat secara drastis. Peningkatan
tersebut terjadi baik di Provinsi Papua dan Papua Barat,
sebab keduanya menerima transfer dari Pemerintah Pusat, sebesar IDR 4.8
triliun pada tahun 2008 (lebih dari IDR 0,4 triliun pada tahun 2000),
sementara itu pemerintah kota menerima sebesar IDR 17,0 trilun (lebih
dari IDR 1,2 triliun pada tahun 2000).
Total
pendapatan lokal telah mengalami peningkatan sebesar satu hingga dua
triliun hingga tahun 2008.Local revenues added one to two trillion to
the 2008 total.
Kelancaran unit administrasi sub-devisi dari 11 pada tahun 1999 hingga 38 pada tahun 2009Coach Indra Sjafrie ‘Negarawan Sejati’ (Semoga)
Sebuah Refleksi Subjectivitas sementara
Indra Sjafrie, begitu namanya sontak menjadi populer di kalangan masyarakat Indonesia hampir dua bulan ini.
Kepopulerannya, tidak seperti banyak orang (baca; pejabat) yang juga mendadak populer dipergunjingkan publik karena tertangkap tangan KPK melakukan korupsi (Sebut; Akil Mochtar dan Adik Gubernur Banten).
Terlintas sekilas, sesaat sebelum bertemu orang ini (setelah sempat tertunda beberapa waktu) adalah membayangkan akan bertemu seorang pelatih sepak bola yang ‘khas’ seperti kebanyakan pelatih-pelatih sepak bola lainnya di negeri ini; sport style, tampil klimis dengan segala accesories olahraga modern yang akan ia kenakan. Tentunya saya dan teman-teman juga membayangkan akan terlibat soal pembicaraan-pembicaraan seputar aspek teknis tentang sepak bola denganya. Tidak!
Persis di depan kantor saat menyambut coach ‘Indra Sjafrie’ saya nyaris tidak mengenalinya. Saat ia berjalan beriringan dengan beberapa teman reporter yang sudah lebih dulu menemaninya. Bayangan kesan-kesan di atas menjadi sirna, saat lelaki yang baru saja menjadi ‘Pahlawan Nasional’.
bersama Timnas U-19 tersebut berjalan dengan penampilan yang sangat sederhana; Levis, Kaos kerah, dan sepatu kets (yang sudah agak kotor, mungkin karena sering blusukan mencari pemain). Pada lengan kirinya melingkar accesoris gelang kayu yang terlihat sudah sangat usang. Saya prediksi harganya sekitar 10.000 perak!
Saat masuk sesi obrolan. Pun ternyata coach yang membuat penasaran banyak orang atas taktik dan strategi yang ia lakukan hingga membawa Timnas U-19 berprestasi tersebut nyaris tidak membicarakan taktik-teknik yang khas sepak bola.
Ia justru berbicara banyak hal yang lebih futuristik, layaknya seorang pemimpin yang sedang merancang masa depan sebuah komunitas. Ia berbicara soal usahanya yang telah mengumpulkan orang tua para pemain Timnas U-19 agar ikut menjaga disiplin dan kebugaran anaknya saat libur di rumah. Indra sjafrie juga bicara bagaimana ia sedang berupaya untuk mengumpulkan pacar beberapa pemain Timnas. Bukan untuk melarang mereka berpacaran, melainkan mengarahkan agar ‘WAGs’ itu men-suport prestasi pacarnya yang akan berjuang di Piala AFC U-19 nanti. Dengan cara apa? “Paling tidak, para pacar pemain itu tidak menelepon hingga larut malam saat pemain Timnas akan berlaga esok hariny,” ujar Coach Indra Sjafrie, sambil bergurau, “Ini repot, anak muda sekarang kalo’ ditelepon orang tua, teman mungkin belum tentu diangkat. Tapi kalo’ pacar yang telepon, jam berapa pun mungkin dia angkat.” Sontak saja, gurauan coach membuat saya dan teman-teman tertawa.
Pelatih yang Negarawan
Mari kita lihat, Indra Sjafrie, berbicara kepada saya dan teman-teman tentang penolakannya atas orang tua yang bermaksud menyogok agar anaknya masuk skuad Timnas.
Indra Sjafrie menolak sponsor-sponsor besar yang hendak ‘menjual Timnas U-19′ untuk melakukan event tanding, Ia justru berinisiatif membawa anak-anak Timnas U-19 untuk tanding keliling ke beberapa daerah di Indonesia. Tujuannya, agar remaja-remaja daerah merasa bangga dan termotivasi untuk berprestasi seperti para pemain Timnas U19 saat ini. Indra Sjafrie memotivasi Timnas U-19 bukan dengan bonus, melainkan dengan melecut emosi anak-anak untuk menjadi patriot bagi orang tua mereka yang berwarga negara Indonesian itu. Kala banyak sponsor datang, dan hanya bermaksud mensponsori beberapa anak saja di Timnas U-19, Indra Sjafrie menolaknya dan justru menawarkan kepada para sponsor tersebut untuk membiayai anak- anak Indonesia di kampung-kampung dan di desa untuk berprestasi bermain bola.
Hingga ia berkata, “Saya tidak bermaksud menolak uang, siapa sih orang yang gak ingin dikasi uang banyak? Tapi saya tidak ingin anak-anak Timnas U-19 dimanjakan hanya dengan materi. Kenapa sponsor hanya ingin mensponsori mereka yang ’sudah jadi’ saja. Ini sungguh mental yang materialistis. Kenapa sponsor tidak datang ke daerah-daerah untuk membiayai club-club sepak bola kampung yang butuh pembinaan, agar mereka menjadi pemain Timnas hebat di kemudian hari. Karena dengan cara seperti jugalah saya mencari pemain-pemain hebat di Timnas U-19 saat ini.”
Saya fikir tidak berlebihan, jika pertemuan 23 Oktober 2013 dikantor dengan Coach Indra Sjafrie menyiratkan kesan sementara, bahwa ia adalah ‘Pelatih Yang Negarawan”. Di negara ini ada cukup banyak para abdi negara dengan beragam posisi dan profesinya. Tapi apakah mereka sudah benar-benar menjadi ‘negarawan’? Yang sulit buat saya menemukan ‘Seorang Negarawan Sejati’ apalagi di level pejabat.
Saya juga sengaja menggunakan kata ’sementara’ atas penilaian kesan subjektif saya kepada coach Indra Sjafrie. Karena saya ‘khawatir’ nantinya, terlalu tinggi ekspektasi positif saya dapat berubah seketika, seperti halnya harapan yang juga pernah saya sematkan pada ‘Negarawan Konyol’ di Gedung MK yang pindah kantor ke gedung KPK itu.Semoga Coach Indra Sjafrie bersama Timnas U-19 benar-benar siap membuktikan ‘Kenegarawanan Sejati’ mereka, hingga prestasi berakhin di usia senja.
Kunjungan Delegasi MSG ke Indonesia Dimulai, WPNCL Siap Kecewa
di kawasan Pasifik Selatan yang tergabung dalam grup kerjasama ekonomi kawasan MSG (Melanesian Spearhead Group) itu adalah Papua Nugini, Vanuatu, Fiji, New Caledonia, dan Kepulauan Solomon.
