Thursday, 10 October 2013

hentikan naturalisasi urus anak negeri sendiri . berharap yabes bisa is the best

Andaikan waktu itu PSSI dalam keadaan baik baik saja, diurus dengan tanpa mengundang kontroversi, hingga puncaknya Nurdin Halid dilengserkan oleh masyarakat Sepakbola dengan cara yang tidak biasa.
Melalui lika liku aneh yang menghiasi perubahan kepengurusan PSSI, maka pada tahun 2009 terbentuklah PSSI yang dikomandani oleh Djohar Arifin, dengan segala kekurangan dan kenaifannya dalam menjalankan roda Organisasi yang juga tidak kalah amburadulnya.

Namun masih ada hal yang positip yang dihasilkan, hingga kini kita memperoleh manfaatnya, ketika pencanangan pembinaan Usia dini adalah merupakan terobosan yang sangat baik dan menghapus seluruh program PSSI yang sebelumnya.
Terutama pembinaan Usia muda yang didasarkan kepada pembinaan secara Instan, dengan proyek SAD yang penuh dengan birokrasi yang menghasilkan kegagalan program, dan juga merekrut pemain langsung jadi dengan system Naturalisasi.

SyStem Instan ini yang sangat menyentuh hati nurani seluruh rakyat Indonesia, yang berjumlah hampir 250 Juta manusia, seolah menafikan bakat dan tumbuhnya manusia dan pemuda Indonesia yang ada, hanya memilih 11 orang terbaik diantara begitu banyak pemuda, kenapa mesti frustasi dan memilih mencari pemain yang sudah jadi, bahkan walau dengan Naturalisasi.

Muncullah seorang pelatih yang memiliki pandangan keras dan meyakini banyaknya talenta muda yang tersebar dan selama ini tak tersentuh oleh PSSI, dialah seorang pelatih yang berhati singa, tanpa rasa takut membeberkan dan menegaskan system kepelatihan untuk pembinaan Usia muda dengan system recruiting langsung ke daerah2,

