REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan
mengatakan, Indonesia mampu menjadi penengah antara negara-negara Timur
Tengah dan Amerika Serikat.
Gita mengatakan, sebesar apa pun
kemajuan industri dan perekonomian suatu negara, maka akan sia-sia jika
tidak didukung dengan pendidikan.
"Sebagai negara dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia, Indonesia mampu menjadi penengah antara
negara-negara Timur Tengah dengan Amerika. Indonesia juga mampu menjadi
penengah antara Cina dengan Amerika, karena punya netralitas dan
kekayaan sumber daya," kata Mendag di sela-sela 'National Lecture Series
2013: Spirit Memakmurkan Negeri' di Rektorat Unair Surabaya, Jumat
(30/8).
Namun, hal itu sulit tercapai jika Indonesia hanya
mempunyai 80 ribu lulusan S3. "Bandingkan dengan Korea Selatan yang
punya 400 ribu lulusan S3. Idealnya, Indonesia harus memiliki 200 ribu
lulusan S3, tujuh juta lulusan S2, dan 20 juta lulusan S1," katanya.
Karenanya,
pengusaha di bidang entertainment itu menyarankan generasi muda,
terutama mahasiswa, untuk bisa 'meng-garuda-kan' potensi diri melalui
kekayaan budaya, ekonomi, kesinambungan demokrasi, dan teknologi.
"Salah
satu contoh negara yang berhasil memadukan keempatnya adalah Korea
Selatan. Siapa yang tidak kenal dengan Gangnam Style? Siapa yang tidak
pernah pegang ponsel Samsung? Percayalah, Indonesia mampu menjadi
seperti itu. Kita mampu membuat mobil, ponsel, komputer, dan
sebagainya," katanya.
Ia menambahkan transformasi bangsa
Indonesia tercemar oleh rasa minder. "Keminderan harus dihapuskan untuk
menjadi bangsa besar. Inilah domain para akademisi, dimana mereka harus
mampu mendorong inovasi. Modal untuk ke sana hanya dua yakni pendidikan
dan modal finansial," kata pemilik rumah produksi Omega Pacific
Production itu.
No comments:
Post a Comment