Sesuai hasil kesepakatan KTT lima Menteri Luar Negeri negara-negara rumpun Melanesia dua bulan lalu di Noumea, New Caledonia, kini para petinggi dari negara-negara itu mulai berkunjung ke Indonesia. Kelima negara
Sesuai hasil kesepakatan KTT lima Menteri Luar Negeri negara-negara rumpun Melanesia dua bulan lalu di Noumea, New Caledonia, kini para petinggi dari negara-negara itu mulai berkunjung ke Indonesia. Kelima negara
Presiden
SBY kemarin (12/8/2013) di Istana Bogor, menerima kunjungan Perdana
Menteri Kepulauan Solomon, Gordon Darcy Lilo. Kunjungan itu layaknya
kunjungan kenegaraan umumnya, diwarnai sambutan hangat kedua pimpinan
pemerintahan, dilanjutkan pembahasan isu-isu
yang menjadi kepentingan bersama, seperti upaya peningkatan kerja sama
bilateral, termasuk di bidang ekonomi, dan pemanfaatan program-program
capacity building. Mereka juga akan bertukar pandangan tentang
perkembangan di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Usai pertemuan dengan Presiden Susilo Yudhoyono,
PM Lilo menyampaikan apresiasinya atas apa yang telah dilakukan
Pemerintah Indonesia terhadap Papua. Apresiasi positif itu lantaran
dia sudah melihat sendiri berbagai kemajuan di Papua seturut kesempatan
yang diberikan pemerintah Indonesia kepada delegasi negara di Pasifik
Selatan itu.
“Saya
cukup terkesan dengan kemajuan yang terjadi di Papua. Seperti yang anda
ketahui saya diberi kesempatan, kehormatan untuk mengunjungi Papua,” ungkapnya sebagaimana dilansir Antaranews.
Kesan
positif PM Kepulauan Solomon itu juga disertai harapan agar masyarakat
Papua dipersiapakn secara lebih baik, membangun kapasitas untuk hubungan
yang lebih baik dalam pembangunan.
Kehangatan di Istana Bogor itu jauh berbeda dengan pemberitaan media Australia sebelum kunjungan itu terjadi. Situs radioaustralia.net.au
misalnya, belum apa-apa sudah berprasangka buruk, bahwa kunjungan itu
bakal membahas isu penentuan nasib sendiri rakyat Papua Barat
sebagaimana aplikasi sebuah organisasi pro Papua merdeka (West Papua National Coalition for Liberation/WPNCL) yang pernah dibahas dalam KTT MSG di Noumea 21 Juni lalu.
KTT
memang sempat terpancing oleh gambaran negatif kondisi Papua yang
disampaikan wakil-wakil organisasi WPNCL dalam forum terhormat itu.
Untung saja para Menlu MSG mau bersikap obyektif, dengan menunda ambisi
WPNCL untuk menjadi anggota penuh MSG.
Kini,
setelah delegasi negara-negara MSG berkunjung ke Indonesia dan melihat
sendiri kondisi pembangunan dan perkembangan HAM di Papua, satu demi
satu kesan positif mulai mengalir. Dimulai dari PM Kepulauan Solomon.
Sebetulnya, kesan positif juga pernah dilontarkan oleh PM Papua Nugini,
Michael O’Neil awal Juni lalu ketika berkunjung ke Inonesia. Namun saat
itu KTT MSG belum berlangsung, dan belum punya sikap atas aplikasi
WPNCL.
Saya
kira, WPNCL atau organisasi apapun yang mendukung gerakan separatis
Papua harus siap-siap kecewa lantaran kondisi Papua yang mereka
deskripsikan dalam KTT di Noumea itu, adalah fitnah belaka.
orang asli papua pun senang ada indonesia.
sih pengejut dari papua, balik ke papu ,bangun papua |
tetapi socrates tidak menyadari bahwa papua sekarang telah maju dan menikmati otonomi khusus , ya.. memang benar pemerintahan dahulu telah menganak tirikan papua, dengan lebih konsen membangun timor timur sebagai saudarah atau anak yang hilan dari indonesia.
seperti kita ketahui bahwa pendekatan yang di lakukan indonesia tidak lagi ke pendekatan militer . tetapi pada pendekatan yang sifatnya kesejahteraan.
seperti aktivitas di puncak jaya yang dilakukan oleh para prajurit tni. dan juga Polisi Papua yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya sejak beberapa bulan ini telah menjalani kegiatan tambahan, menjadi guru bagi anak-anak usia sekolah. Kegiatan ini mendapat sambutan masyarakat, terbukti banyak anak-anak yang datang dengan diantar orang tua untuk mengikuti pelajaran di rumput lapangan. Pak Guru, yang Polisi ini masih berpakaian seragam karena kegiatan mengajar dilakukan saat menjalankan patroli pengamanan lingkungan.
Itulah yang membedakan guru yang polisi dengan guru sesungguhnya. Guru yang polisi ini tidak secara tetap menetap di kampung, tapi dilakukan terbatas saat melakukan kegiatan patroli rutin. Itupun hanya bisa dilakukan di lapangan terbuka, bukan bangunan sekolah.
seperti yang kita ketahui banyak sekali negara dari asia pasifik yang menginginkan rakyat papua untuk menentukan nasib sendiri , mereka itu adalah organisasi non pemerintahan.
Melalui siaran pers yang dikirimkan ke redaksi Jubi, Selasa pekan lalu kelompok organisasi dari Fiji, Selandia Baru, Australia, Thailand, Filipina, India dan Amerika Serikat ini menyoroti ancaman bagi kelangsungan hidup penduduk asli Melanesia di Papua Barat, yang populasinya menurun drastis. Juga pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Papua Barat, termasuk penolakan terhadap hak untuk menentukan nasib sendiri.
amerika serikat pun tak becus dalam mengurusi rumah tangganya sendiri , dan itu pun menujukkan kepada kita seadi daya negara apapun yang berlagak sebagai polisi dunia bisa jadi mengalami shutdown betul-betul negara yang memalukan.
dalam satu kunjungan gubernur di salah satu propinsi di papua nugini pun mengakaui kemajuan papua Gubernur Provinsi Sandaun, Mr. Hon Amkat Mai mengakui kemajuan pembangunan di Indonesia, khususnya di Papua menjadi daya tarik bagi wilayah untuk bekerja sama dalam bidang perdagangan dan lainnya.
Hal ini dikatakan, Mr. Hoin Amkat Mai, setelah dirinya bercerita pernah mengunjungi Trade Expo Indonesia ke-27 yang digelar 17- 20 Oktober 2012 di Jakarta, yang mana menjadi dayatarik dan minat para pengusaha Papua Nugini asal Kota Vanimo.
Mr. Hoin Amkat Mai mengatakan dari pameran yang sempat di kunjungi di Jakarta bukan Oktober 2012, telah membuat pengusaha PNG berminat untuk membeli produk Indonesia seperti produk tekstil, garmen, perlengkapan rumah tangga, fashion, perhiasan, dekorasi rumah, alat-alat bangunan, general merchandiser, produk perkapalan, alat komunikasi, elektronik, produk makanan serta bahan lainnya.
Wednesday, 23 October 2013
Beras Analog Pengganti Beras Asli
Upaya pemenuhan pangan harus terus dilakukan, mengingat pangan
merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi hak azasi setiap manusia.
Inovasi pun terus diupayakan dengan memanfaatkan teknologi pangan.
DALAM teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan dan salah satu produknya adalah beras analog. Disebut beras analog, karena bentuknya mirip beras, tapi tidak terproses secara alami melainkan hasil rekayasa manusia.