Keyakinannya yang Anti terhadap proses instan termasuk Naturalisasi, jelas memiliki tempat yang berseberangan dengan pengurus PSSI masa itu, yang dengan tergantikan oleh Rezinm baru Djohar Arifin, maka didapuklah dirinya untuk segera mengimplementasikan semua apa yang di obsesikannya.
Dengan resmi menyandang pelatih U17 maka dengan segala daya upaya di susunlah program perburuan pemain ke seluruh Indonesia dengan membawa TimNas U17 kedaerah daerah dan melakukan pertandingan sekaligus talent scouting secara langsung dalam pertandingan.
Dengan system itulah terjaring begitu banyak Talenta muda yang berdiam di pelosok tanah air yang jauh dari jangkauan dan transportasi, keterasingan yang jelas menghalangi dan memupuskan harapan serta talenta yang ada.
Ketakberdayaan masyarakat di pelosok daerah, jelas adalah kendala utama yang harus dicarikan jalan keluarnya, Indra Syafri dengan gigih terus mengupayakan semua dcengan cara dan jalan yang direkayasa sendiri, mengingat keterbatasan pengurus PSSI masa Djohar Arifin.
Tanpa upaya yang dilakukan oleh Indra Syafri dengan dukungan PSSI masa itu, mustahil seorang pemain kampung yang tidak pernah terdidik dalam sepakbola, tak pernah melakukan latihan rutin, hanya sekedar main saat pertandingan, dapat tersaring dan masuk kedalam skuad TimNas.
Yang nota bene adalah para pemain dengan sarat talenta dan keahlian yang mumpuni, hanya 23 orang dari beratus ribu pesepakbola di Indonesia.
Yabes Roni Malaifani adalah talenta luar biasa yang terlahir sebagai pemain sepakbola yang sangat berbakat karena kelahirannya, hanya bermain pada saat pertandingan tanpa ada bimbingan pelatih dan kepelatihan yang normal.
Yabes Roni adalah Pemain Tarkam yang bermain dengan naluri, yang kemudian terjaring sebagai salah satu pemain yang berpotensi luar biasa bagi TimNas U19 kali ini,
Bahkan Yabes adalah andalan yang merupakan jagoan dan harapan seorang pelatih Indra Syafri, untuk bisa menorehkan prestasi dan menjadi penentu bagi TimNas U19 dalam melakoni kejuaraan Piala Asia AFC Cup U19 2013.
Indra mengaku mendapatkan pemain di posisi penyerang ini dari ujung timur kepulauan Indonesia. “Yabes, dia anak Nusa Tenggara Timur lahir di Alor, saya langsung menemuinya di Alor. Dia calon pemain besar di masa depan dan akan jadi kartu truf kami di event AFC,” tutur Indra, kemarin.
Yabes adalah salah satu dari begitu banyak Muncul para pemain muda berbakat dengan talenta-talenta bagus dalam skuad U-19 membukakan mata insan sepakbola Indonesia bahwa negeri ini sebenarnya memiliki banyak mutiara terpendam di daerah-daerah pedalaman se-Nusantara.
Indra Sjafri hanyalah satu dari sekian banyak pelatih kawakan di Indonesia yang menemukan mutiara tersebut. Melalui metode blusukan ke daerah-daerah terpencil, perjuangan Indra akhirnya berbuah manis.
Sejak dipercaya melatih Timnas U-19, pria yang dulunya berprofesi sebagai instruktur pelatih PSSI ini mengaku telah mengunjungi 34 daerah pelosok-pelosok se-Indonesia untuk menemukan pemain untuk memperkuat Garuda Jaya.
Maka jangan heran jika skuad Garuda Jaya besutan Indra mayoritas berasal dari klub antah-berantah yang mungkin belum terdengar sebelumnya. Karena demi sesuatu hal, maka Yabes tak tercantum dalam skuad U-19 yang menjuarai AFF di Sidoarjo lalu.
Namun kali ini Indra Syafri tak bisa di tawar lagi, Yabes menjadi ujung tombak andalan dan merupakan salah satu opsi penyerang Timnas U-19 selain Muchlis Hadi Ning Syaifullah, Muhammad Dimas Drajad, dan Angga Febriyanto Putra
Inilah juga yang membedakan Indra dengan pelatih timnas sebelumnya. Jika pelatih timnas yang lain hanya mengandalkan para pemain yang tenar lewat media atau berasal dari klub-klub besar, maka Indra terus mencari sampai ke pelosok negeri untuk mendapatkan mutiara yang masih terpendam.
Menurut Pelatih tim nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri mengatakan Indonesia mempunyai pemain kunci pada babak kualifikasi Piala Asia U-19 pada 2014. Pemain tersebut, yaitu Yabes Roni Malafani.
“Yabes kelahiran Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Dia terpilih dari hasil internal gim. Kemampuan perkembangan dia luar biasa. Dia bisa menjadi kartu truft pada babak kualifikasi Piala Asia,” ujar Indra saat berbicara dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (7/10/2013).
Yabes Roni Malafani merupakan salah satu dari empat pemain baru yang didaftarkan berlaga pada babak kualifikasi Piala Asia. Selain Roni, ketiga pemain lainnya yaitu, Dio Permana, Awan Setho, dan Angga Febrianto Putra.
Yabes Roni Malaifani, bertekad memberikan kontribusi terbaik bagi Merah Putih. Yabes dipilih oleh Pelatih untuk mengisi kekosongan Striker yang kemarin waktu AFF terdapat kelemahan dalam finishing. Yabes masuk dalam daftar skuad Timnas U-19 untuk laga Kualifikasi Piala Asia 2014.
Yabes terpilih dalam skuad berisi 23 pemain itu lewat seleksi internal yang dilakukan tim pelatih, Sabtu lalu. Sebelum bergabung di Timnas U-19, Yabes bermain di liga antar kampung (tarkam) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Setelah bermain di tim antar kampung, Yabes memperkuat klub Persap Alor. “Saat bermain di liga tarkam, tidak ada latihan. Di sana langsung bertanding,” ujar Kabes mengenang awal karier sepakbolanya
Sebagai seorang pemuda dan masih panjang karier sepakbolanya, Yabes menyadari masih menyadari banyak hal yang harus dia perbaiki.
Passing control masih kurang, tapi saya tidak patah semangat untuk terus belajar,” kata Yabes saat ditemui di Hotel Sultan. Walaupun hanya memiliki latar belakang bermain dari tim kampung, Yabes mengaku tidak minder. “Saya tidak takut walau bermain di level internasional,” ùjar Yabes.

Indra Sjafri, berharap Yabes mampu memberikan yang terbaik dan bisa membawa perbedaan buat tim. “Selama latihan dia menunjukkan perkembangan luar biasa. Semoga saja, dia menjadi kartu truf kami,” kata Indra.

Yabes Pemain Tarkam Bersayap Garuda.
.
Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

No comments:

Post a Comment