Friday, 4 October 2013
Timor Leste Makin Miskin, Kenapa Banglades Turun Tangan?
Bangsa Indonesia pasti tercengang baca sejarah Timur Leste versi luar negeri. Dikatakan Setelah merdeka dari Portugal 1975 lalu dijajah Indonesia hingga merdeka 2002. Kabar terkini Timur Leste butuh bantuan Grameen Bank dari Banglades untuk atasi kemiskinan. 50% rakyatnya buta hurup dan miskin. Padahal ketika masih jadi provinsi ke 27 Indonesia tidak semiskin sekarang. Kenapa?
Kemaren Yunus Center pengelola Grameen Bank memberitakan bahwa skim kredit tanpa agunan akan dibumikan di Timor Leste. Untuk itu Tim Yunus Center telah berkunjung ke Timor Leste 14-19 feb 2011 untuk menggelar microfinance produk Grameen Bank yang ajaib. Mereka bertemu dengan Wakil Perdana Mentri. Reputasi Grameen Bank sukses di Banglades lalu merambah 40 negara untuk terapkan konsep “bank untuk si miskin”. Untuk Timor Leste mndesak karena sudah merdeka 8 tahun dari Indonesia tapi tetap menempati negara Miskin.
Bukan hanya ibu ibu keluarga miskin. Ribuan pengemis dapat kucuran skim microcredit tanpa agunan dengan bunga 20%. 98% penerima kredit adalah perempuan. Dan 90% saham milik debitur, 10% saham pemerintah Banglades. Semua itu Berkat prakarsa pendirinya yaitu Muhammad Yunus (70 tahun) pemenang Hadiah Nobel.
Menurut Yunus Center (muhammadyunus.org) Pemerintah Timor Leste sedang membangun infrastruktur dan gedung pemerintah yang hancur pasca Referendum 1999 untuk pisah dari Indonesia. Ganjil memang bagaiman Yunus Centre dalam rilisnya tentang operasi Grameen Bank, tapi disisipi sejarah pendudukan dan serbuan militer Indonesia 1975. Juga tuduhan Indonesia menghancurkan infrastruktur dan gedung gedung paska Referendum di mana Indonesia kalah. Apakah karena Grameen Bank mendapat banyak donasi dan hibah dari Eropa hingga merasa perlu menjual “kisah sedih Timor Leste”…? Bukankah sejarah tsb masih dipertanyakan kebenarannya. Ataukah kisah tsb hanya titipan dari pejabat Timor Leste agar meraup banjir hibah?
Nampaknya lembaga penyalur donor tak hanya giat membantu si miskin. Tapi juga tak segan dagang kisah sedih yang masih dipertanyakan kebenarnya tentang kekejaman Indonesia kepada Timor Leste. Nuansanya sangat kental propaganda politis memojokkan Indonesia. Hanya bertolak dari pengakuan sepihak yang jadi mitra social business.
Dalam sepekan terakhir heboh pemecatan Muhammad Yunus dari Jabatan pucuk pimpinan Grameen Bank oleh pemerintah Banglades. Dengan alasan telah melampaui usia 60, sedangkan dia kini 70. Tapi rumor di luaran mengabarkan karena PM Banglades tidak suka Muhammad Yunus karena bersebrangan secara politis. Entah bagaimana kelanjutan nasib Grameen Bank.
Andaikata Grameen Bank melebarkan sayap ke Indonesia untuk mengganti Program Bantuan Tunai Langsung (BTL), kisah sedih apakah yang akan dijual ke mata dunia? Sejarahlah yang akan membuktikan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bangladesh masuk dalam peringkat 100 Negara termiskin di dunia di bawah Timor Leste. Bangladesh berada di urutan 34 dari 100 Negara termiskin di Dunia. Timor Leste berada di urutan ke 53 dan Indonesia berada di urutan ke 63. maka benang merahnya adalah bahwa Timor Leste yang merupakan Negara baru yang tidak memiliki utang luar negeri seperti Indonesia ingin mengadopsi system ekonomi kerakyatan yang yang dikembangkan oleh Banglades untuk mengangkat taraf hidup rakyatnya dengan system Micro finance untk bias diterapkan di Timor Leste. patut diakui kalo Timor Leste memiliki umur yang masih sangat muda dalam kemerdekaannya namun jika melirik Timor Leste dengan kaca mata miskin maka kesimpulan yang akan di tarik adalahorang buta mengemudi bis dan mencari jalan tol didesa. tetapi jika sebuah mobil sedang mini bias operasi di Desa atau ngga Timor Leste pantas di sebut sebagai sebuah Negara baru yang sedang menata hidup namun tidak memiliki utang luar negeri kalopun segala infrastruktur belum seperti di Negara lain.
ReplyDelete