Terbuat dari berbagai macam tepung, seperti sorgum, jagung, atau sagu. Bentuknya oval menyerupai beras, hanya warnanya agak kusam, tidak seputih beras autentik. Program diversifikasi pangan ini tengah digenjot Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras padi dan tepung terigu.
Beras analog dipilih sebagai pengganti konsumsi dua komoditas tersebut bagi masyarakat Indonesia. Sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog sama dengan beras padi sehingga layak dikonsumsi. Harga beras analog pun cukup bersahabat. Sebelum kenaikan BBM dipatok sekitar Rp 6.000-7.000 ribu per kilogram (kg).
Sehingga cocok dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat. Di Indonesia, pengolahan dan pengembangan beras analog disesuaikan dengan karakteristik di masing-masing daerah. Maluku Tenggara dan Tengah misalnya, masyarakat di daerah tersebut menggunakan bahan baku embal atau singkong untuk memproduksi beras analog.
Di Jember, ada beras cerdas berbahan baku singkong, dan di Kulon Progo berinovasi dengan tiwul instan. Sedangkan Riau telah mengolah makanan pokok berbahan dasar sagu untuk papeda instan. Kemunculan beras analog dipelopori tiga mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB), yakni Annisa Karunia, Suba Santika Widara, dan Yuliyanti.
Ketiganya memperoleh apresiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, karena pandang sejalan dengan misi Kementerian BUMN. Terbesar Dunia Penduduk Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia. Satu orang Indonesia rata-rata mengonsumsi 139 kg per tahun. Karena tidak ada divertifikasi makanan pokok, maka impor beras terpaksa dilakukan.
Untuk menghindari impor berkelanjutan, beras analog dijadikan sebagai bahan makanan alternatif pengganti beras. Menurut peneliti dari F-Technopark IPB Dr. Slamet Budijanto, beras analog diarahkan untuk kalangan masyarakat menengah dan sudah mulai dipasarkan. Beras analog dibuat menggunakan teknologi ekstrusi , yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya.
Menurut Slamet, teknologi ekstrusi secara umum memungkinkan untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses. Produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, dan umbi- umbian. Bahannya bisa ditambahkan dengan ‘ingridient’ pangan seperti serat, antioksidan dan bahan lainnya sesuai keinginan.
Di luar negeri seperti China dan Filipina, beras imitasi diproduksi dari beras menir menjadi beras utuh untuk kebutuhan fortifikasi vitamin atau mineral tertentu, Di Indonesia, pada 1970-an sudah ada upaya membuat beras tiruan yang disebut beras Tekad, namun tidak mendapat sambutan dari masyarakat, karena beras imitasi yang dibuat dari ketela, kacang, dan jagung ini ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. (Kawe Shamudra, dari berbagai sumber-12)
DALAM teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, di antaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan dan salah satu produknya adalah beras analog. Disebut beras analog, karena bentuknya mirip beras, tapi tidak terproses secara alami melainkan hasil rekayasa manusia.
Terbuat dari berbagai macam tepung, seperti sorgum, jagung, atau sagu. Bentuknya oval menyerupai beras, hanya warnanya agak kusam, tidak seputih beras autentik. Program diversifikasi pangan ini tengah digenjot Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengurangi ketergantungan konsumsi beras padi dan tepung terigu.
Beras analog dipilih sebagai pengganti konsumsi dua komoditas tersebut bagi masyarakat Indonesia. Sumber karbohidrat maupun gizi yang terkandung di dalam beras analog sama dengan beras padi sehingga layak dikonsumsi. Harga beras analog pun cukup bersahabat. Sebelum kenaikan BBM dipatok sekitar Rp 6.000-7.000 ribu per kilogram (kg).
Sehingga cocok dikonsumsi oleh seluruh kalangan masyarakat. Di Indonesia, pengolahan dan pengembangan beras analog disesuaikan dengan karakteristik di masing-masing daerah. Maluku Tenggara dan Tengah misalnya, masyarakat di daerah tersebut menggunakan bahan baku embal atau singkong untuk memproduksi beras analog.
Di Jember, ada beras cerdas berbahan baku singkong, dan di Kulon Progo berinovasi dengan tiwul instan. Sedangkan Riau telah mengolah makanan pokok berbahan dasar sagu untuk papeda instan. Kemunculan beras analog dipelopori tiga mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB), yakni Annisa Karunia, Suba Santika Widara, dan Yuliyanti.
Ketiganya memperoleh apresiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan, karena pandang sejalan dengan misi Kementerian BUMN. Terbesar Dunia Penduduk Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia. Satu orang Indonesia rata-rata mengonsumsi 139 kg per tahun. Karena tidak ada divertifikasi makanan pokok, maka impor beras terpaksa dilakukan.
Untuk menghindari impor berkelanjutan, beras analog dijadikan sebagai bahan makanan alternatif pengganti beras. Menurut peneliti dari F-Technopark IPB Dr. Slamet Budijanto, beras analog diarahkan untuk kalangan masyarakat menengah dan sudah mulai dipasarkan. Beras analog dibuat menggunakan teknologi ekstrusi , yang dirancang khusus dengan mengatur kondisi proses dan formulanya.
Menurut Slamet, teknologi ekstrusi secara umum memungkinkan untuk melakukan serangkaian proses pengolahan seperti mencampur, menggiling, memasak, mendinginkan, mengeringkan dan mencetak dalam satu rangkaian proses. Produk pangan tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan sifat fungsional dengan menggunakan bahan tepung lokal, seperti sorgum, sagu, dan umbi- umbian. Bahannya bisa ditambahkan dengan ‘ingridient’ pangan seperti serat, antioksidan dan bahan lainnya sesuai keinginan.
Di luar negeri seperti China dan Filipina, beras imitasi diproduksi dari beras menir menjadi beras utuh untuk kebutuhan fortifikasi vitamin atau mineral tertentu, Di Indonesia, pada 1970-an sudah ada upaya membuat beras tiruan yang disebut beras Tekad, namun tidak mendapat sambutan dari masyarakat, karena beras imitasi yang dibuat dari ketela, kacang, dan jagung ini ditujukan untuk masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. (Kawe Shamudra, dari berbagai sumber-12)
sepertinya kita di setting oleh kekuatan barat untuk memusuhi dengan malaysia, marilah kita bersatu
Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam
kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal
kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa
(11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara
serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang
sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni
permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah
dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini
tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api
yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu?
Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan
Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa
ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun
muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan
bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua
buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak
menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan
India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa
dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat
mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari
tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri
seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas,
Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara
“Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di
perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ
Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan
kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di
Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis
Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah
penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok
uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani
perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor
ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba
cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka
cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui
media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu
bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu
mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar
Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di
markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki
dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam
strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama
"Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan
teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di
Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan
yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia
dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati
dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih
permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan
sama-sama beragama muslim.
Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas Panji Islam yang
akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita,
tanah Melayu Darussalam. (pz)
indonesia dan malaysia harusnya bersatu, sehingga jadi negara muslim yang kuat !!!!
ALAM Melayu adalah wilayah di mana negara Indonesia dan Malaysia
berada. Istilah Alam Melayu lebih popular di Malaysia, sementara istilah
Nusantara sering digunakan di Indonesia. Meski demikian, kedua istilah
itu pada asalnya adalah sama.
Dalam konteks Alam Melayu-Nusantara tercetus hubungan persamaan sebagai “bangsa serumpun” antara Indonesia dengan Malaysia sejak zaman berzaman. Secara sosial-politik-ekonomi-kultural, sejak awal Semenanjung Melayu dan Sumatera sudah merupakan bagian yang integral.
