Thursday, 24 October 2013

orang asli papua pun senang ada indonesia.

Pernyataan Ketua MRP Papua Barat Vitalis Yumte yang mengatakan perjuangan politik Papua sudah final melalui  dua  fase masing-masing Pepera 1969 dan Otsus  2001,

sih pengejut dari papua, balik ke papu ,bangun papua
“Orang asli Papua  tak ada masa depan  dalam Indonesia, karena Indonesia  itu negara perampok dan perusak masa depan rakyat dan bangsa Papua. Tak ada yang harus dibanggakan dalam Indonesia,”  beber Socratez. orang yang gencar mau menginternasionalkan kasus papua ke mahkamah internasional

tetapi socrates tidak menyadari bahwa papua sekarang telah maju dan menikmati otonomi khusus , ya.. memang benar pemerintahan dahulu telah menganak tirikan papua, dengan lebih konsen membangun timor timur sebagai saudarah atau anak yang hilan dari indonesia.

seperti kita ketahui bahwa pendekatan yang di lakukan indonesia tidak lagi ke pendekatan militer . tetapi pada pendekatan yang sifatnya kesejahteraan.

seperti aktivitas di puncak jaya yang dilakukan oleh para prajurit tni.  dan juga Polisi Papua yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya sejak beberapa bulan ini telah menjalani kegiatan tambahan, menjadi guru bagi anak-anak usia sekolah. Kegiatan ini mendapat sambutan masyarakat, terbukti banyak anak-anak yang datang dengan diantar orang tua untuk mengikuti pelajaran di rumput lapangan. Pak Guru, yang Polisi ini masih berpakaian seragam karena kegiatan mengajar dilakukan saat menjalankan patroli pengamanan lingkungan.
Itulah yang membedakan guru yang polisi dengan guru sesungguhnya. Guru yang polisi ini tidak secara tetap menetap di kampung, tapi dilakukan terbatas saat melakukan kegiatan patroli rutin. Itupun hanya bisa dilakukan di lapangan terbuka, bukan bangunan sekolah.

seperti yang kita ketahui banyak sekali negara dari asia pasifik yang menginginkan rakyat papua untuk menentukan nasib sendiri , mereka itu adalah organisasi non pemerintahan.

Melalui siaran pers yang dikirimkan ke redaksi Jubi, Selasa pekan lalu kelompok organisasi dari Fiji, Selandia Baru, Australia, Thailand, Filipina, India dan Amerika Serikat ini menyoroti ancaman bagi kelangsungan hidup penduduk asli Melanesia di Papua Barat, yang populasinya menurun drastis. Juga pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Papua Barat, termasuk penolakan terhadap hak untuk menentukan nasib sendiri.

amerika serikat pun tak becus dalam mengurusi rumah tangganya sendiri , dan itu pun menujukkan kepada kita seadi daya negara apapun yang berlagak sebagai polisi dunia bisa jadi mengalami shutdown betul-betul negara yang memalukan.

dalam satu kunjungan gubernur di salah satu propinsi di papua nugini pun mengakaui kemajuan papua Gubernur Provinsi Sandaun,  Mr. Hon Amkat Mai mengakui kemajuan pembangunan di Indonesia, khususnya di Papua menjadi daya tarik bagi wilayah untuk bekerja sama dalam bidang perdagangan dan lainnya.
Hal ini dikatakan, Mr. Hoin Amkat Mai, setelah dirinya bercerita pernah mengunjungi Trade Expo Indonesia ke-27 yang digelar 17- 20 Oktober 2012 di Jakarta, yang mana menjadi  dayatarik dan minat para pengusaha Papua Nugini asal Kota Vanimo.
Mr. Hoin Amkat Mai mengatakan dari pameran yang sempat di kunjungi di Jakarta bukan Oktober 2012, telah membuat pengusaha PNG berminat untuk membeli produk Indonesia seperti produk tekstil, garmen, perlengkapan rumah tangga, fashion, perhiasan, dekorasi rumah, alat-alat bangunan, general merchandiser, produk perkapalan, alat komunikasi, elektronik, produk makanan serta bahan lainnya.

No comments:

Post a Comment