Ratusan santri Pondok Pesantren Assa'adah, Pamerayan, Cikeusal,
Kabupaten Serang diberi pelatihan bela negara. Pembekalan yang digagas
Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini untuk menangkal pengaruh Negara
Islam Indonesia (NII) di kalangan santri.
Komandan Korem
064/Maulana Yusuf, Kolonel Inf Joko Warsito, mengatakan, selama tiga
santri diberi pemahaman tentang falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan paham kebangsaan. "Sehingga tumbuh kecintaan
generasi muda terhadap Negara kita ini," kata Joko, Selasa (12/7).
Selama
pembekalan, para santri didampingi oleh instruktur dari TNI. Mereka
diajarkan bagaimana mengaplikasikan bela negera dalam kehidupan
sehari-hari. Santri juga mendapatkan pembekalan langsung dari para
pejuang dan pelaku sejarah di Banten untuk menumbuhkan kecintaan
terhadap NKRI.
Selain itu, narasumber dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Banten juga dihadirkan untuk membekali para santri
tentang pemahanan Islam yang benar dan tidak menyimpang dari Alquran dan
hadist. Diharapkan para santri tidak mudah terpengaruh dengan pemahaman
kebangsaan dan keislaman versi NII atau yang lainnya. "NII memandang
NKRI tidak sah dan mengajak untuk berhijrah. Paham seperti ini yang
harus diluruskan," kata Joko.
Menurut Joko, pelatihan seperti ini
akan diselenggarakan di sejumlah pesantren di Banten secara berkala.
Para pengurus masjid juga akan diberikan pelatihan serupa. "Kita akan
jadikan mereka kader yang bisa menularkan ke santri dan pemuda lainnya,"
kata Joko.
Pengasuh Pondok Pesantrean Assa'adah,
Mujiburrohman, mengatakan, bela negera perlu ditanamkan kepada para
santri sejak dini. Agar para santri mendapat pemahaman yang benar
tentang NKRI dan tidak ikut terlibat dalam kegiatan seperti NII.
Pembekalan seperti ini sekaligus membatah stigma negatif bahwa Banten
sarang NII dan teroris. "Banten sarang teroris itu katanya. Kenyataannya
tidak," kata Mujiburrohman.
No comments:
Post a Comment