Raja Melaka berasal dari Sumatera (Palembang), Kerajan Riau-Johor kadang-kadang berpusat di Sumatera kadang-kadang di Semenanjung. Sedang Negeri Sembilan adalah cabang kerajaan Minangkabau yang berpusat di Pagar Ruyung, Sumatera. Mayoritas dari orang Melayu di Semenanjung adalah berasal dari suku-suku bangsa di Sumatera, khususnya Minangkabau, Kerinci, Palembang, Jambi, Mandailing, Melayu Sumatera dan Aceh. Bahkan juga dari Jawa dan Sulawesi (Bugis).
Sejarah mencatat, Malaya dijajah oleh Inggris (orang Malaysia menyebutnya British, red) sementara Indonesia oleh Belanda. Dalam mengeruk alam Melayu, Inggris mendatangkan banyak tenaga buruh dari India dan China, sehingga pada suatu masa tertentu jumlah kedua “jentera ekonomi” penjajahan Inggris ini pernah melampaui jumlah kaum Bumiputera (pribumi).
Di Indonesia, perjuangan kemerdekaan ditujukan terhadap penjajah Belanda dan talibarutnya. Perang meletus. Dalam perang kemerdekaan itu (1945 -1949), banyak terjadi saling tolong menolong antara rakyat Melayu Semenanjung dan rakyat Sumatera, saling menyeberangi Selat Melaka, dan menyelundukpan senjata dan keperluan peperangan lain.
Republik Indonesia mengistiharkan kemerdekaan tahun 1945. Dan 12 tahun kemudian, (1957) Malaya pula memperolehi kemerdekaan dari Inggris.
Sejarah Hubungan Indonesia-Malaysia
Hubungan Indonesia dengan Malaya, setelah kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu, lebih banyak diwarnai oleh “perbedaan- pertentangan”. Setidaknya ada dua faktor utama yang berada di belakang keadan ini. Pertama faktor “Tunku Vs Soekarno” dan faktor “perang dingin antara kapitalis dan komunis dunia”.
Latar belakang sosial, kultural dan politik kedua tokoh ini, antara Tunku dan Bung Karno sangat berbeda. Tunku adalah anak Sultan Kedah dari perempuan Thai. Beliau diasuh dan hidup senang dalam lingkungan istana, terdidik dalam sistem pendidikan dan budaya Inggris. Mendapat ijazah hukum dan perundang-undangan dari sebuah universitas di Inggris. Tidak bergaul dengan rakyat dan berpandangan liberal.
Sementara Soekarno adalah anak seorang priyayi Jawa dengan seorang perempuan kasta tinggi Bali. Dari kecil hidup di tengah rakyat biasa. Dalam bidang politik dan agama diasuh oleh tokoh Sarikat Islam, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto di kota Surabaya. Sejak masa mahasiswa sudah berjuang bagi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno memandang Tunku sebagai seorang pangeran Melayu yang hidup di dalam kamp penguasa kolonial. Tunku pula tidak senang dengan Soekarno yang hidup secara flamboyant tapi revolusioner, mencurigai kedekatan hubungannya dengan blok komunis (Russia-China). Keduanya berbeda secara sosial, kultural dan ideologi politik.
Perbedaan pendapat dan saling curiga-mencurigai itu, terutama setelah Tunku berhasrat menubuhkan negara federal Malaysia yang terdiri daripada Malaya, Singapura, Brunei, Sarawak dan Sabah. Bung Karno memandang ini sebagai proyek Nekolim Inggris, bukan pemikiran asli dari Tunku. Indonesia meminta agar diselengarakan plebisit di Borneo Utara. Tapi ditolak oleh Tunku. Indonesia marah lalu melancarkan konfrontasi (1963-1966).
Hubungan baru dibangun oleh Perdana Menteri kedua Malaysia, Tun Abdul Razak Hussein dan Presiden kedua Indonesia, Soeharto dalam bentuk yang lebih baik dan damai.
Konsep bangsa serumpun kembali bergema dengan lebih nyata. Apakah faktor yang berada di belakang persahabatan baru ini?
Seperti diketahui, Tun Razak di Indonesia terkenal sebagai keturunan Bugis, sementara Adam Malik wakil presiden kedua RI dan Tun Muhammad Ghazali Shafei adalah masih berkerabat sebagai orang Mandailing (Sumatra). Dalam hal ini, faktor semangat bangsa serumpun kembali berperan. Sementara itu Ali Moertopo yang sama-sama dengan Soeharto adalah pemimpin-pemimpin tentara yang anti komunis.
Dalam zaman Tun Razak juga, Indonesia dan Malaysia menyelenggarakan kerjasama latihan militer: Malindo Samatha, Malindo Jaya, Malindo Mini dan Kris Kartika. Kerjasama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan pun dipertingkatkan. Indonesia dan Malaysia muncul sebagai penaja organisasi ASEAN.
Selat Melaka pula diistiharkan sebagai perairan bukan-internasional tapi berada di bawah kawalan Indonesia dan Malaysia. Tidak seperti Tunku, Tun Razak tidak banyak menyimpan kecurigaan kepada Indonesia.
Zaman pemerintahan Razak, adalah zaman kecemerlangan hubungan serumpun Indonesia-Malaysia. Kiprah Tun Razak kemudian dilanjutkan oleh Perdana Menteri ketiga Malaysia, Tun Hussein Onn.
Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia mengajar di Malaysia, terutama di Jabatan Pegajian Melayu bertujuan untuk mempertingkatkan kesusteraan Melayu. Di antaranya yang terkenal adalah Sultan Takdir Alisjahbana.
Hubungan akrab kedua negara pada zaman Dr Mahathir Mohamad (Perdana Menteri Malaysia keempat) mulai agak terkikis. Ada faktor Mahathir berperan dalam penurunan taraf hubungan ini.
Mahathir adalah seorang pemimpin yang mempunyai karakter tersendiri. Di bawah kepimpinannya ekonomi Malaysia maju pesat dan secara politik pula Malaysia mulai berperan di arena internasional. Mahathir bahkan muncul sebagai jurubicara dunia ketiga. Kondisi ini menghujat kepimpinan Indonesia di bawah Soeharto.
Konflik status Sipadan dan Ligitan muncul ke permukaan secara serius untuk pertama kalinya. Mulanya disepakati kedudukan status quo untuk pulau-pulau ini, tapi kemudian Malaysia membangun fasilitas pelancongan (pariwisata, red) di pulau tersebut. Akhirnya perselisihan disepakati untuk diselesaikan oleh Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice tahun 2002), kemudian ternyata perselisihan ini dimenangkan oleh Malaysia. Berbagai masalah perbatasan muncul pada masa Mahathir ini, yang terus diwarisi oleh Abdullah Badawi (Perdana Menteri kelima) dan Najib (Perdana Menteri keenam).
Efek Kebijakan
Migrasi dari Indonesia ke Semenanjung sudah biasa sejak dahulu. Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia. Tapi corak migrasi pada zaman Mahathir, Abdullah Badawi dan Najib berbeda. Yang datang adalah pekerja-pekerja kasar, kurang terdidik, dan orang-orang miskin dari perdesaan, yang bekerja di sektor perladangan, pembangunan di perkotaan, dan sebagian lain bekerja sebagai pembantu rumah. Mereka adalah dari kelas bawah, yang dipanggil dengan sebutan “Indon” oleh orang Malaysia.
