Seiring dengan berakhirnya perhelatan piala AFF U-19 kemarin, dimana timnas Indonesia menjadi juaranya, banyak pihak yang mengusulkan agar pemain-pemain timnas ini benar-benar dijaga dan dilindungi agar tidak terpengaruh oleh kebobrokan organisasinya. Jangan sampai muncul kesombongan dan sok juara meskipun toh mereka memang juaranya. Jangan sampai muncul rasa bak seorang bintang panggung, yang akhirnya bisa memecah fokus mereka ke dalam pertandingan.
Usulan-usulan itu mungkin ada benarnya. Salah
satu yang perlu dilindungi dan terus dijaga dari mereka yaitu sifat dan
akhlak terpuji yang selama ini mereka perlihatkan. Dari dua
pertandingan pra piala Asia dan even piala AFF U-19 kemarin, ada yang
jauh lebih membanggakan dari sekedar kemenangan, yaitu sifat dan akhlak
dari para pemain timnas tersebut. Akhlak tersebut khususnya terlihat
ketika para pemain timnas melakukan selebrasi usai mencetak gol dengan
bersujud syukur. Bukan hanya si pencetak gol saja yang melakukannya,
hampir semua pemain bahkan sampai sang penjaga gawang Ravi Murdianto pun
tak ketinggalan melakukan sujud syukur.
Hal ini merupakan pertanda bahwa ketika
mereka sedang mengalami euforia pun mereka masih ingat kepada Tuhan,
mereka tidak seperti kebanyakan orang sekarang yang hanya mengingat
Tuhan dikala mereka mengalami kesulitan, sementara ketika mendapat
kebahagiaan mereka seakan melupakan Tuhan.
Ternyata sujud syukur mereka pun sangat
menginspirasi anak-anak Indonesia belakangan ini, mereka banyak yang
menirukan selebrasi sujud syukur setelah mencetak gol dikala bermain
bola.
Teringat jaman dulu diwaktu timnas U-19 belum
terkenal seperti sekarang, ketika kiblat sepakbola yang bisa
dibanggakan hanyalah klub-klub luar negeri, diwaktu sore sepulang
sekolah, saya duduk-duduk di pinggir lapangan bola di desa dimana saat
itu sedang ada anak-anak seusia SD bermain sepakbola. Bermain bola ala
kampung tanpa memakai sepatu, mereka terlihat sangat menikmati
permaianan.
Dalam sebuah kesempatan, salah satu dari
mereka berhasil mencetak gol. Sangkin girangnya mencetak gol, si anak
ini berselebrasi layaknya pemain-pemain bola luar negeri. Si anak
berlari-lari sambil merentangkan tangannya bak sayap yang sedang
menggembang, selebrasi yang dulu identik dengan Vicenzo Montella (AS
Roma).
Sementara si pencetak gol berselebrasi,
anak-anak lain rekan satu timnya berkejaran mengejar si anak pencetak
gol tersebut seolah ingin bersama-sama merayakan keberhasilannya
mencetak gol. Setelah tertangkap, rekan-rekan setimnya tersebut langsung
menubruk si anak pencetak gol. Dan terjatulah mereka semua. Mereka
saling menindih ditambah saling memegang kepala si anak pencetak gol,
persis mirip dengan selebrasi para pemain bola eropa yang hampir setiap
minggunya mereka tonton di TV.
Namun mungkin karena ada yang memegang
kepalanya terlalu keras, si anak pencetak gol merasa kesakitan dan tidak
terima. Setelah bisa berdiri, si anak ini mengejar teman-temannya tadi
untuk membalas memagang kepala. Namun ada juga temannya yang merasa
tidak terima karena merasa dirinya tadi tidak ikut memegang kepala si
anak pencetak gol. Dan terjadilah keributan kecil yang menjurus
perkelahian. Sebelum menjadi perkelahian yang lebih jauh, saya dan teman
saya yang menyaksikan kejadian tersebut langsung melerai mereka. Si
anak pencetak gol ngambek dan pulang.
Dan kemarin, ketika tidak sengaja saya sedang
menemani sodara yang masih kecil bermain-main di halaman rumah, disana
ada beberapa anak yang sedang bermain bola. Ketika salah satu dari
mereka berhasil mencetak gol, alangkah terkejutnya saya, si anak
tersebut berselebrasi menirukan gaya selebrasi timnas U-19 dengan
bersujud syukur. Luar biasa!
Sepakbola, bagi sebagian orang khususnya
anak-anak, bukan lagi sekedar pertandingan olahraga, tapi juga tontonan
sekaligus tuntutan. Untuk itu, saya sangat senang dengan akhlak yang
diperlihatkan para pemain timnas U-19, mereka bisa menjadi contoh yang
baik bagi anak-anak muda Indonesia bahwa dalam keberhasilan seseorang
ada peran Tuhan disana dan kita wajib mensyukurinya. Maju terus Garuda
Muda, tetap rendah hati, dan selalu ingat kepada Tuhan. Daripada kita mengenal Allah lewat proses kesusahan, lebih baik kita mengenal Allah saat kita bersyukur. (Amin)
No comments:
Post a Comment