Tapi yang lebih serius daripada itu adalah masalah migran gelap, yang berperan sebagai puncak masalah sosial di Malaysia. Tahun 1981 diduga ada 100.000 migran gelap dari Indonesia, tahun 1987 mencecah 1 juta orang. Tahun 2011 diduga 2 juta orang. Efek negatif dari migran ini tidaklah main-main, kriminal, pencurian, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. Menurut catatan, tiga puluh enam persen dari narapidana di penjara Malaysia adalah migran dari Indonesia. Padahal pemulangan migran gelap telah dilakukan berkali-kali.
Bagi Indonesia pula, masalah migran Indonesia adalah tentang perlakuan kasar majikan terhadap pembantu rumah, pemberian gaji yang kecoh oleh majikan, dan perlakuan kasar dan menghina oleh polisi dan relawan Malaysia terhadap migran Indonesia. Masalah ini menjadi salah satu puncak hubungan tidak harmoni antara kedua
negara.
Ada kecenderungan semangat bangsa serumpun makin mulai hilang di Indonesia, karena kekecewaan atas sikap “arogansi” saudara serumpunnya, Malaysia.
Satu hal pula yang perlu dicatat, penggunaan istilah "Indon" di Malaysia punya dampak negative di Indonesia.
Istilah “Indon” di Malaysia berbeda dengan istilah “Indon” di Indonesia. Di Indonesia, istilah ini berkonotasi negative yang dianggap sebagai ejekan atau penghinaan. Tetapi di Malaysia istilah ini merupakan sebuah singkatan yang mengacu kepada Negara atau rakyat Indonesia ,bukan yang lainnya.
Sekadar catatan, budaya Malaysia memang lebih suka dengan istilah perkataan singkat/singkatan dalam percakapan umum sehari-hari (pribadi).
Sebagaimana singkatan lainnya contohnya Banglades, di Malaysia lebih popular dengan istilah “Bangla“ juga mempunyai makna sama seperti di atas, yaitu sebuah singkatan yang mengacu kepada bangsa/rakyat Banglades. Begitu juga istilah KL= Kuala Lumpur. Di Malaysia lebih populer dengan istilah KL daripada Kuala Lumpur-nya.
Karenanya, jika hal-hal kecil tidak menjadi perhatian, boleh jadi kerasian hubungan dua negeri serumpun ini akan terus makin jauh. Adalah suatu yang kurang masuk akal, jika dua Negara yang punya ‘hubungan darah’ terlibat konflik hanya karena urusan bola, atau urusan-urusan lebih kecil lainnya. Padahal, jika dua kekuatan serumpun ini bersatu, bukan tidak mungkin akan menjadi kekuatan baru, sebuah kawasan Negara Melayu berpenduduk Muslim yang kuat yang disegani di Asia dan dunia.
Masalahnya, kapankah kekuatan itu bisa kembali bertemu dan bersatu? Walllahu a’lam.*
Dalam konteks Alam Melayu-Nusantara tercetus hubungan persamaan sebagai “bangsa serumpun” antara Indonesia dengan Malaysia sejak zaman berzaman. Secara sosial-politik-ekonomi-kultural, sejak awal Semenanjung Melayu dan Sumatera sudah merupakan bagian yang integral.
Raja Melaka berasal dari Sumatera (Palembang), Kerajan Riau-Johor kadang-kadang berpusat di Sumatera kadang-kadang di Semenanjung. Sedang Negeri Sembilan adalah cabang kerajaan Minangkabau yang berpusat di Pagar Ruyung, Sumatera. Mayoritas dari orang Melayu di Semenanjung adalah berasal dari suku-suku bangsa di Sumatera, khususnya Minangkabau, Kerinci, Palembang, Jambi, Mandailing, Melayu Sumatera dan Aceh. Bahkan juga dari Jawa dan Sulawesi (Bugis).
Sejarah mencatat, Malaya dijajah oleh Inggris (orang Malaysia menyebutnya British, red) sementara Indonesia oleh Belanda. Dalam mengeruk alam Melayu, Inggris mendatangkan banyak tenaga buruh dari India dan China, sehingga pada suatu masa tertentu jumlah kedua “jentera ekonomi” penjajahan Inggris ini pernah melampaui jumlah kaum Bumiputera (pribumi).
Di Indonesia, perjuangan kemerdekaan ditujukan terhadap penjajah Belanda dan talibarutnya. Perang meletus. Dalam perang kemerdekaan itu (1945 -1949), banyak terjadi saling tolong menolong antara rakyat Melayu Semenanjung dan rakyat Sumatera, saling menyeberangi Selat Melaka, dan menyelundukpan senjata dan keperluan peperangan lain.
Republik Indonesia mengistiharkan kemerdekaan tahun 1945. Dan 12 tahun kemudian, (1957) Malaya pula memperolehi kemerdekaan dari Inggris.
Sejarah Hubungan Indonesia-Malaysia
Hubungan Indonesia dengan Malaya, setelah kemerdekaan Persekutuan Tanah Melayu, lebih banyak diwarnai oleh “perbedaan- pertentangan”. Setidaknya ada dua faktor utama yang berada di belakang keadan ini. Pertama faktor “Tunku Vs Soekarno” dan faktor “perang dingin antara kapitalis dan komunis dunia”.
Latar belakang sosial, kultural dan politik kedua tokoh ini, antara Tunku dan Bung Karno sangat berbeda. Tunku adalah anak Sultan Kedah dari perempuan Thai. Beliau diasuh dan hidup senang dalam lingkungan istana, terdidik dalam sistem pendidikan dan budaya Inggris. Mendapat ijazah hukum dan perundang-undangan dari sebuah universitas di Inggris. Tidak bergaul dengan rakyat dan berpandangan liberal.
Sementara Soekarno adalah anak seorang priyayi Jawa dengan seorang perempuan kasta tinggi Bali. Dari kecil hidup di tengah rakyat biasa. Dalam bidang politik dan agama diasuh oleh tokoh Sarikat Islam, Raden Haji Oemar Said Tjokroaminoto di kota Surabaya. Sejak masa mahasiswa sudah berjuang bagi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno memandang Tunku sebagai seorang pangeran Melayu yang hidup di dalam kamp penguasa kolonial. Tunku pula tidak senang dengan Soekarno yang hidup secara flamboyant tapi revolusioner, mencurigai kedekatan hubungannya dengan blok komunis (Russia-China). Keduanya berbeda secara sosial, kultural dan ideologi politik.
Perbedaan pendapat dan saling curiga-mencurigai itu, terutama setelah Tunku berhasrat menubuhkan negara federal Malaysia yang terdiri daripada Malaya, Singapura, Brunei, Sarawak dan Sabah. Bung Karno memandang ini sebagai proyek Nekolim Inggris, bukan pemikiran asli dari Tunku. Indonesia meminta agar diselengarakan plebisit di Borneo Utara. Tapi ditolak oleh Tunku. Indonesia marah lalu melancarkan konfrontasi (1963-1966).
Hubungan baru dibangun oleh Perdana Menteri kedua Malaysia, Tun Abdul Razak Hussein dan Presiden kedua Indonesia, Soeharto dalam bentuk yang lebih baik dan damai.
Konsep bangsa serumpun kembali bergema dengan lebih nyata. Apakah faktor yang berada di belakang persahabatan baru ini?
Seperti diketahui, Tun Razak di Indonesia terkenal sebagai keturunan Bugis, sementara Adam Malik wakil presiden kedua RI dan Tun Muhammad Ghazali Shafei adalah masih berkerabat sebagai orang Mandailing (Sumatra). Dalam hal ini, faktor semangat bangsa serumpun kembali berperan. Sementara itu Ali Moertopo yang sama-sama dengan Soeharto adalah pemimpin-pemimpin tentara yang anti komunis.
Dalam zaman Tun Razak juga, Indonesia dan Malaysia menyelenggarakan kerjasama latihan militer: Malindo Samatha, Malindo Jaya, Malindo Mini dan Kris Kartika. Kerjasama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan pun dipertingkatkan. Indonesia dan Malaysia muncul sebagai penaja organisasi ASEAN.
Selat Melaka pula diistiharkan sebagai perairan bukan-internasional tapi berada di bawah kawalan Indonesia dan Malaysia. Tidak seperti Tunku, Tun Razak tidak banyak menyimpan kecurigaan kepada Indonesia.
Zaman pemerintahan Razak, adalah zaman kecemerlangan hubungan serumpun Indonesia-Malaysia. Kiprah Tun Razak kemudian dilanjutkan oleh Perdana Menteri ketiga Malaysia, Tun Hussein Onn.
Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia mengajar di Malaysia, terutama di Jabatan Pegajian Melayu bertujuan untuk mempertingkatkan kesusteraan Melayu. Di antaranya yang terkenal adalah Sultan Takdir Alisjahbana.
Hubungan akrab kedua negara pada zaman Dr Mahathir Mohamad (Perdana Menteri Malaysia keempat) mulai agak terkikis. Ada faktor Mahathir berperan dalam penurunan taraf hubungan ini.
Mahathir adalah seorang pemimpin yang mempunyai karakter tersendiri. Di bawah kepimpinannya ekonomi Malaysia maju pesat dan secara politik pula Malaysia mulai berperan di arena internasional. Mahathir bahkan muncul sebagai jurubicara dunia ketiga. Kondisi ini menghujat kepimpinan Indonesia di bawah Soeharto.
Konflik status Sipadan dan Ligitan muncul ke permukaan secara serius untuk pertama kalinya. Mulanya disepakati kedudukan status quo untuk pulau-pulau ini, tapi kemudian Malaysia membangun fasilitas pelancongan (pariwisata, red) di pulau tersebut. Akhirnya perselisihan disepakati untuk diselesaikan oleh Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice tahun 2002), kemudian ternyata perselisihan ini dimenangkan oleh Malaysia. Berbagai masalah perbatasan muncul pada masa Mahathir ini, yang terus diwarisi oleh Abdullah Badawi (Perdana Menteri kelima) dan Najib (Perdana Menteri keenam).
Efek Kebijakan
Migrasi dari Indonesia ke Semenanjung sudah biasa sejak dahulu. Pada zaman Tun Razak, Malaysia mengundang guru dan dosen dari Indonesia. Tapi corak migrasi pada zaman Mahathir, Abdullah Badawi dan Najib berbeda. Yang datang adalah pekerja-pekerja kasar, kurang terdidik, dan orang-orang miskin dari perdesaan, yang bekerja di sektor perladangan, pembangunan di perkotaan, dan sebagian lain bekerja sebagai pembantu rumah. Mereka adalah dari kelas bawah, yang dipanggil dengan sebutan “Indon” oleh orang Malaysia.
Tapi yang lebih serius daripada itu adalah masalah migran gelap, yang berperan sebagai puncak masalah sosial di Malaysia. Tahun 1981 diduga ada 100.000 migran gelap dari Indonesia, tahun 1987 mencecah 1 juta orang. Tahun 2011 diduga 2 juta orang. Efek negatif dari migran ini tidaklah main-main, kriminal, pencurian, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. Menurut catatan, tiga puluh enam persen dari narapidana di penjara Malaysia adalah migran dari Indonesia. Padahal pemulangan migran gelap telah dilakukan berkali-kali.
Bagi Indonesia pula, masalah migran Indonesia adalah tentang perlakuan kasar majikan terhadap pembantu rumah, pemberian gaji yang kecoh oleh majikan, dan perlakuan kasar dan menghina oleh polisi dan relawan Malaysia terhadap migran Indonesia. Masalah ini menjadi salah satu puncak hubungan tidak harmoni antara kedua
negara.
Ada kecenderungan semangat bangsa serumpun makin mulai hilang di Indonesia, karena kekecewaan atas sikap “arogansi” saudara serumpunnya, Malaysia.
Satu hal pula yang perlu dicatat, penggunaan istilah "Indon" di Malaysia punya dampak negative di Indonesia.
Istilah “Indon” di Malaysia berbeda dengan istilah “Indon” di Indonesia. Di Indonesia, istilah ini berkonotasi negative yang dianggap sebagai ejekan atau penghinaan. Tetapi di Malaysia istilah ini merupakan sebuah singkatan yang mengacu kepada Negara atau rakyat Indonesia ,bukan yang lainnya.
Sekadar catatan, budaya Malaysia memang lebih suka dengan istilah perkataan singkat/singkatan dalam percakapan umum sehari-hari (pribadi).
Sebagaimana singkatan lainnya contohnya Banglades, di Malaysia lebih popular dengan istilah “Bangla“ juga mempunyai makna sama seperti di atas, yaitu sebuah singkatan yang mengacu kepada bangsa/rakyat Banglades. Begitu juga istilah KL= Kuala Lumpur. Di Malaysia lebih populer dengan istilah KL daripada Kuala Lumpur-nya.
Karenanya, jika hal-hal kecil tidak menjadi perhatian, boleh jadi kerasian hubungan dua negeri serumpun ini akan terus makin jauh. Adalah suatu yang kurang masuk akal, jika dua Negara yang punya ‘hubungan darah’ terlibat konflik hanya karena urusan bola, atau urusan-urusan lebih kecil lainnya. Padahal, jika dua kekuatan serumpun ini bersatu, bukan tidak mungkin akan menjadi kekuatan baru, sebuah kawasan Negara Melayu berpenduduk Muslim yang kuat yang disegani di Asia dan dunia.
Masalahnya, kapankah kekuatan itu bisa kembali bertemu dan bersatu? Walllahu a’lam.*
Tuesday, 22 October 2013
Pemerintah Siapkan Dana Dukung Timnas U-19
JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy
Suryo, tegaskan pemerintah siap mendukung dana untuk kepentingan
pelatihan nasional (pelatnas) jangka panjang tim nasional (timnas) U-19.
Pemerintah dan PSSI menurutnya, akan selalu saling support demi menjaga
soliditas timnas Garuda Jaya, julukan timnas U-19.
Setelah sukses melaju keputaran final Piala AFC U-19 Myanmar, Oktober 2014 mendatang, Evan Dimas dkk rencananya akan digembleng dalam pelatnas jangka panjang. Dimana pelatnas jangka panjang sendiri adalah keinginan juru taktik timnas U-19, Indra Sjafri. Bagi pelatih berusia 50 tahun tersebut, pelatnas jangka panjang sangat baik untuk menjaga soliditas tim.
Tapi yang jadi perbincangan, dimana pelatnas jangka panjang tersebut akan digelar belum disepakati. Dan akhir-akhirnya muncul beberapa wacana, jika pelatnas jangka panjang timnas U-19 akan digelar di Eropa atau daerah Timur Tengah. Jika memang kedua lokasi itu jadi alternatif, tentu tidak akan sedikit dana yang dibutuhkan.
Menpora sesuai dengan UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) No.3/2005, menyatakan jika pemerintah berwenang untuk melakukan hal tersebut bersama-sama dengan induk organiasasi dalam hal ini PSSI. Akan tetapi Menpora juga menegaskan, tidak setiap aksi yang dilakukan pemerintah sampai masuk kedalam urusan teknis.
“Intinya adalah, pemerintah mengapresiasi dan berkolaborasi dengan PSSI untuk terus melakukan hal terbaik. Dimana hal itu dilakukan, demi menjaga soliditas dan kemampuan tehnikal timnas U-19,” ungkap Menpora, saat dihubungi KORAN SINDO, Jum’at (18/10).
Akan tetapi bicara soal dana, Menpora menilai PSSI bisa berdiri sendiri. Maksud Menpora dengan PSSI yang mampu berdiri sendiri atau mandiri adalah, PSSI dinilai sudah memiliki cukup dana dengan keberhasilan menggelar berbagai event pertandingan. Seperti Piala AFF di Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), dan Kualifikasi Piala AFC U-19 di Jakarta.
“Soal dana, semua sudah ada mekanismenya. Termasuk kalau hasil-hasil dari pertandingan yang selama ini diselenggarakan PSSI. Yang sering diberitakan kadang-kadang untung sekian M dan sebagainya, itu sama sekali alias Rp. 1, pemerintah tidak memintanya. Sehingga soal keuangan PSSI sudah otonom atau mandiri,” jelas Menpora.
“Jadi, tahu yang dimaksud kan? Tapi walaupun begitu pemerintah akan selalu siap untuk backup. Bahkan InsyaAllah saya akan mendampingi mereka saat ke Timur Tengah dan menjalani ibadah umroh bersama,” lanjut politisi dari partai Demokrat tersebut.
Sebelumnya, harapan adanya bantuan dana dari pemerintah untuk pelatnas jangka panjang timnas U-19 juga disampaikan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Tony Apriliani. Pria yang mengaku sempat menjadi Ketua Anggaran di DPR RI menyatakan, jika dana Rp.100 miliar sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dikeluarkan Menpora.
“Seharusnya Menpora, yang merupakan seorang pemerintah, biayai anak-anak yang sudah kelihatan potensinya. Jangan hanya ini itu tidak boleh, tapi tidak ada tanggung jawab pemerintah. Kalau menurut hemat saya, jika menjadi Menpora, akan saya anggarkan Rp. 100 miliar. Saya tahu keuangan Kemenpora, karena saya dulu menjabar Katua Anggaran di DPR RI,” papar Tony.
“Dana itu sangat berguna untuk membina anak-anak (timnas U-19), entah mengikutkan ke liga di Spanyol atau Brasil misalnya. Dengan begitu, pada penyelenggaraan Piala Asia (Putaran final Piala AFC) U-19, Oktober 2014, mereka sudah siap,” tutupnya.
Setelah sukses melaju keputaran final Piala AFC U-19 Myanmar, Oktober 2014 mendatang, Evan Dimas dkk rencananya akan digembleng dalam pelatnas jangka panjang. Dimana pelatnas jangka panjang sendiri adalah keinginan juru taktik timnas U-19, Indra Sjafri. Bagi pelatih berusia 50 tahun tersebut, pelatnas jangka panjang sangat baik untuk menjaga soliditas tim.
Tapi yang jadi perbincangan, dimana pelatnas jangka panjang tersebut akan digelar belum disepakati. Dan akhir-akhirnya muncul beberapa wacana, jika pelatnas jangka panjang timnas U-19 akan digelar di Eropa atau daerah Timur Tengah. Jika memang kedua lokasi itu jadi alternatif, tentu tidak akan sedikit dana yang dibutuhkan.
Menpora sesuai dengan UU Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) No.3/2005, menyatakan jika pemerintah berwenang untuk melakukan hal tersebut bersama-sama dengan induk organiasasi dalam hal ini PSSI. Akan tetapi Menpora juga menegaskan, tidak setiap aksi yang dilakukan pemerintah sampai masuk kedalam urusan teknis.
“Intinya adalah, pemerintah mengapresiasi dan berkolaborasi dengan PSSI untuk terus melakukan hal terbaik. Dimana hal itu dilakukan, demi menjaga soliditas dan kemampuan tehnikal timnas U-19,” ungkap Menpora, saat dihubungi KORAN SINDO, Jum’at (18/10).
Akan tetapi bicara soal dana, Menpora menilai PSSI bisa berdiri sendiri. Maksud Menpora dengan PSSI yang mampu berdiri sendiri atau mandiri adalah, PSSI dinilai sudah memiliki cukup dana dengan keberhasilan menggelar berbagai event pertandingan. Seperti Piala AFF di Gresik dan Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), dan Kualifikasi Piala AFC U-19 di Jakarta.
“Soal dana, semua sudah ada mekanismenya. Termasuk kalau hasil-hasil dari pertandingan yang selama ini diselenggarakan PSSI. Yang sering diberitakan kadang-kadang untung sekian M dan sebagainya, itu sama sekali alias Rp. 1, pemerintah tidak memintanya. Sehingga soal keuangan PSSI sudah otonom atau mandiri,” jelas Menpora.
“Jadi, tahu yang dimaksud kan? Tapi walaupun begitu pemerintah akan selalu siap untuk backup. Bahkan InsyaAllah saya akan mendampingi mereka saat ke Timur Tengah dan menjalani ibadah umroh bersama,” lanjut politisi dari partai Demokrat tersebut.
Sebelumnya, harapan adanya bantuan dana dari pemerintah untuk pelatnas jangka panjang timnas U-19 juga disampaikan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Tony Apriliani. Pria yang mengaku sempat menjadi Ketua Anggaran di DPR RI menyatakan, jika dana Rp.100 miliar sebenarnya bukan hal yang sulit untuk dikeluarkan Menpora.
“Seharusnya Menpora, yang merupakan seorang pemerintah, biayai anak-anak yang sudah kelihatan potensinya. Jangan hanya ini itu tidak boleh, tapi tidak ada tanggung jawab pemerintah. Kalau menurut hemat saya, jika menjadi Menpora, akan saya anggarkan Rp. 100 miliar. Saya tahu keuangan Kemenpora, karena saya dulu menjabar Katua Anggaran di DPR RI,” papar Tony.
“Dana itu sangat berguna untuk membina anak-anak (timnas U-19), entah mengikutkan ke liga di Spanyol atau Brasil misalnya. Dengan begitu, pada penyelenggaraan Piala Asia (Putaran final Piala AFC) U-19, Oktober 2014, mereka sudah siap,” tutupnya.
Timnas Indonesia U19 Kalahkan Korsel, Indra Sjafri Bungkam Anjasmara!
Sebelum laga Timnas Indonesia Vs Korsel (Korea Selatan) salah seorang mantan pemain nasional, Anjasmara mengkritik secara tegas gaya kepelatihan Indra Sjafri. Anjasmara menganggap bahwa Indra tidak tahu cara melatih! Kenapa demikian?
Anjasmara menganggap jika Timnas Indonesia U-19 mempunyai kekurangan, berupa tidak adanya keberanian dari para pemain untuk menonjolkan kemampuan individu.
“Yang perlu diperbaiki itu kemampuan individu pemain. Mungkin pelatih tidak mengajarkan kepada pemain skill individu. Terkadang ini jadi penentu” ungkap Anjasmara seperti yang dilansir Tribunnews, Jumat (11/10/13).Anjasmara yang menyaksikan secara langsung latihan Timnas Indonesia U-19 di Lapangan C, menganggap jika pemain Indonesia memiliki potensi.
Namun dirinya menganggap jika permainan Evan Dimas Cs terkesan monoton, karena tidak ada kemampuan individu pemain yang menonjol.
“Terlihat di laga melawan Filipina, lini depan kurang berkembang. Main bola itu tidak hanya monoton dari kaki ke kaki, tetapi harus ada pergerakan individu yang berfungsi memecah lini pertahanan”.Anjasmara pun beranggapan jika yang lebih utama dalam sebuah tim adalah kemampuan individu, sementara kecepatan bisa dibuat setiap hari.
“Sayang anak–anak tidak mendapatkan ilmu sepak bola yang benar. Maksudnya mereka harus tahu bagaimana cara melewati pemain. Pelatih tidak pernah mengajarkan, karena dia tidak tahu cara melatih” tambahnya.
“Yang penting itu skill individu, kalau kecepatan itu bisa dibuat setiap hari” pungkas Anjasmara.Tapi entah apa yang yang ada dibenak Anjasmara, saat Garuda Jaya berhasil menekuk Korsel dengan skor 3-2 tadi malam (Sabtu, 12/10/13).
Terlihat Indonesia tidak hanya sekedar memenangkan laga, namun mampu membuat juara bertahan AFC Cup U19 tersebut “kelimpungan”. Lantas setujukah Anda dengan pendapat Anjasmara?
Sejarah Nama Reza Pahlevi Maldini Timnas U19
Nama Reza Pahlevi Maldini kini sedang hangat diperbincangkan. Bagaimana tidak, kelihaiannya dalam mengolah bola, kini menjadi daya tarik sendiri setiap pertandingan yang dilakoni Timnas Indonesia U19.
Reza Pahlevi Maldini adalah putra Mamuju Sulawesi Barat, kelahiran tanggal 27 Januari 18 tahun yang lalu.
Saat ditanyai mengenai sejarah nama yang disandangnya itu, pesepakbola muda jebolan SAD Uruguay itu dengan enteng menjawab tak tahu menahu.
“Baru kali ini saya ditanya soal nama, tapi jujur saya juga belum pernah tanya tentang nama ke orang tua” ungkapnya belum lama ini.Putra pasangan Paulus Panggolipaly dan Ester Tambing itu menjelaskan bahwa sering teman-temannya dulu bercanda pada Maldini.
“Dulu sering dibercandain teman-teman, namamu kayak pemain Ac Milan” canda Maldini.Dirinya pun berkeinginan selepas dari timnas U19 ini segera ada tawaran dari klub profesional di Indonesia, sehingga bisa mengembangkan sayapnya di dunia sepakbola nasional.
Sementara itu setelah beberapa saat sembari menghubungi orang tuanya yang berada di Mamuju, dia memperkirakan bahwa nama Maldini tak lain karena ayahnya pengidola mantan pemain Ac Milan dan Italia Paolo Maldini.
“Mungkin dulu ayah saya senang dengan Maldini, jadi saya dikasih nama Maldini” tambahnya.Namun berbeda dengan sang ayah, Maldini lebih memilih Barcelona sebagai klub favoritnya. Begitu juga dengan segenap pemain yang mengisi skuat tim yang bermarkas di Catalunya Spanyol itu.
“Lionel Messi, Xavi Hernandes, dan Andres Iniesta adalah pemain idola saya” pungkas Maldini.
Sabeq Fahmi Fahrezy, Tandem Sejati Evan Dimas di Timnas U19
Tak ada nama Sabeq Fahmi Fahrezy di skuat Timnas Indonesia U19
saat berjaya di AFF Cup U19 2013 dan Kualifikasi AFC Cup U19 2014
beberapa waktu lalu. Padahal, Sabeq Fahmi Fahrezy pernah menjadi juru
gedor andalan skuat asuhan Indra Sjafri. Selain itu, ia adalah tandem sejati Evan Dimas di Timnas U19 sebelumnya.
Sabeq Fahmi Fahrezy adalah anggota skuat Timnas Indonesia U17 yang meraih gelar juara di Hongkong tahun 2012 lalu. Di tim ini tergabung pula Evan Dimas dan Gavin Kwan Adsit yang saat itu menjabat sebagai kapten. Namun, setelah turnamen itu, Sabeq Fahmi Fahrezy mengalami cidera. Posisi yang biasa ditempati oleh Sabeq Fahmi Fahrezy kemudian diisi oleh Ilham Udin Armaiyn yang ternyata tampil cukup gemilang.
Di Timnas Indonesia U17 hingga U19, Sabeq Fahmi Fahrezy dikenal sebagai predator yang haus gol. Ia pernah mencetak 14 gol dalam 1 pertandingan saat Timnas Indonesia U19 mengalahkan Pakistan dengan skor besar 25-0. Sebelumnya, Sabeq Fahmi Fahrezy mengantarkan kemenangan Timnas Indonesia U19 atas AC Milan Junior.
Kapten Timnas Indonesia U19 saat ini, Evan Dimas, sendiri mengakui bahwa Sabeq Fahmi Fahrezy adalah tandem sejatinya, selain tentu saja Gavin Kwan Adsit yang juga batal beraksi di AFF Cup U19 2013 dan Kualifikasi AFC Cup U19 2014 lantaran harus bergabung dengan klub barunya, CFR Cluj di Rumania.
Sabeq Fahmi Fahrezy adalah anggota skuat Timnas Indonesia U17 yang meraih gelar juara di Hongkong tahun 2012 lalu. Di tim ini tergabung pula Evan Dimas dan Gavin Kwan Adsit yang saat itu menjabat sebagai kapten. Namun, setelah turnamen itu, Sabeq Fahmi Fahrezy mengalami cidera. Posisi yang biasa ditempati oleh Sabeq Fahmi Fahrezy kemudian diisi oleh Ilham Udin Armaiyn yang ternyata tampil cukup gemilang.
Di Timnas Indonesia U17 hingga U19, Sabeq Fahmi Fahrezy dikenal sebagai predator yang haus gol. Ia pernah mencetak 14 gol dalam 1 pertandingan saat Timnas Indonesia U19 mengalahkan Pakistan dengan skor besar 25-0. Sebelumnya, Sabeq Fahmi Fahrezy mengantarkan kemenangan Timnas Indonesia U19 atas AC Milan Junior.
Kapten Timnas Indonesia U19 saat ini, Evan Dimas, sendiri mengakui bahwa Sabeq Fahmi Fahrezy adalah tandem sejatinya, selain tentu saja Gavin Kwan Adsit yang juga batal beraksi di AFF Cup U19 2013 dan Kualifikasi AFC Cup U19 2014 lantaran harus bergabung dengan klub barunya, CFR Cluj di Rumania.
”Sabeq adalah patner sesungguhnya dari Evan Dimas di lini serang, Sabeq pernah mencetak 14 gol dalam satu laga kala Timnas (Indonesia) U19 mengalahkan Pakistan 25-0. dia juga yang membawa Timnas (Indonesia) U17 menjuarai turnamen di Milan berkat dua gol yang dia cetak ke gawang AC Milan,” ujar Evan Dimas belum lama ini.
“Dia gagal masuk skuat AFF Cup U19 2013. Sabeq cidera panjang saat tim menjuarai kompetisi di Hongkong. Kabar terakhir menyebutkan dia sudah mulai latihan ringan dan tak akan lama lagi mungkin sudah bisa bermain penuh,” lanjut Evan Dimas.
Subscribe to:
Posts (Atom)